Berita Terkini

Arab Saudi Puji Langkah Positif di Suriah, Serukan Persatuan dan Dukungan Internasional

RIYADH (jurnalislam.com)– Kerajaan Arab Saudi mengungkapkan kepuasannya atas langkah-langkah positif yang telah diambil untuk menjamin keselamatan rakyat Suriah, menghentikan pertumpahan darah, serta melestarikan institusi dan kemampuan negara tersebut.

Pernyataan ini disampaikan oleh Kementerian Luar Negeri Arab Saudi pada Ahad (8/12/2024), di tengah perkembangan pesat di Suriah pasca-tumbangnya rezim Bashar al-Assad.

Dalam pernyataannya, Arab Saudi menegaskan dukungannya terhadap pilihan rakyat Suriah pada tahap penting dalam sejarah negara tersebut. Kerajaan juga menyerukan upaya bersama untuk menjaga persatuan Suriah dan kohesi rakyatnya demi mencegah negara itu terjerumus dalam kekacauan dan perpecahan.

“Arab Saudi mendukung segala hal yang dapat mewujudkan keamanan dan stabilitas Suriah dengan menjaga kedaulatan, kemerdekaan, dan integritas wilayahnya,” tulis Kementerian Luar Negeri Arab Saudi.

Kerajaan Arab Saudi juga menyerukan kepada komunitas internasional untuk meningkatkan dukungan bagi rakyat Suriah. Mereka meminta dunia internasional bekerja sama demi membantu Suriah memenuhi aspirasinya tanpa campur tangan asing, serta mendukung negara tersebut dalam mengatasi penderitaan yang telah berlangsung selama bertahun-tahun.

Pernyataan tersebut menyoroti dampak konflik yang telah menewaskan ribuan warga tak bersalah dan menyebabkan jutaan orang terusir dari rumah mereka. Kerajaan mengkritik keberadaan milisi asing yang menurut mereka telah memaksakan agenda luar pada rakyat Suriah.

“Telah tiba waktunya bagi rakyat Suriah untuk menikmati kehidupan yang layak mereka dapatkan, serta bagi seluruh komponennya untuk berkontribusi dalam membentuk masa depan yang sejahtera, penuh keamanan, stabilitas, dan kemakmuran,” tambah pernyataan tersebut.

Arab Saudi juga berharap agar Suriah dapat segera kembali ke posisi alaminya di dunia Arab dan dunia Islam. Kerajaan berkomitmen mendukung segala upaya yang dapat membantu negara tersebut memulihkan diri dari konflik panjang dan membangun masa depan yang lebih cerah.

Pernyataan ini menunjukkan perhatian Kerajaan Arab Saudi terhadap situasi di Suriah sekaligus komitmennya untuk berperan aktif dalam mendukung kestabilan kawasan Timur Tengah.

Sumber: Kementerian Luar Negeri Arab Saudi
Reporter: Bahri

Hamas Ucapkan Selamat kepada Rakyat Suriah atas Kemenangan Menuju Kebebasan

GAZA (jurnalislam.com)– Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) menyampaikan ucapan selamat kepada rakyat Suriah atas keberhasilan mereka dalam meraih kebebasan dan keadilan pasca-tumbangnya rezim Bashar al-Assad.

Dalam siaran pers yang dirilis pada Senin (9/12/2024), Hamas menyerukan kepada seluruh elemen masyarakat Suriah untuk bersatu dan meninggalkan luka masa lalu demi membangun masa depan yang lebih baik.

“Kami di Hamas dan rakyat Palestina berdiri teguh bersama rakyat Suriah yang hebat,” demikian bunyi pernyataan tersebut. Hamas juga menegaskan dukungannya terhadap keutuhan wilayah Suriah serta menghormati kemerdekaan dan pilihan politik rakyatnya.

Lebih lanjut, Hamas menyatakan keyakinannya bahwa rakyat Suriah, dengan keberagaman dan semangat persatuannya, mampu mengatasi tantangan serta menciptakan keamanan, stabilitas, dan kemakmuran bagi negara mereka.

“Suriah akan terus memainkan peran bersejarahnya dalam mendukung rakyat Palestina dan perjuangan yang adil untuk kemerdekaan,” lanjut pernyataan itu. Hamas juga menegaskan pentingnya peran sentral Suriah di dunia Arab, Islam, dan dalam komunitas internasional.

