IDI: Hari Ini RS Rujukan Covid DKI Penuh, Bulan Depan Kapasitas Berlebih

IDI: Hari Ini RS Rujukan Covid DKI Penuh, Bulan Depan Kapasitas Berlebih

JAKARTA(Jurnalislam.com) — Ketua Satgas Covid-19 IDI Profesor Zubairi Djoerban mengatakan saat ini rumah sakit (RS) rujukan Covid-19 di DKI Jakarta penuh dengan pasien yang terpapar Covid-19.  Jika kondisi kekuarangan tempat tidur tidak dicegah secara dini, bisa dipastikan bulan depan RS akan mengalami kelebihan kapasitas.

“Saat ini RS rujukan Covid-19 itu penuh. Artinya orang yang terkena Covid-19 dan harus dirawat susah nyari tempat tidur. Nantinya, jika hal ini tidak dicegah seperti penambahan RS rujukan di Jakarta, pasien akan bingung untuk berobat kemana dan tenaga kesehatan akan lebih banyak yang terkena Covid-19 akibat beban berlebih pasien yang semakin hari semakin banyak,” katanya, Rabu (12/8).

Kemudian, ia melanjutkan jumlah RS rujukan di DKI Jakarta hanya ada 59 RS, Jawa Tengah 58 RS, Jawa Timur 127 RS dan Jawa Barat 153 RS. Menurutnya, harus ada penambahan RS rujukan khususnya di daerah yang tidak menggelar tes Covid-19 secara merata.

“Makanya, sekarang kenapa DKI Jakarta paling banyak yang positif Covid-19 karena ada tes Covid-19 yang dilakukan kepada masyarakatnya. Jadi, gampang untuk di-tracing dan cepat dirawat. Sedangkan di daerah sepertinya tes-tes tersebut tidak dilaksanakan secara merata. Sehingga nantinya akan lebih parah karena tidak tahu siapa yang terkena Covid-19,” kata dia.

Dengan kondisi seperti ini, harus ada upaya pencegahan pemerintah dari sekarang seperti, membangun RS rujukan Covid-19 dengan memenuhi tenaga kesehatan dan alat-alatnya. Itu butuh proses yang panjang atau menambah RS yang ada dijadikan RS rujukan Covid-19.

Menurut Zubairi, Instruksi Presiden (Inpres) tentang Covid-19 harus dilaksanakan. Jangan hanya menjadi aturan. Pemerintah harus mengontrol masyarakat dan bekerja sama dengan instansi lain untuk mencegah penyebaran Covid-19.

“Persentase rata-rata makin lama meningkat seminggu terakhir. Ini merupakan tugas masyarakat, pemerintah dan tim kesehatan. Jaga jarak, cuci tangan dan pakai masker. Paling penting pemerintah harus tingkatkan tes masifnya berkali lipat harus mencapai 100 ribu per hari,” kata dia.

Sumber: republika.co.id

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.