DOHA: Arab Saudi Tidak Menjamin Keamanan Jamaah Haji Asal Qatar

DOHA: Arab Saudi Tidak Menjamin Keamanan Jamaah Haji Asal Qatar

DOHA (Jurnalislam.com) – Pihak berwenang Qatar mengatakan bahwa Arab Saudi membahayakan ibadah haji tahunan pada jamaah Qatari yang ke Mekah dengan menolak menjamin keamanan mereka, World Bulletin melaporkan Senin (31/7/2017).

Pada tanggal 20 Juli, Riyadh mengatakan bahwa warga Qatar yang ingin melaksanakan haji tahun ini akan diizinkan masuk ke dalam kerajaan untuk ibadah tersebut, namun memberlakukan pembatasan tertentu.

Kementerian haji Saudi mengatakan bahwa jamaah Qatari yang tiba dengan pesawat harus menggunakan maskapai penerbangan sesuai kesepakatan dengan Riyadh.

Mereka juga perlu mendapatkan visa setibanya di Jeddah atau Madinah, satu-satunya titik masuk mereka di kerajaan.

Kementerian Urusan Islam Qatari, dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh kantor berita resmi QNA pada hari Ahad (30/7/2017), mengatakan bahwa pihak Saudi “menolak untuk berkomunikasi mengenai keamanan jamaah haji dan memfasilitasi haji mereka”.

Kementerian tersebut menuduh Riyadh “mempolitisir salah satu pilar Islam, yang dapat merampas hak banyak umat Islam untuk melaksanakan kewajiban suci ini”.

Menurut pernyataan tersebut, 20.000 warga Qatar telah terdaftar untuk ambil bagian tahun ini. Kementerian tersebut menolak klaim Saudi yang mengatakan bahwa Doha telah menangguhkan pendaftaran.

“Penyimpangan fakta dimaksudkan untuk membuat hambatan bagi jamaah dari Qatar ke Mekkah, menyusul krisis yang diciptakan oleh negara-negara pengepung (pemblokir),” kementerian Qatar menambahkan, merujuk pada Arab Saudi dan sekutu-sekutunya.

Beberapa media Teluk mengklaim bahwa pernyataan Qatar adalah seruan untuk “internasionalisasi” pengelolaan ibadah haji, yang selama ini dijalankan oleh pemerintah Saudi.

“Setiap ajakan untuk menginternasionalisasi (pengelolaan) haji adalah tindakan agresif dan sebuah deklarasi perang,” Menteri Luar Negeri Saudi Adel al-Jubeir mengatakan kepada saluran berita Arabiya pada hari Ahad.

Namun Menteri Luar Negeri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman al-Thani menggambarkan klaim tersebut sebagai “fabrikasi (buatan) – framing- media”.

“Belum ada satu pernyataan dari pejabat Qatar mengenai internasionalisasi haji,” katanya kepada saluran berita Al-Jazeera.

Komite Hak Asasi Manusia Nasional Qatar pada hari Senin mengatakan akan mengeluhkan pembatasan Saudi tersebut kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa, Liga Arab dan Organisasi Kerjasama Islam.

“Retorika anti-Qatar … mengancam keamanan jamaah Qatar,” kata panitia dalam sebuah pernyataan.

Haji, sebuah rukun Islam bagi yang mampu yang dilakukan umat Islam sedikitnya sekali dalam seumur hidup, akan berlangsung tahun ini di awal bulan September.

Arab Saudi dan sekutunya Bahrain, Mesir dan Uni Emirat Arab memutuskan hubungan diplomatik dan memberlakukan sanksi terhadap Doha pada bulan Juni, termasuk penutupan wilayah udara mereka bagi maskapai penerbangan Qatar.

Keempat negara Arab tersebut menuduh Qatar mendukung pejuang Islam di Suriah, Palestina dan dekat dengan Iran yang didominasi Syiah, saingan utama negara Arab.

Qatar membantah tuduhan tersebut dan menuduh blok pimpinan Saudi memaksakan sebuah “pengepungan” terhadap emirat kecil tersebut setelah kunjungan Donald Trump ke negara-negara Teluk.

Bagikan