GAZA (jurnalislam.com)— Lebih dari 1.500 bangunan tempat tinggal di lingkungan Al-Zeitoun, tenggara Kota Gaza, hancur total sejak Israel memulai operasi darat pada 6 Agustus 2025. Hal ini disampaikan juru bicara Pertahanan Sipil Gaza, Mahmoud Basal.
“Bagian selatan Al-Zeitoun telah rata dengan tanah, tanpa ada bangunan yang tersisa,” kata Basal. Ia menjelaskan bahwa militer Israel menggunakan ekskavator, alat berat, hingga robot peledak dengan intensitas rata-rata tujuh ledakan per hari.
Menurutnya, penggunaan drone quadcopter turut memperparah skala kehancuran. Basal menambahkan, sekitar 80 persen warga Al-Zeitoun telah mengungsi ke wilayah barat atau utara Kota Gaza.
Kabinet Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada awal Agustus menyetujui rencana pendudukan penuh Jalur Gaza. Serangan terbaru yang dijuluki “Kereta Perang Gideon 2” difokuskan di bagian utara wilayah tersebut. Rencana ini menuai kecaman internasional karena memperburuk kondisi kemanusiaan dan menghambat upaya gencatan senjata.
Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan lebih dari 62.900 warga Palestina telah tewas sejak perang dimulai pada 7 Oktober 2023. Jumlah tersebut diyakini masih lebih rendah dari angka sebenarnya, karena ribuan korban masih tertimbun reruntuhan bangunan.
Basal juga menyebut kota Jabalia di Gaza utara mengalami kondisi serupa dengan Al-Zeitoun akibat penembakan dan serangan udara yang terus-menerus, meski invasi darat belum dilakukan.
“Situasi kemanusiaan sangat memprihatinkan, dengan sistem pertahanan sipil yang hancur, minimnya layanan kesehatan, serta tidak adanya tempat aman bagi pengungsi,” tegasnya.
Ia membantah klaim Israel tentang adanya “zona aman” bagi warga sipil. “Bagaimana mungkin ada zona aman setelah Rumah Sakit Nasser di Khan Younis dan kamp pengungsi di dekat Rumah Sakit Syuhada Al-Aqsa di Deir al-Balah diserang, sementara Rafah sepenuhnya berada di bawah kendali Israel?” ujarnya.
Sementara itu, puluhan keluarga di wilayah Jabalia al-Nazla dilaporkan terpaksa mengungsi akibat gempuran Israel. Pada Rabu (27/8), militer Israel mengumumkan pembentukan batalion zeni baru di bawah Brigade Givati untuk memperkuat operasi di kota tersebut. (Bahry)
Sumber: TNA