Demo Besar, Warga Israel Tuntut Netanyahu Mundur dan Desak Pembebasan Sandera

Demo Besar, Warga Israel Tuntut Netanyahu Mundur dan Desak Pembebasan Sandera

TEL AVIV (jurnalislam.com)– Ribuan warga Israel turun ke jalan di berbagai kota seperti Tel Aviv, Yerusalem, Haifa, hingga Rehovot pada Sabtu (24/5/2025) dalam aksi unjuk rasa besar menandai hari ke-600 agresi militer Israel ke Jalur Gaza. Demonstrasi ini menyoroti tiga isu utama: penolakan terhadap perang di Gaza, tuntutan pengunduran diri pemerintahan Benjamin Netanyahu, serta desakan pembebasan para sandera yang masih ditahan di Gaza.

Unjuk rasa terbesar terjadi di Tel Aviv, yang dipimpin oleh Forum Sandera dan Keluarga Orang Hilang, serta Gerakan untuk Pemerintahan yang Berkualitas Israel, sebuah lembaga antikorupsi yang dipimpin pengacara aktivis Eliad Shraga. Mereka juga mengecam pengangkatan Mayor Jenderal David Zini sebagai kepala baru dinas intelijen dalam negeri, Shin Bet, menggantikan Ronen Bar yang akan mengundurkan diri per 15 Juni mendatang.

Pengangkatan Zini dinilai kontroversial karena laporan media Israel, Channel 12, menyebutkan bahwa ia menentang gencatan senjata dan kesepakatan pembebasan sandera. Zini bahkan disebut menyebut konflik Gaza sebagai “perang abadi”.

Pernyataan itu menuai kecaman dari keluarga para sandera. Dalam pernyataan resminya, Forum Sandera dan Keluarga Orang Hilang mengatakan:
“Keluarga korban penculikan sangat marah dengan kata-kata Mayor Jenderal Zini. Jika ini benar, maka ini adalah kata-kata yang mengejutkan dan terkutuk dari seseorang yang akan memutuskan nasib para pria dan wanita yang diculik.”

Salah satu suara lantang dalam demonstrasi datang dari Einav Zangauker, ibu dari Matan, seorang sandera yang belum dibebaskan. Dalam pidatonya di Tel Aviv, ia menyampaikan protes langsung kepada Netanyahu,

“Katakan padaku, Tuan Perdana Menteri: Bagaimana Anda bisa tidur di malam hari dan bangun di pagi hari? Bagaimana Anda bisa bercermin saat tahu bahwa Anda menelantarkan 58 pria dan wanita yang diculik dan menyiksa keluarga mereka?”

Ia juga mengecam pengangkatan Zini, seraya menuduh Netanyahu dengan sengaja menunjuk pejabat yang menentang pembebasan anaknya.

“Ingatlah momen ini, karena momen ini akan dikenang oleh generasi mendatang. Pemerintah Israel dan pemimpinnya telah dengan sengaja memutuskan untuk menelantarkan anak-anak kami,” tegasnya.

Selain di Tel Aviv, aksi protes juga digelar di Yerusalem, termasuk pertemuan besar di Paris Square, tak jauh dari kediaman resmi Perdana Menteri, serta di kota Kiryat Bialik yang menyerukan pembebasan Matan Angrest, tentara Israel yang diculik sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.

Protes kali ini juga mencerminkan meningkatnya ketegangan politik internal di Israel, terutama setelah pemerintah Netanyahu mengumumkan pada Maret lalu bahwa serangan ke Gaza akan ditingkatkan pascaruntuhnya gencatan senjata dua bulan.

Kelompok sipil Gerakan untuk Pemerintahan yang Berkualitas mengumumkan akan mengajukan petisi hukum untuk memblokir pengangkatan Zini, dengan alasan pengangkatan itu bertentangan dengan sistem hukum dan prinsip supremasi hukum di Israel. (Bahry)

Sumber: TNA

Bagikan