WASHINGTON (Jurnalislam.com) – PBB pada hari Selasa (23/10/2018) mengatakan akan menyelidiki kasus yang menewaskan jurnalis Saudi, Jamal Khashoggi jika Turki meminta.
“Kami akan menunggu untuk melihat apakah kami mendapatkan permintaan resmi dari Turki,” kata juru bicara PBB Farhan Haq kepada wartawan. “Jika kami mendapatkan sesuatu seperti itu kami akan mengevaluasinya dan membuat keputusan berdasarkan permintaan yang kami terima,” lansir Anadolu Agency.
Agar setiap penyelidikan PBB berhasil, badan internasional akan membutuhkan kerja sama dari semua pihak terkait, Haq menambahkan.
Baca juga: Trump: Penanganan Kasus Khashoggi oleh Saudi Terburuk dalam Sejarah Menutup-nutupi
Khashoggi, yang menulis untuk Washington Post, terakhir terlihat memasuki konsulat Saudi di Istanbul pada 2 Oktober.
Setelah menyangkal mengetahui tentang keberadaan Khashoggi selama lebih dari dua pekan, Arab Saudi pada hari Sabtu akhirnya mengatakan dia terbunuh dalam perkelahian di dalam fasilitas diplomatic itu.
Namun jasad Khashoggi belum ditemukan hingga kini, dan Riyadh belum menjelaskan narasinya tentang apa yang terjadi.
Stephane Dujarric, juru bicara Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, mengatakan tidak lama setelah pengumuman Arab Saudi bahwa pemimpin PBB “sangat terganggu oleh konfirmasi kematian Jamal Khashoggi.”
Guterres “menekankan perlunya investigasi yang cepat, menyeluruh dan transparan tentang keadaan kematian Mr. Khashoggi dan pertanggungjawaban penuh bagi mereka yang bertanggung jawab,” kata Guterres.
Baca juga: Erdogan: Pembunuh Jamal Khashoggi Rencana Para Pejabat Kerajaan Saudi
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan Selasa pagi meletakkan temuan awal negaranya dalam penyelidikannya, mengatakan pembunuhan Khashoggi adalah “direncanakan.”
Erdogan mengatakan semua informasi dan bukti yang telah ditemukan menunjukkan Khashoggi adalah korban dari pembunuhan brutal.
Tim Saudi mengeksplorasi Hutan Belgrad Istanbul dan provinsi barat laut Yalova sebelum membunuh Khashoggi, kata Erdogan.