KAIRO (jurnalislam.com)- Negosiasi gencatan senjata antara Israel dan Hamas yang dimediasi Mesir dan Qatar dilaporkan hampir mencapai kemajuan signifikan. Hal itu disampaikan dua sumber keamanan Mesir kepada kantor berita Reuters, Senin (28/4/2025).
Namun, hingga kini belum ada pernyataan resmi dari pihak Israel maupun Hamas terkait laporan tersebut. Reporter Axios, Barak Ravid, mengutip keterangan seorang pejabat Israel yang membantah adanya terobosan dalam pembicaraan itu, meski tanpa merinci lebih lanjut.
Sumber-sumber Mesir mengungkapkan bahwa kedua pihak telah mencapai titik temu terkait gencatan senjata jangka panjang di Jalur Gaza. Meski demikian, masih ada sejumlah poin yang belum disepakati, termasuk tuntutan Israel agar Hamas menyerahkan seluruh persenjataannya. Hamas sendiri menegaskan bahwa pelucutan senjata merupakan garis merah yang tidak dapat dinegosiasikan.
Sebelumnya, media lokal Al Qahera News TV yang dekat dengan pemerintah Mesir melaporkan bahwa Kepala Intelijen Mesir, Jenderal Hassan Mahmoud Rashad, dijadwalkan bertemu dengan delegasi Israel yang dipimpin oleh Menteri Urusan Strategis, Ron Dermer, di Kairo pada Senin.
Pertemuan itu merupakan bagian dari rangkaian pembicaraan intensif yang melibatkan pihak Mesir dan Israel. Namun, belum ada laporan resmi dari mediator Mesir dan Qatar mengenai hasil terbaru dari negosiasi tersebut.
Perdana Menteri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani, menyatakan pada Minggu lalu bahwa pertemuan yang berlangsung di Doha mengalami kemajuan, meskipun belum menghasilkan kesepakatan konkret soal akhir dari perang.
Sheikh Mohammed mengatakan, Hamas bersedia membebaskan seluruh tahanan Israel yang tersisa apabila Israel menghentikan perang di Gaza. Namun, menurutnya, Israel masih belum memberikan tawaran jelas mengenai penghentian operasi militernya.
Juru bicara Hamas, Taher Al-Nono, dalam wawancaranya dengan Reuters pada Sabtu (26/4), menyampaikan bahwa Hamas terbuka terhadap opsi gencatan senjata jangka panjang dengan Israel, dan berharap para mediator internasional dapat mendukung proposal tersebut.
Sementara itu, dalam sebuah konferensi di Yerusalem pada Senin malam, sebelum laporan Reuters muncul, Ron Dermer menegaskan bahwa pemerintah Israel masih berkomitmen untuk menghancurkan kekuatan militer Hamas, mengakhiri kekuasaan kelompok itu di Gaza, dan memastikan wilayah tersebut tidak lagi menjadi ancaman bagi Israel.
Israel kembali melancarkan serangan ke Jalur Gaza pada 18 Maret 2025, mengakhiri gencatan senjata enam pekan yang dimulai pada Januari lalu. Serangan itu dilanjutkan dengan penutupan total perbatasan dan pemutusan pasokan listrik pada awal Maret, yang memicu kecaman internasional. Israel dituduh menggunakan kelaparan sebagai senjata perang.
Krisis kemanusiaan di Gaza semakin memburuk seiring minimnya pasokan makanan dan obat-obatan. Saat ini, lebih dari 2,2 juta penduduk Gaza menghadapi ancaman kelaparan dan kondisi darurat medis.
Reporter: Bahry
Sumber: TNA