SOLO (Jurnalislam.com) – Ratusan masyarakat Soloraya menggelar aksi solidaritas untuk korban meninggal dalam kerusuhan 21-22 Mei di depan Mapolresta Surakarta, Jum’at (24/5/2019). Dalam Kerusuhan yang bermula dari depan kantor Bawaslu RI itu tercatat 8 orang meninggal dan 737 orang lainnya terluka.
Massa menuntut Menkopolhukam Wiranto dan Kapolri Tito Karnavian bertanggung jawab atas jatuhnya korban dalam aksi menolak kecurangan pemilu 2019. Mereka juga mendesak keduanya mudur dari jabatannya karena dinilai tidak mampu mencegah jatuhanya korban jiwa.
“Penegakan hukum tidak boleh melanggar hukum, dan tetap menjunjung tinggi profesionalitas dan Hak Asasi Manusia. Oleh karena itu kami meminta dengan hormat Bapak Wiranto, Kapolri dan Kapolda Metro Jaya untuk mengundurkan diri,” kata Humas Dewan Syariah Kota Surakarta (DSKS) Endro Sudarsono.
Endro juga meminta Kapolri untuk mengevaluasi kinerja anak buahnya dalam melakukan penanganan pembubaran aksi-aksi yang dilakukan masyarakat.
“Berharap kepada Kapolri, agar mengevaluasi menyeluruh atas SOP pembubaran massa dengan menghindarkan korban meninggal dunia ataupun luka luka,” ungkapnya.
“Saat pembubaran massa tidak boleh ada tindakan yang mematikan kecuali, memperingatkan, menghalau atau melumpuhkan,” imbuhnya.
Dalam aksi solidaritas tersebut, massa menggelar buka bersama dan shalat maghrib berjamaah yang diakhiri dengan doa bersama untuk para korban kerusuhan 21-22 Mei.
Anwar Abbas: Tindakan Represif Polisi Berdampak Buruk terhadap Kehidupan Bangsa