Hamas juga mengutuk keras agresi yang terus-menerus dilakukan oleh Zionis terhadap wilayah Suriah, serta menolak segala ambisi yang ditujukan untuk menciptakan ketidakstabilan di Suriah.

“Kami memohon kepada Allah untuk melindungi Suriah, Palestina, dan seluruh umat dari segala keburukan,” tutup siaran pers tersebut.

Pernyataan ini menegaskan solidaritas Hamas dengan rakyat Suriah, sekaligus menyerukan langkah bersama untuk mewujudkan masa depan yang lebih baik bagi kawasan Timur Tengah.

Sumber: Siaran Pers Hamas
Reporter: Rifqi

Pidato Kemenangan di Damaskus, Pemimpin HTS Deklarasikan Era Baru Suriah

DAMASKUS (jurnalislam.com)– Pemimpin Hayat Tahrir al-Sham (HTS), Abu Muhammad al-Jaulani, menyampaikan pidato kemenangan di Masjid Umayyah, Damaskus, setelah kelompoknya berhasil menggulingkan rezim Bashar al-Assad dan merebut kendali ibu kota pada Ahad (8/12/2024). Dalam pidatonya, al-Jaulani menegaskan bahwa rakyat Suriah adalah “pemilik sah” negara ini dan menyatakan bahwa “sejarah baru” telah dimulai untuk Timur Tengah.

“Rezim [al-Assad] telah memenjarakan ribuan warga sipilnya sendiri secara tidak adil. Hari ini, kami [rakyat Suriah] diganjar dengan kemenangan ini,” ujar al-Jaulani di hadapan kerumunan besar yang memadati Masjid Umayyah.

Ia juga mengingatkan tentang penderitaan yang dialami rakyat Suriah selama konflik berkepanjangan.

“Berapa banyak orang yang mengungsi, tinggal di tenda-tenda, atau bahkan tenggelam di laut? Hari ini, sejarah baru sedang ditulis,” katanya.

Pemimpin HTS itu menyerukan persatuan dan mengajak rakyat Suriah untuk bersama-sama membangun masa depan yang lebih baik. “Suriah harus menjadi mercusuar bagi negara Islam,” tegasnya.

Ia juga meminta rakyat untuk berdoa sebagai bentuk syukur atas kemenangan tersebut.

“Tuhan tidak akan mengecewakan kalian,” kata al-Jaulani.

“Kemenangan ini untuk semua warga Suriah; mereka semua adalah bagian dari kemenangan ini.”

Dalam pidatonya, al-Jaulani juga menekankan pentingnya tidak melakukan pembalasan dendam. Ia menyerukan agar Suriah menjadi rumah bagi seluruh rakyatnya tanpa kecuali. Hal ini disoroti oleh reporter Al Jazeera, Zein Basravi, yang menyebut pidato tersebut sebagai langkah penting dalam membangun persatuan nasional.

Melaporkan dari perbatasan Lebanon-Suriah, reporter Al Jazeera, Zein Basravi, menyoroti dua poin penting dari pidato al-Jaulani.

“Ia mendorong gagasan bahwa tidak boleh ada pembalasan dendam … bahwa Suriah untuk semua warga Suriah, harus menjadi sesuatu yang harus menjadi fokus orang-orang,” kata Basravi.

Selain itu, al-Jaulani mengkritik keras keterlibatan Iran dalam konflik Suriah.

“Ia juga mengkritik pemerintah Iran dan keterlibatannya di Suriah, dengan menegaskan bahwa ini tidak akan lagi menjadi pemerintah yang akan dipengaruhi oleh Iran sebagai aktor luar,” tambah Basravi.

Sebagaimana diketahui, Abu Muhammad al-Jaulani sebelumnya dikenal sebagai pemimpin Jabhah Nusrah, cabang Al-Qaeda di Suriah, sebelum memisahkan diri dan membentuk HTS. Meski demikian, HTS hingga kini masih dianggap sebagai kelompok teroris oleh Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Turki.

Namun, HTS terus berupaya mengubah citranya dengan membawa pesan persatuan, seperti terlihat dalam pidato al-Jaulani.

