Berlakukan Peraturan Lama, Austria Perketat Minoritas Muslim

VIENNA (Jurnalislam.com) – Pemerintah Austria merubah peraturan tahun 1912 tentang ketentuan yang mengatur umat Islam. Peraturan yang berumur lebih dari satu abad itu dihidupkan lagi untuk mencegah masuknya dana dari luar Austria kepada para pemuka Muslim, khususnya keturunan imigran. Demikian dilansir BBC, Kamis (26/2/2015).

Hal ini ditanggapi dingin oleh sebagian besar tokoh Muslim Austria. Mereka kebanyakan beranggapan, pemerintah Austria masih belum memperlakukan Muslim secara setara dengan golongan lainnya. Meskipun demikian, Menteri Integrasi Sosial Austria, Sebastian Kurz, berusaha meyakinkan, reformasi regulasi 1912 tersebut untuk antisipasi persebaran paham radikalisme dari luar ke Austria. Menurutnya, dana merupakan pokok penting yang menghidupkan aktivitas ekstremis. 

Adapun peraturan 1912 itu dibuat pertama kali sebagai upaya pemerintah Austria mengakui Islam sebagai salah satu agama resmi. Bahkan, peraturan ini disebut sebagai model bagi seluruh negara Barat dalam mengakomodir kepentingan kaum minoritas Muslim. 

Sedangkan, hasil reformasi atas regulasi tersebut adalah menolak pendanaan asing untuk para imam negeri itu. "Kami hanya ingin mengurangi pengaruh politis dari asing. Kami juga semata-mata menghendaki agar Islam di sini berkembang sejalan dengan nilai-nilai Eropa," kata Sebastian Kurz kepada BBC, Kamis (26/2/2015). 

Ally | Republika | Jurniscom

Rakyat Palestina Kutuk Pembakaran Masjid

RAMALLAH (Jurnalislam.com) – Rakyat Palestina pada Rabu (25/2/2015) secara resmi dan terbuka mengutuk pembakaran satu masjid di desa dekat Bethlehem, Tepi Barat Sungai Jordan oleh pemukim Yahudi.

Perbuatan pemukiman Yahudi itu membuat berang rakyat Palestina, yang memperingatkan bahwa pembakaran Masjid Palestina akan berujung pada perang agama menyeluruh di seluruh wilayah tersebut. Masjid itu dibakar pada Rabu (25/2/2015) pagi waktu setempat oleh pemukim Yahudi di Desa Jab'aa di dekat Bethlehem, kata beberapa saksi mata.

No'man Hamdan, pemimpin desa tersebut, mengatakan kepada Xinhua, Kamis (26/2/2015) pagi, beberapa pemukim Yahudi menyerbu desa itu.

Mereka memecahkan kaca jendela Masjid, menyiramkan bahan yang mudah terbakar, membakar Masjid tersebut dan mencorat-coret temboknya dengan tulisan yang berisi seruan untuk membunuh orang Arab dan Muslim. "Ini adalah serangan serius," kata Hamdan.

Sejauh ini tak ada pejabat Israel yang berkomentar mengenai perbuatan pemukim Yahudi tersebut. Namun, media Israel melaporkan bahwa setelah pemukim Yahudi membakar masjid itu, tentara Israel dikerahkan ke daerah tersebut, polisi Israel juga dilaporkan melakukan penyelidikan mengenai serangan terhadap Masjid itu.

Hakim Kepala Palestina, Mahmoud Habbash menganggap pemerintah Israel bertanggung-jawab atas pembakaran masjid tersebut. Ia berkata, pembakaran Masjid adalah rasisme yang berlangsung dan memperlihatkan betapa tak pedulinya kaum pendudukan Israel terhadap agama dan tempat suci umat Muslim

Ally | Xinhua | Jurniscom

Info Palestina Rilis Infografik, 2662 Pengungsi Palestina Tewas di Suriah

PALESTINA (Jurnalislam.com) –  Data yang dirilis oleh Kelompok Kerja untuk Palestina Suriah menunjukkan jumlah korban gugur dari warga Palestina di Suriah akibat konflik berdarah mencapai 2662 orang meninggal dunia hingga hari Rabu 24/02/2015.

