Imran Khan Mantan Atlit Kriket, Calon PM ke-19 Pakistan

Imran Khan Mantan Atlit Kriket, Calon PM ke-19 Pakistan

KARACHI (Jurnalislam.com) – Imran Khan, mantan pahlawan olahraga kriket, siap menjadi perdana menteri Pakistan ke-19 dengan janji-janji reformasi besar-besaran dan perjuangan melawan korupsi.

Partai pusat kelompol-kanannya, Pakistan Tehreek-e-Insaf (PTI) telah muncul sebagai partai tunggal terbesar dalam pemilihan hari Rabu, lansir Anadolu Agency Jumat (27/7/2018).

Lahir pada tahun 1952 di kota Lahore di timur laut, Khan, memenangkan satu-satunya Piala Dunia kriket untuk Pakistan pada tahun 1992, sesuatu yang sering dia ulang dalam kampanye pemilihannya.

Sebagai seorang pembicara berapi-api dengan naluri otoriter, Khan yang karismatik telah dilihat sebagai penyelamat oleh orang biasa dalam perannya sebagai seorang pemain kriket, filantropis dan politikus.

Gelombang dukungan ini baginya cukup baru. Hingga satu dekade yang lalu, dia bahkan tidak dianggap di antara 20 politisi terbaik di negara itu.

Khan dibesarkan di sebuah keluarga kelas menengah-atas di Zaman Park, Lahore dan merupakan salah satu dari sedikit politisi Pakistan yang memiliki latar belakang pendidikan yang mengesankan di samping karir kriketnya yang cemerlang.

Ketika ia memulai kriket utama pada usia 16 tahun, ia masih seorang mahasiswa dari Aitchison College yang bergengsi, almamater bagi beberapa birokrat dan politisi papan atas.

Pada usia 18 tahun, ia dikirim ke the Royal Grammar School High Wycombe, Inggris dan kemudian ke the Oxford University untuk mempelajari ilmu politik, filsafat, dan ekonomi.

Selama tinggal di Inggris, ia mulai bermain kriket wilayah, selain mewakili Pakistan dalam kriket internasional.

Dia membintangi lima Piala Dunia; 1975, 1979, 1983, 1987 dan 1992.

Khan menjadi salah satu bowlers tercepat pada tahun 1976 dan membantu timnya memenangkan sejumlah pertandingan.

Sepanjang karir kriketnya, Khan mendapatkan reputasi sebagai playboy setelah terlibat affairs dengan beberapa wanita Inggris, India, dan Pakistan.

Tetapi setelah pensiun dari kriket pada tahun 1992, ia mengganti gaya hidupnya untuk filantropi dan politik.

Khan memulai perjalanan untuk mengumpulkan sumbangan guna mendirikan rumah sakit kanker pertama di negara bagian itu – yang diberi nama seperti ibunya Shoukat Khanum yang meninggal karena kanker di Lahore. Misi tersebut berhasil membuatnya mendapatkan cinta dan rasa hormat yang besar di antara orang-orang Pakistan.

Ia mendirikan PTI pada tahun 1996 dengan janji-janji ‘Naya Pakistan (Pakistan Baru)’, di mana politik dinasti tidak memiliki peran.

Pakistan: Lagi Konvoi Kampanye Pemilu Dihantam Bom, Kandidat Partai Tewas

PTI tidak dapat memenangkan satu kursi pun kali pertama pada tahun 1997. Pada pemilu 2002, ia hanya dapat memenangkan satu kursi dari kampung halamannya, Mianwali – sebuah distrik terpencil di provinsi Punjab. Partainya memboikot pemilu 2008, yang diselenggarakan oleh penguasa militer saat itu Jenderal Pervez Musharraf.

Karir politik Khan mengambil langkah besar yang sebenarnya pada tahun 2011 dengan rapat umum besar-besaran di Lahore yang mengejutkan para komentator politik dan membunyikan lonceng peringatan bagi Sharif, yang telah memerintah provinsi paling padat, Punjab, selama tiga dekade terakhir.

Dalam pemilihan 2013, Khan tampaknya memiliki daya tarik yang mengesankan bagi kaum muda, yang merupakan 60 persen dari total penduduk negara itu.

Dia cukup menyulitkan dua partai politik utama, Liga Muslim Pakistan-Nawaz (Pakistan Muslim League-Nawaz/PML-N) dan Partai Rakyat Pakistan (Pakistan People’s Part- PPP), yang telah bergantian memerintah negara itu.

Partainya tidak hanya berubah menjadi partai terbesar kedua tetapi juga berhasil membentuk pemerintahan di provinsi barat laut Khyber Pakhtunkhawa (KP).

Hasil pemilihan hari Rabu menunjukkan PTI akan dengan nyaman membentuk pemerintah di pusat dan KP, dan leher-di-leher dengan saingan rival PML-N di Punjab.

Khan menikah tiga kali, dua berakhir dengan perceraian.

Dia pertama kali menikahi Jemima Goldsmith dari keluarga Goldsmith, miliarder Inggris pada 1995, yang melahirkan dua putra; Sulaiman Isa Khan dan Qasim Khan. Mereka bercerai pada 2004.

Sebelas tahun kemudian ia menikahi seorang penyiar berita lokal Reham Khan yang hanya bisa bertahan sepuluh bulan.

Khan condong ke arah Sufisme dalam beberapa tahun terakhir, dengan sering berkunjung ke kuil dan penyembuh iman untuk mencari berkah bagi perjalanan politiknya.

Ini membuatnya menikahi penyembuh iman, Bushra Manika, yang biasa dikenal sebagai Pinky Peerni, pada tahun 2018.

Saingannya kadang-kadang menyamakan Khan dengan Donald Trump karena seringnya kritik terhadap media bebas dan kebijakan u-turns.

Mantan ikon kriket ini akan memimpin pemerintah ketika negaranya terguncang akibat polarisasi internal dan eksternal.

Di front internal, partai-partai besar menentangnya karena kata-katanya yang kasar dan pernyataan-pernyataan terhadap saingannya. Demikian juga secara eksternal, Islamabad tidak menikmati hubungan baik dengan tetangga dan sekutunya, termasuk India, Afghanistan, dan Amerika Serikat.

Tetapi para pendukungnya melihat seorang mesias (juru selamat) di dalam dirinya, yang akan menyetir negara itu dari situasi yang memanas dengan tekad dan niat baik.

Bagikan