Pidato ini menandai awal transisi kekuasaan di Suriah setelah lebih dari lima dekade pemerintahan keluarga al-Assad. Kini, seluruh dunia menanti langkah berikutnya dari HTS dan rakyat Suriah dalam membangun negara baru.

Sumber: Al Jazeera

Reporter: Bahri

Ratusan Emak Emak Gelar Aksi Menolak Peredaran Miras di CFD Solo

SOLO (jurnalislam.com)- Ratusan emak emak yang tergabung dalam Perempuan Bela Negara Anti Miras (Pemberantas) menggelar aksi simpatik di CFD depan Mapolresta Surakarta pada Ahad, (8/12/2024).

Peserta aksi melakukan aksi jalan kaki dari depan Sriwedari dengan membentangkan poster berisi penolakan terhadap peredaran bebas miras di wilayah Soloraya, mereka juga memberikan edukasi akan bahaya miras kepada pengunjung CFD.

Koordinator Perempuan Bela Negara Anti Miras Eva Parhas mendesak Pejabat Sementara (PJs) Walikota Surakarta Dhoni Widianto untuk tegas dalam memberantas peredaran bebas miras di Solo.

“Meminta kepada Walikota Surakarta untuk segera menutup usaha Penjualan Minuman Keras yang tidak berijin maupun ijinnya sudah kadaluarsa,” katanya.

“Mendukung Surat Edaran tersebut sebagai tanggung jawab Pemerintah Kota Surakarta atas dampak negatif minuman keras, sebagai perlindungan kesehatan jasmani dan rohani masyarakat serta lebih menjamin keamanan dan ketertiban masyarakat,” imbuhnya.

Eva juga berharap aparat kepolisian untuk bisa berperan aktif dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat dampak peredaran miras.

“Meminta Kapolresta Surakarta untuk meningkatkan kewaspadaan atas dampak minuman keras terhadap keamanan, kenyamanan warga dan resiko pengendara saat berlalu lintas,” terangnya.

“Meminta kepada Prabowo Subiyanto Presiden Republik Indonesia untuk membuat Undang Undang anti Minuman Keras,” tambahnya.

Ia juga berharap kepada Walikota Surakarta terpilih dan anggota DPRD Surakarta untuk serius dalam memberantas miras.

“Meminta kepada Walikota Surakarta dan DPRD Kota Surakarta terpilih untuk membuat larangan Minuman Keras,” pungkasnya.

Kultum Bakda Maghrib Dialog Ideopolitor Jangan Tinggalkan Generasi Lemah

SOLO (jurnalislam.com)– Majelis Pendidikan Kader dan Sumber Daya Insani (MPKSDI) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Surakarta menggelar dialog Ideologi, Politik, dan Organisasi (Ideopolitor), di Auditorium ITS PKU Muhammadiyah Surakarta bertajuk Menguatkan Pemahaman dan Komitmen terhadap Nilai-Nilai Dasar Persyarikatan Muhammadiyah, Minggu (8/12/2024).

Setelah salat Maghrib di Masjid Baitul Ghufran Kadipiro Solo, acara dilanjutkan dengan ceramah oleh Dwi Jatmiko anggota pimpinan MPKSDI.

Dalam kultumnya, Jatmiko menekankan pentingnya pimpinan Muhammadiyah jangan sampai meninggalkan generasi penerus yang lemah akidah, ibadah, ilmu, dan ekonominya di hadapan sebanyak 60 peserta terdiri dari unsur Pimpinan Cabang Muhammadiyah Solo Utara, Banjarsari dan Kotta Barat.

“Agar tidak meninggalkan generasi lemah, maka sebagai warga persyarikatan Muhammadiyah apalagi menjadi pimpinan harus gemar ngaji, ngaji dan ngaji minimal setelah Maghrib baca Al Quran disertai terjemahan,” ungkap Jatmiko, yang juga menjabat Wakil Kepala SD Muhammadiyah 1 Solo.

Lemah aqidah merupakan hilangnya jati diri sebagai orang Islam yang kebetulan berbangsa Indonesia, suatu generasi yang pengikut yang tak punya prinsip, atau generasi pecundang.

