Di Oxford, Guru PAI juga Diajarkan ‘Toleransi’

JAKARTA (Jurnalislam.com) –  Dalam rangka meningkatkan mutu Pendidikan Agama Islam (PAI), Kementerian Agama RI, melalui Direktorat PAI, telah mengirimkan 30 Guru dan Pengawas PAI untuk mengikuti Shortcourse Metodologi Pembelajaran ke University of Oxford, UK, 5 – 15 Desember lalu.

Setelah kembali ke Indonesia, mereka diterima oleh Menteri Agama (Menag), Lukman Hakim Saifuddin (LHS), di ruang kerjanya Selasa lalu (16/12/2014).

Menag didampingi oleh Direktur PAI, Amin Haedari, dan Kepala Biro Umum, Syafrizal, yang sebelumnya adalah Kasubdit PAI SD sekaligus koordinator pengiriman guru ke University of Oxford.

Dalam kesempatan tersebut, Menag LHS berpesan bahwa guru adalah profesi mulia. Jadi, yang jadi guru adalah orang-orang terpilih dan terbaik. Lebih lanjut, Menteri menyitir ungkapan, “ath-thariiqatu ahammu minal maadah, wal mudarrisu ahammu minath-thoriqoh, wa ruhul ustadz ahammu min kulli syaiin. Metodologi lebih penting dibanding dari materi ajar, guru lebih penting daripada metodologi, dan ruh atau sengat guru lebih baik dari semua itu.” Dengan demikian, guru adalah jantungnya pendidikan, tegas LHS seperti dikutip Kemenag.go.id.

Menag menambahkan, “apa yang diperoleh dari Oxford ini hendaknya terus diperkaya sehingga kapasitas guru dan pengawas terus meningkat.” Sementara pada sisi lain, LHS berpesan agar Direktorat PAI menindaklanjutinya dalam bentuk program dan kegiatan demi tercapainya penguatan peningkatan mutu PAI di Sekolah.”

Dalam kesempatan ini, Direktur Pendidikan Agama Islam, Amin Haedari menambahkan, selain belajar metodologi, guru dan pengawas ini juga mempelajari multikulturalisme, deradikalisasi, demokrasi, hak asasi manusia dan nilai-nilai universal lainnya.

Harapan yang ingin diperoleh, guru-guru dapat memperbaiki pendidikan agama menjadi lebih menarik, pembentukan karakter dan sikap peserta didik, budaya saling menghargai/toleran, dan membiasakan berfikir kreatif dan kritis (creative and critical thinking).

Direktur menambahkan, selesai dari Oxford, guru dan pengawas akan menindaklanjutinya dengan beberapa kegiatan, seperti penyiapan modul pelatihan, pilot project, evaluasi dan refleksi, dan pelatihan/desiminasi baik tingkat provinsi ataupun kabupaten/kota. Kegiatan-kegiatan ini tentunya untuk menjawab arahan Menag di atas, tambah Amin.

Masih dalam kesempatan yang sama, Koordinator Penyelenggara, Syafrizal, menuturkan bahwa 30 guru dan pengawas ini diseleksi dari guru-guru terbaik dan instruktur nasional Kurikulum 2013 PAI yang jumlahnya 405 orang. Menurut panitia yang juga Kepala Biro Umum Kemenag, selama di oxford, mereka melakukan indoor training, mengunjugi sekolah-sekolah, mengunjungi pusat-pusat keagamaan, dan pelatihan di kampus Univesity of Oxford. [rn/Islampos]

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.