SOLO (Jurnalislam.com)—Ucapan Gubernur Anies Baswedan tentang pribumi mengundang reaksi dari sebagian pihak. Padahal, sebelumnya tokoh-tokoh nasional seperti Megawati Soekarnoputri, Susi Pujiastuti, dll tidak menuai kecaman.
Pengamat sejarah sekaligus tokoh masyarakat Solo, Mudrick Sangidu mempertanyakan apa motif dibalik gaduhnya istilah pribumi.
” Saya nggak habis pikir kok ada yang kebakaran jenggot? Pak Jokowi juga bilang pribumi, ibu Mega juga, salahnya apa? Bahkan sultan juga terang-terangan nonpribumi tidak boleh memiliki tanah di Jogja, apa mereka rasis? Laporkan semua saja kalau gitu, biar malah ramai, kalau nglaporkan jangan tanggung-tanggung gitu lho,” kata Mudrick kepada Jurnalislam.com di Kartopuran, Solo, Rabu, (18/10/2017).
Lebih lanjut, Mudrick menjelaskan, bahwa saat ini masyarakat pribumi menjadi korban asing di tanah sendiri. Ia merasa jengkel dengan pihak-pihak yang selalu menyudutkan masyarakat pribumi.
“Menyangkut masalah ekonomi kan kita itu, mereka kan mengusai hampir 80%, ini bukti dan kenyataan, seperti halnya masalah reklamasi, yang punya kan mereka semua. Menyangkut masalah penggusuran, kan yang menjadi korban pribumi, jadi kalau pribumi disalahkan, itu yang menyalahkan kebangetan, apa itu rasis, ndak juga,” tandasnya.
Untuk itu, ia berpesan kepada Anies-Sandi untuk segera merealisasikan janji-janjinya waktu kampanye, terutama masalah reklamasi yang banyak merugikan masyarakat pribumi.
“Semua masyarakat, bukan hanya masyarakat Jakarta menunggu janji pak Anies menolak adanya reklamasi, kalau tidak di tunaikan janjinya, berarti dia khianat kepada rakyat,”pungkasnya.