Lemah akhlaq yaitu generasi kehilangan kepribadian karena buruk perilakunya, tidak bersopan santun, tidak berbudaya sehingga budaya bangsa sendiri yang adi luhung mau ditukar dengan budaya asing yang amburadul.

Kemudian dia membacakan surat an-Nisa ayat 9, hendaklah orang-orang takut jika meninggalkan generasi yang lemah, maka hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka berkata dengan perkataan yang benar.

“Ini waktunya 3 KSB yaitu Kotta Barat, Solo Utara dan Banjarsari untuk bangkit bergerak. Ranting itu Penting, Cabang harus Berkembang, Masjid Makmur Memakmurkan, dan Muhammadiyah Unggul berkemajuan,” bebernya.

Umat Islam diperintahkan Allah Tuhan Yang Maha Esa menjadi umat terbaik dan menjadi umat yang tangguh, yang mampu menghadapi segala tantangan zaman. Untuk itulah, mendidik generasi dengan mengedepankan karakter unggul dan kuat harus terus dipesankan kepada orang tua.

“Fathul Qulub adalah panduan tadarus bisa digunakan berbagai macam pelatihan di berbagai tingkatan untuk pengembangan kepribadian kader,” imbuhnya.

Mantan Kepala MI6: HTS Harus Dihapus dari Daftar Teroris

LONDON (jurnalislam.com)– Sir John Sawers, mantan Kepala Dinas Intelijen Rahasia Inggris (MI6), mengusulkan agar kelompok Hayat Tahrir al-Sham (HTS) dihapus dari daftar organisasi teroris. Hal ini ia sampaikan dalam wawancara dengan Sky News pada Minggu (8/12/2024), menyusul keberhasilan HTS merebut kendali atas Damaskus dan menjatuhkan rezim Bashar al-Assad.

Sawers menyatakan bahwa selama ia menjabat sebagai kepala MI6, HTS sempat diklasifikasikan sebagai kelompok yang terlalu dekat dengan Al-Qaeda. Namun, ia mengakui adanya perubahan besar dalam sikap dan tindakan kelompok tersebut di bawah kepemimpinan Abu Muhammad al-Jaulani selama 10 tahun terakhir.

“Ketika saya menjadi kepala MI6, kami mengklasifikasikan HTS sebagai kelompok yang tidak bisa didukung karena kedekatannya dengan Al-Qaeda. Namun, dalam satu dekade terakhir, al-Jaulani telah berupaya keras menjauhkan HTS dari kelompok-kelompok teroris tersebut,” ujarnya.

Sawers juga menilai bahwa aksi HTS dalam beberapa pekan terakhir lebih mencerminkan gerakan pembebasan daripada organisasi teroris.

“Apa yang telah dilakukan HTS selama dua minggu terakhir adalah tindakan gerakan pembebasan, bukan organisasi teroris,” tegasnya.

Lebih lanjut, ia mendorong pemerintah Inggris untuk meninjau ulang status HTS sebagai entitas terlarang.

“Saya pikir Menteri Dalam Negeri harus meminta MI5 dan Pusat Penilaian Terorisme Gabungan untuk meninjau apakah HTS masih pantas berada dalam daftar tersebut. Akan sangat konyol jika larangan yang dibuat 12 tahun lalu menghalangi kita bekerja sama dengan pemimpin baru Suriah,” tambahnya.

Sawers menekankan bahwa kini terdapat “realitas baru” di Suriah, dan langkah diplomatis perlu menyesuaikan dengan perubahan tersebut.

Pernyataan ini mengundang perhatian luas karena HTS sebelumnya dianggap sebagai salah satu kelompok paling kontroversial dalam konflik Suriah. Namun, keberhasilan mereka dalam memimpin transisi kekuasaan di Suriah tampaknya memicu diskusi baru mengenai status mereka di kancah internasional.

Sumber: SkyNews

Reporter: Bahri

Mantan Pemimpin Suriah Bashar al-Assad Diberi Suaka di Rusia

MOSKOW (jurnalislam.com)- Mantan Presiden Suriah, Bashar al-Assad, bersama keluarganya dilaporkan telah tiba di Rusia setelah diberi suaka oleh otoritas setempat. Informasi ini disampaikan oleh sejumlah kantor berita Rusia, termasuk Interfax, TASS, dan Ria Novosti, yang mengutip sumber anonim dari Kremlin.

