Beredar Video Misionaris Kristen Menghina Islam dan Nabi Muhammad

Sebuah video berisi seorang laki-laki murtad yang menghina Islam dan Nabi Muhammad SAW beredar. Dalam video berdurasi 10:01 tersebut laki-laki itu mengatakan bahwa ketika Nabi Muhammad SAW membacakan ayat 6 dalam surat Al Fatihah, “Ihdinasyirotol Mustaqim” (tunjukanlah kami jalan yang lurus) maka itu menunjukkan Nabi Muhammad tidak tahu mana jalan yang lurus itu.

“Jadi kalau Nabinya tak tahu jalan yang lurus, gawat kita. Ibarat kita naik pesawat, tapi pilotnya tak tau harus landing dimana. Muhammad saja tak tahu jalannya, apalagi kita”, katanya

Padahal dalam ayat selanjutnya Allah SWT menjelaskan jawabannya, (yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri ni'mat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat. QS Al Fatihah ayat 7.

Laki-laki yang mengaku seorang misionaris asal Pontianak itu juga mengatakan bahwa Nabi Muhammad adalah seorang paedofil. Astagfirullahuladzim.

Tidak hanya itu, laki-laki gemuk berkacamata itu juga menghina syariat-syariat dalam Islam seperti hukum rajam dan ritual ibadah haji.

Tidak jelas siapa pengupload video yang kami dapatkan dari Broadcast BBM (Blackberry Messenger) tersebut. Semoga umat Islam bisa segera menemukan penghina Nabi kita yang mulia. Semoga Allah melaknatnya di dunia maupun di akhirat. (amaif)

sumber video : disini 

 

Bantahan :

Imam Abu Jafar Ibnu Jarir rahimahullah dalam Tafsir Ibnu Katsir mengatakan bahwa takwil yang lebih utama dari surat Al Fatihah ayat 6,Ihdinasyirotol Mustaqim    itu adalah “Berilah kami taufik keteguhan dalam mengerjakan semua yang Engkau ridhoi dan semua ucapan serta perbuatan yang telah dilakukan oleh orang-orang yang telah Engkau berikan nikmat taufik diantara hamba-hambaMu”, yang demikian itu adalah siratal mustaqim (jalan yang lurus). Dikatakan demikian karena orang yang telah diberi taufik untuk mengerjakan semua perbuatan yang pernah dilakukan oleh orang-orang yang telah mendapat nikmat taufik dari Allah diantara hamba-hambaNya, yaitu dari kalangan para Nabi, para Siddiqin, para Syuhada dan orang-orang sholeh – berarti dia telah mendapat taufik dalam Islam, berpegang teguh kepada Kitabullah, mengerjakan semua yang diperintahkan oleh Allah dan menjauhi larangan-laranganNya serta mengikuti jejak Nabi SAW dan empat khalifah sesudahnya serta jejak setiap hamba yang sholeh. Semua itu termasuk dalam pengertian siratal mustaqim.

Apabila dikatakan kepadamu, “Mengapa seorang mukmin dituntut untuk memohon hidayah dalam setiap sholat dan keadaan lainnya, padahal dia sendiri berpredikat seorang yang telah memperoleh hidayah? Apakah hal ini termasuk ke dalam pengertian meraih apa yang sudah diraih?”

Jawabannya, “Tidak.” Seandainya seorang hamba tidak memerlukan meminta petunjuk di siang dan malam harinya, niscaya Allah tidak akan membimbingnya ke arah itu. Karena sesungguhnya seorang hamba itu selalu memerlukan Allah SWT. Dalam setiap keadaannya, agar dimantapkan hatinya pada hidayah dan dipertajam pandangannya untuk menemukan hidayah, serta hidayahanya bertambah dan terus menerus dalam jalan hidayah.

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.