Berhemat Dengan Warung Hidup

Berhemat Dengan Warung Hidup

JURNIS Kebutuhan dapur bagi seorang ibu rumah tangga, suatu hal yang sangat penting karena berkaitan dengan urusan perut anak-anaknya. Dan seharusnya menjadi hal yang sangat penting bagi seorang suami kepala rumah tangga karena berkaitan dengan urusan perut istri dan anak-anaknya yang menjadi tanggung jawabnya. Urusan perut dikatakan sangat penting karena dapat mempengaruhi ketenangan beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Rasulullah pun berdoa agar dihindarkan dari kefakiran :

“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan, kemalasan, sifat pengecut, kekikiran, pikun kekerasan hati, lalai, berat tanggungan, kehinaan dan kerendahan. Dan aku berlindung kepadamu dari kefakiran…“ (HR. Al-Hakim dan Ibnu Hibban)

Harga-harga kebutuhan pokok yang terus menerus naik, harga sayur mayur, lauk pauk pun seolah ikut berlomba menju harga yang lebih tinggi. Sebuah langkah cerdas yang diambil oleh seorang kepala keluarga dengan tidak terjerumus dalam keluhan yang mendalam, namun lebih fokus kepada mencari solusi, agar kebutuhan tetap terpenuhi.

Banyak pilihan solusi agar terpenuhi kebutuhan keluarga, utamanya urusan perut, dan yang terpenting adalah tetap memperhatikan kehalalannya. Diantara banyaknya pilihan solusi, dapat dilakukan dari hal yang termudah dilakukan, yaitu berhemat. Berhemat bukan berarti meniadakan, namun bisa menjadi memperolehnya dengan cara yang gratis dan halal, salah satunya dengan membuat warung hidup di rumah. 

Apa itu warung hidup?

Warung Hidup adalah tanaman yang ditanam pada lahan pekarangan yang bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan dapur seperti sayuran, bumbu dan buah-buahan. Tanaman ini bisa ditanam di pekarangan langsung, bisa juga ditanam dalam pot, poly bag, plastik bekas, karung bekas, kaleng biscuit, bekas ember cat, dan wadah lainnya. Tanaman Warung Hidup yang mudah ditanam misalnya terong, cabe rawit, tomat, daun salam, daun bawang, serai, aneka rempah, daun pandan, papaya, pohon pisang, jambu, dan sebagainya. Jika di pekarangan rumah kita memiliki warung hidup tentulah dapat mengurangi pengeluaran membeli sayuran, bumbu dan buah. Kebutuhan perut keluarga terpenuhi dan tentu sehat, apatah lagi jika diolah dengan serius, meski dengan lahan yang kecil, dapat juga menjadi penghasilan tambahan keluarga.

Berikut cara menanam beberapa Warung Hidup di pekarangan rumah :

  1. Menanam Cabe


    a. Bibit cabe
    – Membuat bibit cabe sendiri : pilih bibit cabe yang segar, kupas cabe lalu ambil bijinya, jemur dibawah sinar matahari sampai kering
    – Membeli bibit cabe di toko. Namun jika hendak menanam cabe dalam skala kecil, lebih baik membuat bibitnya sendiri. Bibit cabe yang dijual di toko biasanya dalam skala besar dan tentu saja mahal.

    b. Menyemai Cabe
    – Siapkan tempat penyemaian, contohnya polybag.
    – Masukkan tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 3:1
    – Biarkan pada tempat yang terlindung dari hujan dan sinar matahari selama 1 minggu
    – Rendam bibit dalam air hangat selama 3 jam
    – Lalu letakkan benih pada polybag. Tutupi benih dengan tanah kira-kira 1 cm saja kedalamannya
    – Tunggu hingga benih berkecambah.
    – Kemudian mulai diperkenalkan dengan sinar matahari langsung

