Cegah Perpecahan, Tokoh Agama Diminta Lebih Aktif di Tahun Politik

Cegah Perpecahan, Tokoh Agama Diminta Lebih Aktif di Tahun Politik

JAKARTA (Jurnalislam.com) – Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat Muhammadiyah, Abdul Mu’thi mengatakan, Islam adalah agama yang mencintai persatuan dan menyuarakan pesan-pesan perdamaian.

Hal itu dikatakan saat menjadi pembicara Diskusi Media Mengenai Kerukunan Bangsa yang dihadiri sejumlah pemuka agama dari Kristen, Hindu dan Budha di Hotel Gran Melia, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (13/12/2018).

“Islam adalah agama yang mengedepankan persatuan, agama yang menyuarakan pesan-pesan perdamaian dan wasathiyah. Islam tidak mengajarkan perpecahan dan tidak membenarkan perpecahan,” kata Abdul Mu’thi.

Terkait tahun politik, Abdul Mu’thi mengatakan, perdamaian di tahun 2018 meningkat jika dibandingkan dengan tahun 2017. Ia pun tak menampik jika di tahun 2019 perdamaian itu akan kembali diuji mengingat akan adanya pilpres pada April mendatang.

“Beberapa lembaga penelitian memang menunjukan adanya peningkatan hate speech, ujaran kebencian dan ujaran pemelintiran yang menjadi fenomena dan realitas baru di mana memang kita tidak menghadapi tantangan yang sederhana, yaitu pilpres 2019,” tuturnya.

Menurut Abdul Mu’thi, tantangan tahun politik yang sudah semakin dekat, menuntut peran serta seluruh eleman bangsa terutama dari kalangan para tokoh agama dan tokoh masyarakat.

“Nah di sinilah peran tokoh agama untuk bagaimana kita memperbuat agama sebagai kekuatan bangsa yang bersifat universal. Saya kira para tokoh lintas agama dalam menghadapi tahun politik untuk lebih sering melakukan pertemuan-pertemuan,” ungkapnya.

Hal itu, kata dia, dimaksudkan agar para tokoh lintas agama bisa membangun proximity atau kedekatan yang genuine antar para pemeluk agama, sehingga bisa meminimalisir potensi-potensi yang bisa mengerucut pada konflik horizontal.

“Saya kira Indonesia dalam konteks demokrasi sudah dipandang dunia internasional, Indonesia juga memiliki pengalaman demokrasi yang sangat bagus, beberapa kali pemilihan presiden dilakukan secara langsung dan nyaris tanpa pertumpahan darah. Kita harus buktikan itu lagi,” tutupnya.

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.