Menurut laporan tersebut, suaka diberikan atas dasar “alasan kemanusiaan.” Keberadaan Assad sebelumnya tidak diketahui setelah pasukan oposisi bersenjata berhasil merebut Damaskus pada Minggu dini hari. Dalam serangan kilat yang berlangsung kurang dari dua minggu, oposisi mengumumkan bahwa pemerintahan Assad telah resmi digulingkan.

“Kami menerima informasi dari beberapa sumber, termasuk BBC Rusia, bahwa al-Assad kemungkinan telah dievakuasi menggunakan pesawat Rusia dari pangkalan udara Rusia di Latakia, Suriah. Pesawat itu lepas landas beberapa jam yang lalu dengan transponder dimatikan,” ungkap Yulia Shapovalova, jurnalis Al Jazeera, dari Moskow. (8/12/2024)

Sementara itu, Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, dalam pernyataannya di Gedung Putih, mengatakan bahwa ia belum mengetahui pasti keberadaan Assad. “Ada kabar bahwa ia berada di Moskow,” ujarnya.

Biden juga menambahkan bahwa jatuhnya rezim Assad merupakan “tindakan keadilan yang mendasar.” Ia menyebut momen ini sebagai peluang bersejarah bagi rakyat Suriah untuk membangun masa depan yang lebih baik bagi negara mereka.

Perkembangan situasi ini menandai babak baru dalam konflik panjang yang melanda Suriah selama lebih dari satu dekade.

Sumber: Al Jazeera

Reporter: Bahri

Bashar al-Assad Melarikan Diri, HTS Kuasai Ibu Kota Suriah

DAMASKUS (jurnalislam.com)– Pejuang Hayat Tahrir al-Sham (HTS) berhasil merebut kendali ibu kota Damaskus dan menyatakan berakhirnya kekuasaan Bashar al-Assad. Warga Damaskus berbondong-bondong turun ke jalan untuk merayakan peristiwa bersejarah ini, seperti dilaporkan Al Jazeera pada Minggu (8/12/2024).

HTS menyatakan dimulainya “era baru” bagi Suriah yang bebas dari kekuasaan represif. Mereka juga mengundang warga Suriah di luar negeri untuk kembali ke tanah air. Di tengah pergolakan ini, Bashar al-Assad dilaporkan melarikan diri ke luar negeri.

Hadi al-Bahra, pemimpin koalisi oposisi politik Suriah yang berbasis di luar negeri, menyambut kemenangan ini dengan menyebut Damaskus kini “bebas dari al-Assad” dan mengucapkan selamat kepada seluruh rakyat Suriah atas momen bersejarah ini.

Sementara itu, Perdana Menteri Suriah Mohammad Ghazi Al-Jalali menyatakan dirinya tetap tinggal di negara itu. Ia bersedia bekerja sama dengan pihak oposisi dan berkomitmen menjaga agar lembaga-lembaga publik tetap berfungsi untuk melayani masyarakat.

Di sisi lain, Abu Muhammad al-Jaulani, pemimpin HTS, telah menginstruksikan pejuangnya untuk tidak menyerang institusi atau fasilitas layanan publik. Langkah ini bertujuan menjaga stabilitas di tengah transisi kekuasaan.

Saksi mata di Damaskus melaporkan suasana penuh suka cita dengan teriakan “Merdeka! Merdeka!” menggema di jalanan. Perayaan ini menandai berakhirnya lebih dari 50 tahun pemerintahan keluarga al-Assad, yang dimulai sejak era Hafez al-Assad.

Selain itu, para pejuang HTS juga membebaskan tahanan dari Penjara Sednaya di utara Damaskus, seperti yang mereka lakukan di sejumlah kota lainnya selama operasi kilat mereka dalam 10 hari terakhir.

Dilaporkan bahwa pasukan loyalis Assad telah menyerah tanpa perlawanan berarti. Pada Minggu pagi, komando militer HTS secara resmi mengumumkan bahwa pemerintahan Bashar al-Assad telah berakhir.

Sebelumnya, perayaan serupa terjadi di Homs, kota strategis yang terletak dua jam perjalanan dari Damaskus. HTS berhasil menguasai Homs dengan sedikit perlawanan, sekaligus memutus akses antara ibu kota dan wilayah pesisir yang menjadi benteng kekuasaan al-Assad di Latakia dan Tartus.

