Harits Abu Ulya: Operasi Camar Maleo Dimanfaatkan Orang-Orang Oportunis

Jakarta (Jurniscom) – Pemerhati Kontra Terorisme, Harits Abu Ulya menilai operasi Camar Maleo dimanfaatkan oleh kelompok kepentingan di Poso. Operasi Camar Maleo yang melibatkan Polri dan Detasemen Khusus 88 ini sendiri, ditujukan menghentikan pergerakan kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT), pimpinan Santoso.

"Ya itu, tidak ada kebijakan serius dari pemerintah pusat. Jadi, cenderung poso hanya dijadikan aset kepentingan oportunis oleh orang-orang yang berkepentingan dengan poso," kata Direktur The Community Ideological Islamic Analyst (CIIA) dalam rilis kepada jurnalislam.com pada Sabtu (7/3/2015). 

Harits mencontohkan bentuk ketidakseriusan pemerintah dalam operasi tersebut, diantaranya dalam menghadapi kelompok MIT yang menggunakan taktik gerilya di gunung dan hutan hanya dihadapi oleh personel polri yang tidak terlatih untuk menghadapi perang gerilya di hutan dan gunung. 

"Bagaimana mungkin kelompok sipil bersenjata yang memiliki tehnik gerilya di gunung dan hutan hanya dihadapi personil tidak dilatih taktik regu perang gerilya," ungkapnya. 

Akhirnya, kata Harits, aparat keamanan malah mensasar orang-orang pinggiran yang diduga sebagai pensuplai logistik kelompok Santoso. 

"Cara-cara penanganan sporadis seperti ini hanya akan melahirkan masalah baru untuk rasa aman masyarakat," tegasnya.

Dalam pantauan CIIA dilapangan, Densus 88/AT Mabes Polri telah melakukan penangkapan sejumlah orang terduga pendukung logistik kelompok MIT. Di antaranya, pada tanggal (4/3/2015) Pukul 10.00 WITA, telah terjadi penangkapan terhadap 2 (dua) orang terduga jaringan Santoso. 

Pertama bernama Muh. Nasir, (42 tahun), seorang petani beralamat di Desa. Weralulu Kec. Poso Pesisir Kab. Poso. Kedua bernama Abdul Hadip alias Aco Bambu, (34 tahun) yang juga seorang petani beralamat di Jl. Trans Sulawesi Desa Masamba Kec. Poso Pesisir Kab. Poso.

Kronologisnya, pada pukul 09.50 Wita, pada saat Muh. Nasir hendak pulang kerumahnya tiba-tiba disergap oleh anggota Densus 88/AT Mabes Polri di depan Toko milik Hj. Arifin atau tepat di depan Mesjid Tokorondo Jl. Trans Sulawesi Desa Tokorondo Kec. Poso Pesisir Kab. Poso, Nasir langsung dinaikkan ke atas mobil Toyota Avansa berwarna putih.

Selanjutnya pada Pukul 10.20 WITA, Abdul Hadip alias Aco Bambu saat sedang beristrahat didalam rumahnya tiba-tiba disergap oleh anggota Densus 88/AT Mabes Polri. ke 2 korban itu langsung dibawa ke Mapolda Sulteng Palu untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Kedua pelaku tersebut dianggap pemain lama dan sampai saat ini keduanya merupakan simpatisan kelompok Santoso. "Selain itu kedua pelaku di duga sebagai pengantar logistik kelompok Santoso," terang Harits.

Sebelumnya, Densus 88 juga melakukan penangkapan pada Selasa (3/3/2015) terhadap Adriansyah alias Adrian (26 thn) dii desa Masamba di arah jalan sawah. Saat itu, korban yang sedang mengendarai motor tiba-tiba diapit oleh beberapa motor sampai korban jatuh dari motor kemudian dengan kasar ditangkap dan dimasukan ke mobil Avansa hitam. 

"Motor korban juga dibawa, bahkan 1 buah motor korban yang ada di rumah juga ikut diambil," terang Harits.

Zarqawi | Jurniscom

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.