SURIAH (Jurnalislam.com) – Jaish al Muhajirin wal Ansar (JMWA, atau Tentara Muhajirin dan Anshar) telah bersumpah setia kepada Jabhah Nusrah, cabang resmi al Qaeda. Langkah ini tidak mengherankan, karena JMWA, yang terutama terdiri dari pejuang asing, telah lama berjuang bersama Jabhah Nusrah dan faksi jihad al Qaeda lainnya di Suriah. Baiat (sumpah setia) JMWA ini dirilis melalui twitter resmi Jaish al Muhajirin wal Ansar. Jabhah Nusrah juga merilis pernyataan yang sama dalam twitternya beberapa hari kemudian, lansir The Long War Journal, Rabu (23/09/2015).
Keputusan untuk resmi bergabung dengan Jabhah Nusrah terjadi beberapa bulan setelah perombakan kepemimpinan JMWA. Pada bulan Juni, amir Jaish al Muhajirin wal Ansar, Salahuddin Shishani, dan wakilnya diganti dikarenakan Shishani melanjutkan kepemimpinan pada sebuah cabang Imarah Islam Kaukasus (ICE) di Suriah, dan bersumpah setia kepada amir ICE, Abu Usman Gimrinsky juga pengikut al Qaeda . Namun jelang beberapa bulan kemudian, Abu Usman syahid dalam pertempuran melawan pasukan Rusia pada bulan Agustus.
Pengganti Shishani mengundurkan diri dari jabatannya hanya beberapa pekan yang lalu. Beliau digantikan oleh al Mu'tashim Billah al Madani, seorang hakim pengadilan syariah terkemuka di JMWA. Madani seorang Saudi, adalah ulama terkemuka di jaringan Al Qaeda global.
Madani kukuh menentang Islamic State (IS). Awal tahun ini, beliau adalah seorang penandatangan fatwa yang memperbolehkan untuk melawan pasukan Abu Bakar al Baghdadi di Suriah. Fatwa tersebut juga ditandatangani oleh tokoh Ulama terkemuka Syeikh Abu Qatada al Filistini dan Syeikh Abu Muhammad al Maqdisi. Penandatangan lainnya termasuk Dr. Sami al Uraydi, seorang pejabat syariah senior Jabhah Nusrah, dan Syeikh Abdallah Muhammad al Muhaysini, yang merupakan salah satu ulama al Qaeda yang paling menonjol di seluruh Suriah.
Tanda tangan Madani bersama para pemimpin penting tersebut adalah indikasi penting dari pendiriannya. Memang, Jabhah Nusrah dan Syeikh Muhaysini, yang juga seorang Saudi, dilaporkan memainkan peran menonjol dalam reshuffle kepemimpinan JMWA ini.
JMWA adalah salah satu dari tiga kelompok dalam koalisi Ansar al Din. Dua lainnya adalah Fajr al Sham dan Sham al Islam, yang keduanya akan melanjutkan sebagai bagian dari Ansar al Din.
Semua faksi jihad yang disebutkan di atas merupakan afiliasi al-Qaeda, yang telah berupaya menyembunyikan sejauh mana sebenarnya perannya dalam perjuangan melawan rezim Syiah Assad.
Reorganisasi terbaru mungkin ada hubungannya dengan peran al Qaeda dalam pertempuran di provinsi Aleppo, di mana JMWA memiliki kehadiran yang kuat. al Qaeda dan sekutu-sekutunya, bersama dengan pejuang non-afiliasi lainnya, telah melawan IS dan rezim Syiah Bashar al Assad di provinsi utara. Sebelum kesetiaan JMWA untuk Jabhah Nusrah menjadi resmi, pejabat media dalam Ansar al Din yang dikenal sebagai Ali Sabr menyatakan dalam twitter bahwa merger resmi akan "meningkatkan aktivitas Al Qaeda di Aleppo dan daerah sekelilingnya."
JMWA ditetapkan sebagai organisasi jihad oleh Departemen Luar Negeri AS pada bulan September 2014. Pada saat itu, AS menggambarkannya sebagai "organisasi jihad yang dipimpin pejuang Chechnya berbasis di Suriah terutama terdiri dari pejuang asing." Banyak yang telah berubah sejak saat itu, bagaimanapun, termasuk aset mereka di jajaran senior.
Evolusi JMWA sangat dipengaruhi antara al Qaeda dan IS di Suriah. JMWA didirikan oleh Syeikh Omar al Shishani, pemimpin Chechnya yang bergabung dengan IS pada musim gugur 2013. JMWA awalnya mencoba untuk tetap netral dalam konflik antara al Qaeda dan IS, namun aliansinya dengan Jabhah Nusrah, Ahrar al Sham dan jihadis anti IS lainnya semakin jelas dari waktu ke waktu.
Dengan bergabungnya secara resmi, Jabhah Nusrah telah mengkonsolidasikan otoritasnya atas faksi JMWA yang menolak untuk mengikuti pemimpin IS. Jajaran Jabhah Nusrah akan membesar oleh hadirnya ratusan mujahidin karena kesepakatan.
Dibawah ini pernyataan mengenai bergabungnya JMWA dengan Jabhah Nusrah (dalam bahasa Arab dan Rusia);
Deddy | TLWJ | Jurniscom