Keberhasilan ini menandai tonggak penting dalam sejarah Suriah, yang kini memasuki babak baru di bawah kendali HTS.

Sumber: Al Jazeera

Reporter: Bahri

Al-Jaulani Serukan Pengusiran Pasukan Asing dari Suriah

SURIAH (jurnalislam.com)– Pemimpin Hayat Tahrir al-Sham (HTS), Abu Muhammad al-Jaulani, menyerukan pengusiran semua pasukan asing dari Suriah dalam wawancara eksklusif dengan CNN-News18 pada Jumat (6/12/2024). Ia menegaskan bahwa keberadaan rezim Assad menjadi akar dari intervensi kekuatan asing seperti Amerika Serikat, Rusia, Turki, dan Iran.

Menurut al-Jaulani, penggulingan Assad akan menciptakan kondisi yang memungkinkan warga Suriah untuk menyelesaikan perbedaan secara internal tanpa campur tangan asing.

“Suriah layak mendapatkan sistem pemerintahan yang bersifat institusional, bukan sistem di mana seorang penguasa tunggal membuat keputusan sewenang-wenang,” kata Al-Jaulani.

“Hanya warga Suriah yang berhak menentukan masa depan negara ini,” tegasnya.

Ia juga mengkritik dinasti Assad, yang telah memerintah selama lebih dari lima dekade. Konflik, yang dimulai pada tahun 2011, telah membuat jutaan warga Suriah mengungsi dan menewaskan ratusan ribu orang.  Al-Jaulani menempatkan HTS sebagai pusat upaya untuk mewujudkan revolusi, seraya menegaskan kembali tujuan utamanya,

“untuk menggulingkan rezim ini dan mengembalikan Suriah kepada rakyatnya.” pungkasnya.

Sebagaimana diketahui adanya campur tangan asing dalam konflik Suriah, dalam percakapan via telepon yang berlangsung pada Senin (2/12/2024), Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Iran Masoud Pezeshkian menegaskan dukungan penuh mereka kepada Presiden Suriah Bashar al-Assad.

Pernyataan tersebut dikeluarkan oleh Kremlin di tengah meningkatnya serangan oposisi di barat laut Suriah.

Kontributor: Bahrif

Al-Jaulani Tegaskan HTS Berkomitmen Lindungi Minoritas di Suriah

SURIAH (jurnalislam.com)– Dalam wawancara eksklusif dengan CNN-News18 pada Jumat (6/12/2024), Abu Muhammad Al-Jaulani menanggapi kekhawatiran internasional terkait perlakuan terhadap kaum minoritas di wilayah yang dikuasai Hayat Tahrir al-Sham (HTS). Ia menegaskan komitmennya untuk melindungi hak-hak minoritas dan memastikan keadilan bagi semua warga Suriah.

Al-Jaulani mengakui adanya pelanggaran di masa lalu terhadap minoritas oleh individu tertentu selama konflik berlangsung. Namun, ia menyatakan bahwa HTS telah mengambil langkah untuk menangani masalah ini.

“Ada beberapa pelanggaran terhadap mereka [kaum minoritas] oleh individu tertentu selama periode kekacauan, tetapi kami menangani masalah ini,” katanya.

“Tidak seorang pun berhak menghapus kelompok lain. Sekte-sekte ini telah hidup berdampingan di wilayah ini selama ratusan tahun, dan tak seorang pun berhak melenyapkan mereka,” tambahnya, menanggapi kekhawatiran tentang perlakuan terhadap kaum minoritas di wilayah yang telah dibebaskan.

Ia juga menyatakan optimisme bahwa stabilitas negara akan menarik kembali para pengungsi yang telah melarikan diri ke luar negeri.

“Ketika Suriah stabil dan damai, para pengungsi akan merasa terdorong untuk kembali dan membantu membangun kembali negara ini,” ujarnya.

Komitmen HTS untuk melindungi minoritas menunjukkan upaya kelompok ini untuk membangun kembali kepercayaan di tengah masyarakat internasional, sekaligus memberikan harapan bagi warga Suriah yang selama ini terpinggirkan.

Kontributor: Bahri