    c. Penanaman Cabe
    – Setelah berumur 4 pekan, pindahkan benih cabe pada lahan yang disiapkan
    – Jangan lupa untuk menggemburkan tanah lahan dan memebri pupuk
    – Berhati-hatilah saat melepas benih dari polybag agar akar tidak rusak
    – Jika tetap menggunakan polybag, gunakanlah polybag dengan diameter minimal 30 cm. Bisa juga menggunakan ember bekas yang sudah dibersihkan
    – Gunakanlah perbandingan 3:2:1 dengan rincian tanah, pupuk dan sekam mentah untuk tempat menanam

    d. Pemupukan Cabe
    Selama masa penanaman, rajinlah memberi pupuk. Gunakan pupuk kompos sehingga cabe menjadi lebih organik

    e. Perawatan Cabe
    Jangan lupa untuk menyirami cabe setiap hari, dan juga seringlah melihat apakah ada tanaman lain yang tumbuh yang akan mengganggu pertumbuhan cabe. Jika ada, cabut secara rutin agar cabe bisa tumbuh dengan baik.

    f. Panen
    Ketika cabe telah tumbuh sempurna, maka bisalah dipanen.

  2. Menanam Bawang Merah

    a. Membuat Bibit
    – Ukuran umbi harus diperhatikan, gunakan umbi yang berukuran sedang namun memiliki ukuran yang seragam
    – Perhatikan warna umbi, warnanya haruslah cerah dan mengkilap
    – Pilih umbi yang berat, hal ini menunjukkan kadar air dalam umbi masih banyak
    – Pilih umbi yang sehat, tidak terserang hama dan penyakit serta tidak cacat atau utuh
    – Sebelum digunakan sebagai benih, sebaiknya umbi disimpan dan diletakkan ditempat yang sejuk dengan suhu udara dibawah 26 derajat celcius
    – Biarkan benih disimpan 5-7 hari hingga umbi menghasilkan tunas anakan
    – Jika terdapat umbi yang membusuk maka segera buang dan pisahkan agar tidak menular kepada umbi yang masih sehat

    b. Menyiapkan Media Tanam
    – Siapkan wadah dengan diameter 10 cm dan kedalaman media tanam minimal 15 cm untuk satu rumpun bawang merah. Jika menggunakan polybag gunakan polybag ukuran 5 kg. Diberi lubang dibagian bawah agar tidak terjadi penggenangan air.
    – Campur tanah humus dengan pasir hingga merata
    – Masukkan kedalam pot atau polybag
    – Siram dengan air hingga basah 60%, ciri basah 60% tanah terlihat basah tapi bila pot diangkat tidak ada air yang menetas.

    c. Penyemaian Benih Kedalam Media
    – Tabur biji bibit bawang bawang merah ke media tanam kemudian tutup dengan menggunakan sekam matang. Usahakan semua bagian umbi tertanam dibawah permukaan tanah dan sisakan bagian ujungnya yang sudah ditumbuhi bakal tunas.
    – Siram menggunakan air bersih secukupnya dan jangan sampai air menggenang.
    – Tempatkan pot di tempat yang teduh tapi masih ada sinar matahari pagi, hingga bawang merah tumbuh dan berdaun dengan panjang 5 cm. Jangan terkena air hujan dulu, batang bisa membusuk.

    d. Perawatan
    – Pemupukan pertama dilakukan pada minggu kedua, gunakan pupuk SP+KCL, ½ sendok SP dan ½ sendok makan KCL
    – Pemupukan selanjutnya dilakukan 2 kali setiap 3 minggu
    – Penyiraman tanaman bawang merah dilakukan setiap hari khususnya bila musim kemarau. Jika musim hujan cukup 3 hari sekali.
    – Pengendalian hama secara manual tanpa pestisida

    e. Panen
    Panen bawang merah dalam pot bisa dilakukan dihari ke-70

Sederhana bukan? Selamat mencoba.

Sumber :

ApoteekHiidup.Blogspot.com
Liputan6.com
Ilmubudidaya.com

Gambar

Djsusiloe.blogspot.com

Faunadanflora.com

 

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.