SOLO (jurnalislam.com)- Dewan Syariah Kota Surakarta (DSKS) menggelar pelatihan Jurnalistik & Branding Pesantren dengan tema Membangun Branding Pesantren melalui Rilis Berita. Pelatihan ini digelar pada Ahad, (21/9/2025), bertempat di Markaz DSKS.
Acara ini menghadirkan dua narasumber, yaitu Endro Sudarsono dari Humas DSKS dan Ranu Muda dari Tim Media DSKS, yang membekali peserta dengan keterampilan dasar jurnalistik serta strategi membangun branding pesantren di era digital.
Sekjen DSKS, Ustadz Mulyanto Abdullah Khoir menyampaikan dalam sambutannya, tujuan diselenggarakannya pelatihan ini adalah untuk membantu pesantren – pesantren yang ada di Solo Raya untuk meningkatkan keterampilan. Menurutnya, pesantren – pesantren di Solo Raya masih kurang dalam keterampilan kehumasan maupun kejurnalistikan.
“Semoga dengan adanya pelatihan ini, pondok-pondok terbuka wawasannya perihal kehumasan dan kejurnalistikan, dan semoga pelatihan ini bisa konsisten hadir untuk pondok-pondok” ujarnya, Ahad (21/09/2025).
Sesi pertama pelatihan diisi oleh Endro Sudarsono dengan materi kehumasan, para peserta menyimak dengan antusias pemaparan yang diberikan oleh pemateri.
Endro Sudarsono, selaku pemateri pertama memaparkan pentingnya pesantren memahami kehumasan dengan baik dan benar. Menurutnya kehumasan di pesantren berperan penting dalam upaya menghubungkan pesantren dan masyarakat umum.
“Peningkatan kualitas harus terus dilakukan agar citra pesantren tetap eksis di tengah masyarakat dan pesatnya kemajuan teknologi sangat mempengaruhi pandangan orang tentang kebaikan dan buruknya sebuah lembaga pendidikan” jelasnya, Ahad (21/09/2025)
Kemudian pelatihan dilanjutkan dengan materi Kejurnalistikan yang diisi oleh Ranu Muda dari Tim Media DSKS, pada sesi ini materi difokuskan kepada praktek rilis berita untuk pesantren.
Ranu Muda, selaku pemateri kedua, dalam paparannya menjelaskan tim media pesantren harus paham tugas-tugasnya seperti apa dan bagaimana. Menurutnya tugas media pondok bukan hanya mendesain, akan tetapi menyampaikan pemahaman tentang pesantren tersebut kepada khalayak ramai.
“Tugas media adalah menterjemahkan maksud dan maunya pondok kepada masyarakat” ungkapnya.