BULUKUMBA (jurnalislam.com)– Setiap perjalanan kehidupan, kita selalu dipertemukan dengan tiga hal yang tidak bisa dipisahkan yaitu cinta, waktu, dan kehilangan. Tiga hal ini menjadi guru yang diam-diam menuntun manusia menuju kedewasaan jiwa dan ketenangan hati.
Berlandaskan semangat itulah, kegiatan Dialog Mahasiswi 2025 hadir sebagai ruang silaturahim, tempat berbagi kisah, dan ajang menumbuhkan ukhuwah di antara mahasiswi se-Kabupaten Bulukumba, bertempat di Aula HDR Chiciken pada Ahad (02/11/2025).
Mengangkat tema “The Hidden Light tentang Cinta, Waktu, dan Kehilangan, Lalu Apa yang Tersisa?”, kegiatan ini menghadirkan suasana yang sarat makna. Ia bukan sekedar pertemuan, melainkan perhentian kecil di tengah padatnya aktivitas perkuliahan, tempat di mana para mahasiswi berhenti sejenak untuk menyelami makna kehidupan, menyapa diri sendiri, dan mengingat kembali tujuan perjalanan mereka.
Acara ini terselenggara berkat kerja sama empat lembaga dakwah kampus yaitu Lembaga Dakwah Kampus Darul ‘Ilmi (LDK-DI) Bulukumba, Lembaga Dakwah Kampus Raudhatul Falah (LDK-RF) Bulukumba, Lembaga Dakwah Kampus Al-‘Aafiyah Bulukumba, dan Lembaga Dakwah Kampus Asy-Syifaa’ Bulukumba.
Melalui sinergi ini, kegiatan menjadi simbol persatuan dalam dakwah kampus, menunjukkan bahwa nilai-nilai Islam mampu merangkul, bukan memisahkan. Mempertemukan para mahasiswi dari berbagai perguruan tinggi di Bulukumba, yakni Universitas Muhammadiyah Bulukumba (UMB), STAI Al-Ghazali Bulukumba, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Panrita Husada Bulukumba, Akademi Kebidanan (AKBID) Tahirah Al-Baeti Bulukumba, serta Institut Teknologi Bina Adinata (ITEB) Bulukumba.
Mewakili Ketua Lembaga Dakwah Kampus Bulukumba, Hasriani, dalam sambutannya menyampaikan rasa syukur atas terlaksananya kegiatan ini.
“Dialog Mahasiswi bukan hanya ajang berkumpul, tapi ruang untuk saling menguatkan. Di sini, kita belajar bahwa dakwah bukan hanya tentang menyampaikan, tetapi juga tentang mendengarkan dan memahami,” ungkapnya.
Bahwa kegiatan ini menjadi momentum penting bagi para mahasiswi untuk mempertegas peran mereka sebagai penyeru kebaikan.
“Kita ingin menumbuhkan generasi mahasiswi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga matang secara spiritual. Semoga dari forum seperti inilah lahir cahaya-cahaya baru yang akan terus membawa dakwah dengan kelembutan dan cinta,” tambahnya.
Kegiatan Dialog Mahasiswi 2025 resmi dibuka oleh Dr. Asnarti Said Culla, S.H., M.H., selaku Ketua Pokja IV TP PKK Kabupaten Bulukumba. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan rasa haru dan kebanggaan melihat semangat para mahasiswi yang dengan penuh kesadaran ingin belajar dan memperdalam nilai-nilai agama.
“Melihat anak-anak muda yang masih mau duduk bersama untuk belajar tentang agama di tengah hiruk-pikuk dunia hari ini sungguh membuat hati ini terharu”, ujarnya dengan penuh rasa syukur.
“Bahwa kegiatan seperti ini menjadi pengingat dalam menuntut ilmu agama bukan sekedar menambah pengetahuan, tetapi juga menumbuhkan adab, keikhlasan, dan kedekatan dengan Allah. Selama cahaya ilmu dan iman masih dijaga di hati generasi muda, insya Allah masa depan umat akan tetap bercahaya,” tutupnya.
Sebagai pemateri utama, Ustazah Ariani Abbas, S.Pd. menyampaikan materi yang menggugah perasaan dan menyentuh sanubari. Dengan tutur yang lembut namun sarat makna, beliau mengajak para peserta untuk menelusuri hakikat cinta yang sejati, cinta yang bukan sekedar rasa, tapi bentuk ibadah dan penghambaan kepada Allah.
“Setiap manusia pasti akan berhadapan dengan kehilangan. Tapi sesungguhnya, di balik kehilangan itu ada pelajaran yang ingin Allah sampaikan. Kadang, Dia mengambil sesuatu agar kita bisa melihat apa yang selama ini luput kita syukuri,” tuturnya.
Beliau juga menekankan pentingnya menghargai waktu sebagai amanah kehidupan.
“Waktu bukan sekadar detik yang berjalan. Ia adalah saksi. Setiap detik akan menanyakan, untuk apa engkau hidup hari ini? Karena waktu yang terlewat tanpa makna, adalah kehilangan yang paling sunyi,” jelasnya.
Kegiatan dirangkaikan pula dengan pembagian grand prize dan door prize menarik bagi para peserta yang aktif selama kegiatan berlangsung. Suasana semakin hangat ketika peserta menyampaikan kesan dan pesan mereka, menggambarkan rasa syukur dan bahagia bisa menjadi bagian dari kegiatan yang sarat makna ini.
Nur Azizah mahasiswi Universitas Muhammadiyah Bulukumba, mengungkapkan kesannya sepanjang mengikuti Dialog Mahasiswi.
“Di tengah kesibukan kuliah. Saya jadi sadar bahwa kehilangan bukan berarti berakhir, tapi kadang justru menjadi cara Allah mengajarkan arti cinta yang sebenarnya. Setiap kehilangan membawa kita pada cahaya baru, kalau kita mau melihatnya dengan hati. Yang membuat acara ini berbeda adalah suasananya. Semua peserta seperti saudara. Kami datang dengan hati yang mungkin lelah, tapi pulang dengan hati yang lebih tenang,” jelasnya.
Acara diakhiri dengan pembagian kelompok belajar, sebagai bentuk tindak lanjut agar semangat yang tumbuh dari kegiatan ini tidak berhenti di ruang dialog, melainkan terus hidup dalam lingkar-lingkar ilmu dan ukhuwah yang penuh keberkahan.