JAKARTA (jurnalislam.com)- Indonesia telah menyiapkan 20.000 personel untuk kemungkinan pengerahan ke Jalur Gaza, kata Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin pada Jumat (14/11/2025).
Pasukan tersebut mencakup unsur medis hingga teknisi, dan dapat segera diberangkatkan setelah seluruh persetujuan internasional terpenuhi. Pernyataan itu ia sampaikan kepada wartawan sebagaimana dikutip kantor berita pemerintah Antara.
Sjafrie menjelaskan bahwa pemerintah tengah mengkaji dua jalur otorisasi. Pertama, pengerahan di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Kedua, pengerahan berdasarkan persetujuan organisasi internasional yang diprakarsai Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Opsi kedua, kata dia, membutuhkan keterlibatan diplomatik tingkat tinggi serta kesepakatan antarkepala negara. Ia menegaskan bahwa dukungan dari negara-negara Arab juga sangat menentukan.
“Untuk negara-negara Arab Arab Saudi, Yordania, Mesir, Qatar, dan Uni Emirat Arab jika mereka memberikan lampu hijau, Indonesia akan dengan senang hati terlibat,” ujarnya. Sjafrie menambahkan bahwa persetujuan Israel juga menjadi faktor yang tidak dapat dihindari.
Rencana pengerahan ini sejalan dengan tahap awal proposal 20 poin Presiden AS Donald Trump untuk mengakhiri perang Gaza, yang di dalamnya mencakup gencatan senjata bertahap sejak 10 Oktober 2025.
𝗕𝗲𝗿𝗯𝗮𝗴𝗶 𝗜𝗻𝘁𝗲𝗹𝗶𝗷𝗲𝗻 𝗱𝗲𝗻𝗴𝗮𝗻 𝗬𝗼𝗿𝗱𝗮𝗻𝗶𝗮
Pernyataan Sjafrie disampaikan saat Raja Yordania Abdullah II melakukan kunjungan ke Jakarta dan bertemu Presiden Indonesia Prabowo Subianto untuk membahas perkembangan Gaza.
Sjafrie mengatakan bahwa Indonesia dan Yordania sepakat untuk bertukar intelijen guna memantau situasi di wilayah kantong tersebut.
Setelah bertemu dengan Kepala Angkatan Bersenjata Yordania, Yousef Ahmed Al-Hunaiti, ia mengatakan:
“Kami akan bersama-sama membentuk komite untuk bertukar intelijen dan informasi terkini. Mengingat kedekatan geografis Yordania dengan Gaza, kami melihat nilai strategis dalam berkolaborasi untuk lebih memahami kondisi di lapangan.”
Ia menegaskan bahwa intelijen tersebut penting bagi Jakarta dalam mempersiapkan potensi pengerahan pasukan penjaga perdamaian.
Selain itu, Indonesia dan Yordania juga membuka kerja sama baru di bidang teknologi drone melalui kemitraan antara PT Pindad dan perusahaan pertahanan Yordania, Deep Element. Kolaborasi ini menjadi bagian dari kerja sama pertahanan yang lebih luas antara kedua negara. (Bahry)
Sumber: TRT