Hari Santri, Momen Jihad Melawan Kebodohan dan Kemiskinan

Hari Santri, Momen Jihad Melawan Kebodohan dan Kemiskinan

JAKARTA(Jurnalislam.com) – Pemerintah telah menetapkan 22 Oktober sebagai Hari Santri sejak setahun lalu. Penetapan tanggal 22 Oktober tidak bisa dilepaskan dari momentum penting peristiwa bersejarah perjuangan Bangsa Indonesia melawan kolonialisme.

Pada 71 tahun silam, tepatnya 22 Oktober 1945, terjadi Resolusi Jihad yang diprakarsai Rais Akbar PBNU Hadratus Syech KH Hasyim Asyari di Surabaya. Saat itu, pesan utama yang disampaikan adalah berperang menolak dan melawan penjajah merupakan suatu kewajiban.

Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid mengatakan, dalam resolusi tersebut, umat Islam, laki-laki, perempuan, dan anak-anak yang sudah akil baliq, wajib hukumnya yang berada dalam radius 94 km, dengan atau tanpa mengangkat senjata untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia di medan laga.

”Diserukan melakukan jihad di medan pertempuran. Pada waktu itu musuhnya jelas, yakni Belanda dan Inggris,” tutur politikus yang akrab disapa Gus Jazil di sela Peringatan Hari Santri dan Sosialisasi Empat Pilar MPR di Wisma Syariah, Ciputat, Tangerang Selatan, Senin (19/10/2020).

Dikatakan Gus Jazil, masa kemerdekaan saat ini, tidak lepas dari perjuangan seluruh komponen masyarakat, ulama, dan santri. “Masa kemerdekaan merupakan sesuatu nikmatnya rasanya luar biasa. Saat ini kita nikmati hasil perjuangan para pahlawan,” paparnya.

Wakil Ketua Umum DPP PKB ini menambahkan, saat ini, semua elemen bangsa harus bersama-sama mengisi kemerdekaan. “Mengisi kemerdekaan adalah bagian dari melanjutkan warisan para pejuang, ulama, dan santri,” tuturnya.

Sumber: republika.co.id

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.