Dekati Masjid al Nuri, Pasukan Irak Atasi Perang dari Pintu ke Pintu IS

Dekati Masjid al Nuri, Pasukan Irak Atasi Perang dari Pintu ke Pintu IS

MOSUL (Jurnalislam.com) – Pasukan Irak telah mengatasi pertempuran antar pintu di Kota Tua Mosul, kata seorang jurubicara militer, untuk merebut ibukota de facto kelompok Islamic state (IS) di negara itu memasuki bulan ketujuh.

Pasukan polisi federal Irak “terlibat dalam bentrokan rumah-ke-rumah yang sulit dengan Daesh [IS] di dalam Kota Tua”, seorang perwira media militer mengatakan kepada kantor berita Reuters, Senin (17/4/2017), lansir Aljazeera.

Drones digunakan untuk menemukan dan mengarahkan serangan udara pada kelompok tersebut, yang bersembunyi di antara warga sipil, katanya.

Pasukan Irak telah mengawasi Masjid al-Nuri yang telah berusia berabad-abad selama beberapa pekan, karena menguasai masjid tersebut akan menjadi kemenangan simbolis atas kelompok Islamic State.

Dari masjid inilah pemimpin kelompok IS Abu Bakr al-Baghdadi mengumumkan sebuah kekhalifahan sepihak pada bulan Juli 2014 setelah kelompok tersebut dengan cepat merebut wilayah-wilayah besar di Irak dan Suriah.

Seorang juru bicara kepolisian mengatakan tentara Irak telah semakin mendekati Masjid tersebut.

Kemajuan operasi berjalan lamban karena sekitar 400.000 warga sipil, atau seperempat populasi sebelum perang Mosul, terjebak di Kota Tua, menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Sebanyak setengah juta orang diperkirakan akan tetap tinggal di lingkungan sekitar yang masih dikendalikan IS di Mosul barat, kata PBB dalam sebuah pernyataan pada hari Senin.

“Warga sipil di Mosul menghadapi risiko yang luar biasa dan mengerikan,” kata Lise Grande, koordinator kemanusiaan PBB untuk Irak.

“Mereka ditembak, ada banyak artileri, keluarga kehabisan persediaan, obat-obatan langka dan aliran air diputus.”

Perang antara IS dan pasukan Irak menimbulkan korban berat, ratusan ribu warga sipil yang terjebak di dalam kota. Anak-anak (bayi-bayi) dengan gizi buruk mencapai rumah sakit di daerah yang dikuasai pemerintah.

“Mosul telah mendorong kami hingga batas operasional kami,” kata Grande.

Sedikitnya 493.000 orang telah meninggalkan Mosul, meninggalkan hampir semuanya, tambahnya.

Bagikan