SEMARANG (jurnalislam.com)— Forum Umat Islam Semarang (FUIS) menggelar audiensi dengan pengelola SPBU Gayamsari menyusul adanya laporan masyarakat terkait penggunaan atribut Natal oleh petugas SPBU yang beragama Islam. Audiensi tersebut difasilitasi Polres Semarang dan dilaksanakan pada Kamis (25/12/2025) di sebuah rumah makan dekat Polsek Gayamsari.
Perwakilan FUIS, Ustadz Danang Setiyadi, menyampaikan bahwa audiensi dilakukan sebagai bentuk kepedulian terhadap penerapan toleransi beragama yang tetap berada dalam batasan syariat dan hukum yang berlaku.
“Kami menyampaikan Fatwa MUI dan regulasi yang ada agar toleransi dijalankan dengan benar, tidak sampai melanggar aturan agama maupun hukum negara,” ujar Ustadz Danang dalam audiensi tersebut.
“Kami ingin toleransi di Semarang tetap terjaga dengan baik, saling menghormati, namun tetap ada batas yang jelas,” tambahnya.
Sementara itu, perwakilan Advokasi Semarang, Aditya, menyampaikan sikap penolakan terhadap penggunaan atribut agama lain oleh karyawan Muslim.
“Kami menolak adanya pemakaian atribut Natal atau atribut agama lain bagi Muslim. Harapannya, kejadian seperti ini tidak terulang lagi ke depannya,” kata Aditya.
Menanggapi hal tersebut, Manager SPBU Gayamsari, Ita, menjelaskan bahwa penggunaan atribut Natal bukan merupakan kebijakan wajib dari pihak manajemen.
“Pemakaian atribut Natal itu sifatnya opsional, bukan kebijakan yang wajib diikuti oleh karyawan,” jelas Ita.
Ia juga mengakui adanya keterbatasan pengetahuan terkait aturan keagamaan yang menjadi perhatian dalam audiensi tersebut.
“Terus terang kami belum mengetahui secara detail dasar hukum atau aturan tentang batasan penggunaan atribut keagamaan,” ujarnya.
Meski demikian, pihak pengelola SPBU Gayamsari menyambut baik masukan yang disampaikan dan menyatakan komitmen untuk melakukan perbaikan ke depan.
“Kami mengucapkan terima kasih atas penyampaian yang dilakukan secara kondusif. Ke depan, kami memastikan tidak akan lagi memakaikan atribut Natal kepada karyawan Muslim,” tegas Ita.
Audiensi yang difasilitasi Polres Semarang tersebut berlangsung tertib dan dialogis. Seluruh pihak berharap penyelesaian melalui komunikasi ini dapat menjadi contoh penanganan persoalan sosial-keagamaan secara damai, sekaligus memperkuat toleransi antarumat beragama di Kota Semarang.
Reporter: Agus Riyanto