Inilah Malcolm X yang Mungkin Belum Anda Ketahui

Inilah Malcolm X yang Mungkin Belum Anda Ketahui

NEW YORK (Jurnalislam.com) – Digambarkan sebagai salah satu pemimpin African American terbesar dan dipuji sebagai orang yang meletakkan fondasi gerakan the Black Power, Malcolm X hari ini akan berusia 93 tahun.

Pemimpin hak sipil tersebut terbunuh di Audubon Ballroom di New York City pada hari Ahad, 21 Februari 1965, hanya tiga bulan sebelum berusia 40 tahun.

Dalam hidupnya, dia tidak selalu diakui atas prestasinya. Banyak yang menganggapnya sebagai pemuda yang emosional. Inilah ceritanya:

Tukang kayu bukan pengacara

  • Malcolm Little lahir di Omaha, Nebraska pada tahun 1925. Ketika berusia enam tahun, ayahnya, Pendeta Earl Little, seorang pendeta Baptis, meninggal setelah ditabrak oleh sebuah mobil.
  • Keluarga mereka sangat miskin sehingga ibu Malcolm, Louise Little, terpaksa memasak daun dandelion dari jalan untuk memberi makan anak-anaknya. Louise ditempatkan di rumah sakit jiwa saat Malcolm berumur 13. Dia tinggal di rumah asuh setelah itu.
  • Malcolm unggul di sekolah, tapi setelah salah satu gurunya mengatakan kepadanya bahwa dia seharusnya menjadi seorang tukang kayu saja dan bukan seorang pengacara, dia kehilangan motivasi dan mengakhiri pendidikan formalnya.
  • Pada usia 27, Malcolm mengubah nama belakangnya menjadi X. Dia kemudian menulis bahwa Little adalah nama yang “dipaksakan majikan berkulit putih … pada leluhur ayah mereka.”

Nation of Islam

  • Di masa remajanya, dia terlibat dalam kegiatan kriminal dan dipenjara dari tahun 1946 sampai 1952.
  • Di penjara, dia mengalami transformasi dan akhirnya bergabung dengan Nation of Islam, sebuah gerakan African American yang menggabungkan Islam dengan nasionalisme hitam.
  • Malcolm berhenti merokok dan berjudi. Dengan ambisi untuk kembali mendidik dirinya sendiri, dia menghabiskan waktu berjam-jam membaca buku di perpustakaan penjara dan hafal sebuah kamus.
  • Setelah dibebaskan dari penjara, dia membantu memimpin Nation of Islam, menandai periode pertumbuhan terbesarnya. Dia mendirikan surat kabar Nation, Muhammad Speaks, dan memimpin administrasi masjid untuk Nation di New York, Philadelphia dan Boston.

Pergerakan hak warga sipil

  • Sebagai pembicara publik yang cerdas, Malcolm X mengungkapkan rasa frustrasi dan kepahitan warga African American selama fase utama gerakan hak-hak sipil dari tahun 1955 sampai 1965.
  • Malcolm mendukung pemisahan orang kulit hitam dan kulit putih Amerika dan menolak gerakan hak-hak sipil karena penekanannya pada integrasi.
  • Dalam sebuah tandingan yang berlawanan dengan filosofi Martin Luther King tentang kekerasan, Malcolm X mengatakan: “Saya mendukung kekerasan karena jika tidak melakukan kekerasan berarti kita terus menunda penyelesaian masalah orang kulit hitam Amerika.”
  • Malcolm mendesak pengikutnya untuk membela diri “dengan segala cara yang diperlukan.”
  • Dia adalah salah satu pencetus suara awal untuk berbicara menentang keikutsertaan AS di Vietnam. Dan dia membuat banyak pihak marah saat, sebagai reaksi atas pembunuhan Presiden John F Kennedy, dia mengatakan bahwa “ayam-ayam itu telah pulang ke rumah untuk bertengger.”
  • Dia memberikan dasar intelektual untuk gerakan the Black Power dan gerakan black consciousness di AS pada akhir 1960an.

Pembunuhan

  • Setelah ketegangan mendalam dengan Elijah Muhammad mengenai arah politik Nation of Islam, Malcolm meninggalkan Nation pada tahun 1964.
  • Setelah melakukan perjalanan ke Afrika dan Timur Tengah, di mana dia melakukan ibadah haji, dia memeluk Islam dan dikenal sebagai el-Haji Malik el-Shabazz.
  • Permusuhan yang berkembang antara dia dan Nation menyebabkan banyak ancaman kematian dan kekerasan terbuka terhadap Malcolm.
  • Pada tahun 1965, Malcolm ditembak saat sedang ceramah di Audubon Ballroom di Harlem.
  • Dia dilarikan ke klinik darurat berjarak satu blok. Lima belas menit setelah masuk klinik, dia dinyatakan meninggal dunia. Tiga anggota Nation dihukum karena pembunuhan tersebut.
  • Pemakaman di Unity Funeral Home di Harlem dihadiri oleh 14.000 sampai 30.000 orang yang berkabung.
Bagikan