Kaitan Pendidikan Islam Terhadap Generasi

Kaitan Pendidikan Islam Terhadap Generasi

Oleh: Masyhadi Ahyar

Jika melihat realita sekarang, tampaknya generasi muda Islam hari ini dihadapkan pada beberapa tantangan besar. Krisis moral melanda hampir di semua rentang usia serta berbagai sektor masyarakat, egoisme individu yang parah, kurangnya kesadaran keimanan sebab teknologi dan media sosial yang membanjiri. Belum lagi perspektif negative terhadap Islam (islamophobia) disebabkan oknum-oknum yang menyalahgunakan agama. Semua problem tersebut adalah tantangan nyata yang harus dihadapi hari ini, lantas bagaimana Pendidikan Islam harus menjawab tantangan tersebut.

Makna Pendidikan Islam

Pendidikan Islam adalah pendidikan yang bersifat menyeluruh komprehensif. Satu sisi harus memperhatikan pembentukan pemahaman aqidah yang benar serta kokoh sebagai landasannya. Sisi lain juga harus mampu membangun kehidupan masyarakat yang baik dengan memberikan solusi terhadapnya melalui pencegahan terhadap hal-hal buruk dan perbaikan-perbaikan perilaku yang menyimpang di masyarakat.

Pendidikan Islam tidak boleh dipisahkan dengan realita kehidupan masyarakat dan juga peristiwa peristiwa yang terjadi di dalamnya. Ketika Pendidikan Islam terhubung dengan realita masyarakat serta langsung berinteraksi dengannya, maka hal tersebut menjadikan Pendidikan Islam akan selalu berkembang dan tumbuh terus-menerus, sehingga diharapkan membawa pengaruh serta kontribusi nyata menanggapi setiap kebutuhan dan solusi setiap problematika yang ada.

Tujuan Pendidikan

Pendidikan Islam jika dilihat dari jangka waktu tahapan prosesnya dapat dibagi menjadi dau yaitu tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang. Tujuan jangka pendek Pendidikan Islam adalah mempersiapkan individu-individu yang memiliki kepribadian Islami serta mampu menjalankan kewajiban-kewajibannya dengan baik. Tujuan jangka pendek ini harus dipersiapkan terlebih dahulu sebelum menuju tujuan jangka panjangnya. Ia merupakan tahapan awal yang harus diselesaikan agar tidak mengganggu atau menghambat proses menapaki tujuan selanjutnya.

Jika ada sebuah bangunan yang menjulang tinggi ke langit, kokoh diterjang angin dan hujan, tentu hal sedemikan itu terjadi sebab sebelumnya telah dibangun pula dibawahnya bangunan pondasi yang sangat kokoh. Pondasi yang kokoh dalam tujuan jangka pendek ini adalah iman yang mantab, sikap jujur, amanah, terhindar dari perilaku-perilaku menyimpang, serta memiliki kontrol diri yang seimbang antara dirinya dengan setiap individu lainnya.

Demikian pula Allah Ta’ala menyiapkan karakter para kekasihnya (Nabi Muhammad) sebelum mendapatkan tugas selanjutnya sebagai seorang Rosul bagi ummatnya.
Sedangkan tujuan jangka Panjang Pendidikan Islam adalah mencetak generasi yang mampu menjadi pemimpin-pemimpin ummat. Menjadi pemimpin memang tidak diminta namun ia harus dipersiapkan.

Pemimpin memiliki peran penting kemana ummat akan arahkan, dengan apa ia mengarahkan dan bagaimana cara ia mengarahkannya, maka sangat naif jika tidak dipersiapkan. Ia harus ditempa bukan hanya dalam majelis-majelis keilmuan secara tekstual namun juga di medan-medan perjuangan masyarakat yang erat dengan makna kontekstual, dengan harapan agar memiliki keunggulan ilmu dan karakter pemimpin yang kuat dalam dirinya.

Sumber Utama Pendidikan

Semua tujuan Pendidikan Islam diatas tidak mungkin dicapai jika tidak mengambil sumber pendidikannya utamanya dari Kitabullah yang mulia dan amalan Sunnah Nabi sebagai penjelasnya. Keduanya adalah sumber utama ilmu pengetahuan, pendidikan dan bimbingan untuk ummat.

Keduanya pula yang menjadikan Pendidikan Islam adalah satu-satunya konsep Pendidikan yang layak diterapkan secara universal karena tidak akan menyelisihi fitrah manusia, didalamnya pula mengandung petunjuk kebahagiaan, peradaban dan kemajuan bagi individu, masyarakat dan juga ummat manusia.

Setidaknya dengan mengutip dua ayat ini sudah cukup sebagai landasannya. “Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam” (Q.S. Al-Anbiya: 107).

Katakanlah: “Apakah di antara sekutu-sekutumu ada yang menunjuki kepada kebenaran?” Katakanlah “Allah-lah yang menunjuki kepada kebenaran”. Maka apakah orang-orang yang menunjuki kepada kebenaran itu lebih berhak diikuti ataukah orang yang tidak dapat memberi petunjuk kecuali (bila) diberi petunjuk? Mengapa kamu (berbuat demikian)? Bagaimanakah kamu mengambil keputusan? (Q.S. Yunus: 35).

Jawaban Pendidikan Islam

Sudah saatnya Pendidikan Islam kembali memainkan perannya untuk memunculkan para pemuda dan orang-orang untuk tampil tidak malu lagi menunjukan kegagahan dirinya sebagai orang Islam. Mereka harus mampu tampil dalam masyarakat sebagai orang-orang yang beriman secara kolektif, berani, kuat, kokoh dan tangguh berjuang masuk dalam setiap sektor kehidupan masyarakat, baik pendidikan, budaya, ekonomi dan juga politik.

Mereka beramal dengan tanpa pamrih, jauh dari penyelewengan atau tindak korupsi, jujur, amanah, cerdas, berakhlak, bahkan tanpa pengawasan manusia/CCTV. Dengan tampilnya mereka maka akan menjadi bukti hidup kembalinya wajah Pendidikan Islam sebenarnya.
Wa Allahu A’lam bi Ash-Showab

Bagikan