Koalisi Mujahidin Suriah Kuasai Markas Besar Qiasat Provinsi Idlib, Bunuh 40 Pasukan Rezim Assad

IDLIB (Jurnalislam.com) – Juru bicara Ahrar al-Sham, yang merupakan bagian dari Koalisi Mujahidin Suriah, melaporkan kemenangan besar yang diperoleh pejuang melalui serangan terbaru.

Koalisi Mujahidin Suriah dilaporkan telah merebut hampir semua provinsi Idlib dari pasukan pemerintah setelah melancarkan serangan besar pada hari Jumat (05/06/2015).

Abu Yazid, juru bicara Ahrar al-Sham, salah satu faksi jihad yang juga merupakan bagian dari Koalisi Mujahidin Suriah mengatakan kepada Al Jazeera pada hari Sabtu (06/06/2015) bahwa para pejuang sekarang memegang kendali Idlib "sekitar 99 persen".

Provinsi ini berbatasan dengan dua provinsi kunci, yaitu Latakia dan Hama, yang sebagian besar dikendalikan pemerintah.

Berbicara dari Idlib melalui telepon, ia mengatakan bahwa sejak serangan dimulai pada hari Jumat sore, Ahrar al-Sham telah berhasil meraih kemenangan dengan mengambil alih Qiasat,yaitu sebuah  markas besar militer; Muhambel, sebuah kota yang terletak strategis di jalan ke Latakia; dan banyak kabupaten dan desa lainnya.

Dia mengatakan hanya tinggal sedikit daerah yang tetap berada di bawah kendali rezim pemerintah, terutama bandara di pinggiran timur provinsi Idlib; dua desa utara, yaitu Fua dan Qariat; dan beberapa pos pemeriksaan militer.

Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, sebuah kelompok pemantau yang berbasis di Inggris, menegaskan laporan Koalisi Mujahidin Suriah tersebut.

Observatorium, dalam sebuah pernyataan pada hari Sabtu, mengatakan bahwa pasukan Ahrar al-Sham mengambil alih pos pemeriksaan militer terbesar di Idlib yang disebut al-Masara serta pos militer penting lainnya.

Abu Yazid juga mengatakan sedikitnya 40 tentara rezim pemerintah tewas dalam pertempuran baru-baru ini.

Banyak tank, kendaraan lapis baja dan peluncur roket hancur oleh pejuang Ahrar al-Sham, katanya.

Kantor berita pemerintah Suriah juga melaporkan kerugian militer wilayah di Idlib, mengatakan "tentara mengevakuasi beberapa situs militer di sekitar kota Muambel".

 

Deddy | World Bulletin | Jurniscom

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses