Ben-Gvir Usulkan Penjara Tahanan Palestina Dikelilingi Buaya, Cerminkan Kebiadaban Rezim Zionis

Ben-Gvir Usulkan Penjara Tahanan Palestina Dikelilingi Buaya, Cerminkan Kebiadaban Rezim Zionis

TEL AVIV (jurnalislam.com)– Menteri Keamanan Nasional Israel dari sayap kanan ekstrem, Itamar Ben-Gvir, kembali melontarkan usulan keji terhadap rakyat Palestina. Kali ini, ia mengusulkan pembangunan fasilitas penahanan bagi tahanan Palestina yang dikelilingi buaya dengan dalih mencegah pelarian.

Saluran televisi Zionis, Channel 13, melaporkan pada Ahad (21/12) bahwa usulan tersebut disampaikan Ben-Gvir kepada Dinas Penjara Israel dalam sebuah pertemuan dengan Kepala Komisioner Dinas Penjara, Kobi Yaakobi, pekan lalu.

Menurut laporan tersebut, penjara yang diusulkan akan dibangun di dekat kawasan Hamat Gader, di Dataran Tinggi Golan Suriah yang diduduki Israel, dekat perbatasan Yordania. Kawasan itu diketahui memiliki taman satwa, dan buaya-buaya di sana disebut akan dipindahkan untuk dijadikan “penghalang hidup” di sekeliling penjara.

Usulan ini memicu kecaman dan ejekan bahkan dari sejumlah pejabat kepolisian Israel sendiri. Namun demikian, otoritas penjara Zionis dilaporkan tetap mulai mengkaji “kelayakan” proyek tersebut, menunjukkan betapa rendahnya standar kemanusiaan rezim penjajah itu.

Gagasan tersebut mengingatkan pada pusat penahanan kontroversial era Presiden AS Donald Trump yang dikenal dengan sebutan “Alligator Alcatraz”, yang sebelumnya telah dikecam luas oleh lembaga-lembaga hak asasi manusia internasional karena melanggar prinsip-prinsip dasar kemanusiaan.

𝗘𝘀𝗸𝗮𝗹𝗮𝘀𝗶 𝗞𝗲𝗸𝗲𝗷𝗮𝗺𝗮𝗻 𝗱𝗮𝗻 𝗗𝗼𝗿𝗼𝗻𝗴𝗮𝗻 𝗛𝘂𝗸𝘂𝗺𝗮𝗻 𝗠𝗮𝘁𝗶

Usulan penjara berbuaya ini muncul di tengah eskalasi kebijakan represif Israel terhadap tahanan Palestina. Knesset (parlemen Israel) saat ini bersiap menggelar pembacaan kedua dan ketiga atas rancangan undang-undang yang disponsori Ben-Gvir, yang mengusulkan hukuman mati wajib bagi warga Palestina yang dituduh merencanakan atau melakukan serangan terhadap Israel.

RUU tersebut telah lolos pembacaan pertama pada November lalu dan mendapat dukungan luas dari koalisi sayap kanan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.

Data resmi Israel yang dikutip media lokal menyebutkan bahwa setidaknya 110 tahanan Palestina tewas dalam penjara Israel sejak Ben-Gvir menjabat pada akhir 2022. Saat ini, Israel menahan lebih dari 9.300 warga Palestina, termasuk ratusan perempuan dan anak-anak.

Organisasi hak asasi manusia Palestina dan Israel melaporkan bahwa para tahanan menghadapi penyiksaan sistematis, kelaparan, pengabaian medis, serta hukuman kolektif, kondisi brutal yang terus merenggut nyawa para tawanan.

Kebijakan-kebijakan ini semakin menegaskan watak penjajahan Israel yang tidak hanya merampas tanah Palestina, tetapi juga secara terang-terangan menginjak-injak nilai kemanusiaan dan hukum internasional. (Bahry)

Sumber: TNA

Bagikan