Islamophobia Meningkat di Jerman

JERMAN (Jurnalislam.com) – Sejak 17.500 warga Jerman berdiri di depan Opera House Dresden City pada hari Senin sambil berteriak, "Tidak ada lagi kebohongan. Kami adalah rakyat," telah jelas bahwa golongan kanan timbul lagi di Jerman.

Patriotik Eropa melawan Islamisasi dari kelompok Negara Barat telah mengadakan  sepuluh demonstrasi semacam, dan hari senin merupakan demonstarsi yang terbesar sejauh ini.

Pemimpin organisasi kelompok kanan tersebut, Lutz Bachmann, telah membangun opini sejak Oktober ketika ia mulai melancarkan protes terhadap pembangunan pusat pengungsi di Dresden.

Pada hari Senin, ia berteriak ke arah kerumunan: "Ini bukan tanah imigrasi."

Demonstrasi semacam ini telah tersebar di seluruh negeri tahun ini, sampai-sampai para aktivis anti-ekstremis di organisasi Berlin Menolak Nazi menciptakan sebuah aplikasi smartphone untuk melacak mereka, yang disebut "applikasi Anti-Nazi."

"Orang-orang yang berpartisipasi dalam demonstrasi ini tidak menganggap diri mereka ekstrimis, namun mereka menyebut diri sebagai warga kelas menengah biasa," psikolog Jerman, Oliver Decker, dari University of Leipzig mengatakan dalam sebuah wawancara pada hari Senin dengan surat kabar bisnis Jerman Wirtschaftswoche. "Mereka melihat Islam sebagai sebuah bahaya dan sebuah target, karena ada ketakutan besar mengenai kebijakan imigrasi negara."

Decker adalah salah satu penulis dari sebuah penelitian yang dilakukan oleh University of Leipzig, yang diterbitkan pada bulan Juni, yang benar-benar menunjukkan bahwa sikap para ekstremis sayap kanan telah menurun di seluruh negeri.

"Namun, sayangnya, kelompok-kelompok imigran dan pendatang tertentu jelas-jelas mengalami diskriminasi oleh mereka," kata Decker.

Salah satu kelompok tersebut adalah imigran Islam.

"Dalam beberapa tahun terakhir, Islamophobia sebagai bentuk modern dari xenofobia telah menjadi tindakan yang semakin penting bagi ekstremis sayap kanan," Kantor Jerman untuk Perlindungan Konstitusi (the German Office for the Protection of the Constitution) mengatakan dalam sebuah pernyataan di situsnya. "Ekstremis sayap

Bachmann sendiri adalah mantan salesman iklan berusia 41 tahun. Dia mengatakan kepada surat kabar Jerman Bild-Zeitung bahwa ia tidak melawan Islam, melainkan menentang "Islamisasi" negaranya. Meskipun demikian, telah terjadi peningkatan serangan terhadap orang asing sebesar 20,4 persen pada pada tahun 2014, menurut pengumuman Kementerian Dalam Negeri Jerman pada tanggal 4 Juni.

Ada sejumlah kontra-demonstrasi yang didorong oleh organisasi anti-rasisme seperti yang ada di Berlin.

Sekitar 4.500 orang berbaris melalui Dresden pada hari Senin, membawa spanduk bertuliskan: "Nazi bebas"

Demonstrasi serupa terhadap orang-orang Patriotik Eropa melawan Islamisasi dari kelompok Negara Barat berlangsung di Munich, dengan sedikitnya 12.000 orang yang berpartisipasi.

Di Bonn, beratus orang yang kontra-demonstran berhadapan dengan anggota kelompok anti-imigrasi Terhadap Islamisme dari Bonn, mendorong intervensi polisi.

Yang mendasari meningkatnya ekstrimis sayap kanan, adalah kebutuhan dasar, kata ilmuwan politik Albrecht von Lucke.

"Orang-orang ini merasa bahwa tidak ada yang memperhatikan mereka, bahwa mereka tidak didengar," katanya.

 

Deddy | World Bulletin | Jurniscom

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.