PAKISTAN (Jurnalislam.com) – Seorang dokter Pakistan yang membantu intelijen Amerika melacak dan membunuh Syeikh Usamah bin Laden telah dipindahkan ke lokasi yang tidak diketahui karena ada ancaman pembunuhan terhadap dirinya, seorang pejabat Pakistan dan seorang anggota keluarga mengatakan.
Shakil Afridi, yang membantu CIA dalam menemukan Syeikh Bin Laden, ditahan di sebuah penjara di kota barat laut Peshawar di mana dia telah mendekam selama delapan tahun terakhir karena diduga memiliki koneksi dengan organisasi terlarang.
Pengacara Afridi, Qamar Nadi, mengatakan kliennya ditahan di sel isolasi di penjara pusat Peshawar.
CIA Rilis Dokumen dan Video Milik Syeikh Usamah yang Dicuri saat Serangan 2011
Seorang pejabat senior penjara mengatakan kepada kantor berita AFP pada hari Jumat (27/4/2018) bahwa Afridi dipindahkan ke tempat yang lebih aman oleh badan intelijen Inter-Services Intelligence (ISI) Pakistan pada Kamis malam.
Saudara dokter, Jamil Afridi, menegaskan bahwa pejabat pemerintah memberitahu dia bahwa Afridi “telah dipindahkan ke tempat yang lebih aman”.
Menurut laporan media lokal, pemerintah provinsi meminta Afridi dipindahkan dari penjara Peshawar disebabkan kehadiran para mujahidin Taliban di antara para tahanan, yang menurut mereka menjadi ancaman besar bagi hidupnya.
Afridi ikut serta dalam program vaksinasi palsu di Abbottabad – sebuah kota yang terletak 150 km di utara ibukota Islamabad – sebagai bagian dari skema kontroversial oleh CIA untuk mengidentifikasi keberadaan mantan pemimpin al-Qaida itu.
Pasukan khusus AS memasuki Pakistan dengan helikopter dan membunuh Bin Laden dalam serangan di Abbottabad pada Mei 2011.
Putra Syeikh Usamah: Al Qaeda telah Berkembang Pesat Meskipun Hadapi Perang 15 Tahun
Afridi kemudian ditangkap oleh agen ISI dan dijatuhi hukuman 33 tahun penjara karena diduga terkait dengan kelompok terlarang.
Beberapa anggota parlemen AS percaya ahli bedah itu dihukum karena berkolaborasi dengan CIA.
Presiden AS Donald Trump mengatakan selama kampanye pemilihannya dia akan menekan Pakistan untuk membebaskan Afridi.
“Saya yakin mereka akan melepaskannya. Karena kami memberikan banyak bantuan kepada Pakistan,” kata Trump pada saat itu, menambahkan Pakistan “mengambil keuntungan seperti orang lain”.
Pada 2016, setelah Washington mengancam akan memotong bantuan ke Islamabad, hukuman Afridi dikurangi hingga 10 tahun.