Komandan Brigade Ahrar al-Sham Gugur Dalam Sebuah Ledakan

SURIAH (jurnalislam.com) – Hassan Abboud, Komandan brigade Ahrar al-Sham, merupakan salah seorang dari komandan senior yang telah meninggal. 50 orang gugur pada pertemuan tingkat tinggi di sebuah bunker bawah tanah di dekat sebuah gudang amunisi di luar Ram Hamdan hari Selasa (9/9/2014).

Pertemuan Idlib dihadiri Ahrar dan sejumlah brigade lainnya yang tergabung dalam aliansi Front Islam, seperti Ahrar, Abdallah Azzam dan brigade Iman, dan berencana membahas strategi untuk menghentikan tindakan ekstrim jamaah IS (Islamic State versi ISIS) terhadap kaum muslimin.

Aktivis menyebutkan nama lain yang gugur dalam serangan itu seperti: Abu Abdullah Al-Hamawi Hassan Abbud, Abu Al-Yazin Asy-Syami, Abu Thalhah Al-Ghab, Abu Abdul Malik Asy-Syar’i, Abu Aiman Al-Hamawi, Abu Aiman Ram Hamdan, Abu Sariyah Asy-Syami, Muhibuddin Asy-Syami, Abu Yusuf Binsyi, Thalal Al-Ahmad Tamam, Abu Zubair Al-Hamawi, Abu Hamzah Ar-Raqqah, Abu Al-Khair Tha’um, dan beberapa nama lain.

Abu al-Mustafa al-Ambsi, anggota biro politik Ahrar, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa mereka sedang menyelidiki serangan itu.

"Kami belum mengetahui penyebab ledakan," al-Absi mengatakan kepada Al-Jazeera TV dalam sebuah wawancara. "Kami tidak mengesampingkan infiltrasi elemen yang mampu menanam bom," tambahnya.

"Ada kemungkinan bahwa pertemuan itu disusupi dan ledakan pertama terjadi dalam bunker," katanya. "Mungkin seseorang menanam peledak di dalam karena bunker terletak di lokasi rahasia."

Dia mengatakan bahwa membunuh kelompok elit seperti itu "hanya akan membuat kita lebih tangguh untuk melawan dan terus melawan sampai kami membebaskan tanah kaum muslimin".

Tidak diketahui siapa yang melakukan serangan itu namun para pendukung IS memuji atas gugurnya Abboud di media sosial.

Pemimpin Ahrar lainnya, Abu Khaled al-Souri, rekan dekat pemimpin Al-Qaeda Osama bin Laden dan Ayman al-Zawahiri, dibunuh oleh IS awal tahun ini.

Pembunuhan tersebut menyebabkan perpecahan antara IS dengan faksi faksi mujahidin di Suriah.

Ahrar memiliki sekitar 20.000 pejuang dan merupakan kekuatan utama dalam aliansi Front Islam, yang dibentuk awal tahun ini untuk menentang jamaah IS.

Ahrar mendukung negara yang menjalankan syariat Islam secara utuh, juga yang melindungi hak-hak perempuan serta minoritas agama dan etnis lainnya, dan tidak setuju dengan pendekatan radikal yang dilakukan IS.

Dalam sebuah wawancara dengan Al Jazeera pada bulan Desember 2013 lalu  Abboud mengatakan bahwa ia akan memperjuangkan hak-hak kaum muslim dan akan menolak pembicaraan yang ditengahi PBB di Jenewa antara pemerintah rezim Suriah dan faksi faksi mujahidin di Suriah.

"Kami melihat Jenewa sebagai alat manipulasi – untuk menggagalkan revolusi Suriah agar melenceng dari tujuan dan sasaran … hasil apapun yang didapat dari konferensi, akan mengikat Koalisi Nasional Suriah saja.

"Bagi kami, kami akan terus berjuang untuk revolusi sampai berhasil mengembalikan hak-hak kami."

Namun, munculnya IS setelah pembicaraan Jenewa memberi dimensi baru bagi perang sesama kaum muslim, dimana Ahrar berjuang tidak hanya melawan pemerintah rezim Suriah tetapi melawan kelompok lain yang memerangi mereka. [ded412/new desk/Aljazeera/mimbar tauhid dan jihad]

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.