Data menyebutkan, sebanyak 989 yang gugur karena serangan roket pesawat, 294 disiksa di penjara, 167 gugur akibat blockade di kamp pengungsi Yarmuk dan 84 lainnya dieksekusi di lapangan.

Berikut infografiknya yang merinci derita warga pengungsi Palestina di Suriah;

 

Deddy | Infopalestina | Jurniscom

Jajak Pendapat : Setengah dari Jumlah Muslim di Inggris ‘Didiskriminasi’

INGGRIS (Jurnalislam.com) – Menurut sebuah jajak pendapat, setengah warga Muslim di inggris diperlakukan secara diskriminasi, kurang toleran terhadap Muslim terjadi disana.

Padahal hampir semua umat Islam di Inggris – 95 persen – mengatakan mereka menunjukan kesetiannya kepada negara, 46 persen mengatakan prasangka buruk terhadap Islam membuat mereka sulit untuk menjadi seorang Muslim di Inggris, menurut jajak pendapat dan penelitian konsultasi ComRes yang diterbitkan pada hari Rabu (25/02/2015).

Hanya enam persen saja dari 1.000 Muslim di Inggris yang disurvei melalui telepon, dari 26 Januari hingga 20 Februari, mereka mengatakan tidak loyal terhadap negaranya.

Dengan mengacu pada serangan terhadap kantor majalah satir Charlie Hebdo di ibukota Perancis pada 7 Januari, sekitar dua pertiga, atau 68 persen, mengatakan tindakan kekerasan terhadap orang-orang yang menerbitkan gambar Nabi Muhammad adalah bentuk penghinaan dan tidak akan pernah bisa dibenarkan, sementara hanya 24 persen yang tidak setuju.

Meskipun 27 persen mengatakan mereka memiliki beberapa simpati untuk para pelaku di balik serangan terhadap kantor Charlie Hebdo, total 93 persen mengatakan mereka percaya Muslim di Inggris harus selalu mematuhi hukum di Inggris.

Sebelas persen dari Muslim Inggris mengatakan mereka merasa simpatik terhadap orang-orang yang ingin melawan kepentingan Barat, sementara 85 persen mengatakan tidak.

Hampir setengahnya yaitu 49 persen mengatakan mereka percaya fatwa ulama bahwa melakukan kekerasan terhadap Barat bisa dibenarkan, sedangkan 45 persen tidak setuju.

Diperkirakan ada lebih dari 2,8 juta Muslim yang  tinggal di Inggris atau sekitar 4,4 persen dari populasi.

 

Deddy | World Bulletin | Jurniscom

Ratusan Umat Islam Austria Protes RUU Tentang Status Umat Islam di Wina

WINA (Jurnalislam.com) – Sekitar 200 orang berkumpul di depan parlemen Austria untuk memprotes RUU yang bertujuan untuk merubah undang-undang 1912 tentang status umat Islam di negara itu pada hari Selasa (24/02/2015).

Anggota perwakilan masyarakat sipil Muslim membentangkan spanduk bertuliskan, "Kami tidak akan menerimanya," dan "Jangan atur- atur agama saya."

"Ini hanya peraturan keamanan dan integrasi hukum, seharusnya berusaha mengidentifikasi hak dan tanggung jawab  Muslim ," kata anggota perwakilan Muslim.

"Dengan kondisi tersebut, kami akan naik banding ke mahkamah konstitusi dan Mahkamah Eropa untuk Hak Asasi Manusia untuk membatalkan hukum tersebut," kata pernyataan itu.

Sinan Ertugrul, seorang demonstran, mengatakan bahwa, “ RUU ini adalah buruk dan lebih rasis dan tidak adil dari yang sebelumnya”.

RUU ini bertujuan melarang dana asing yang masuk untuk organisasi Islam di Austria dan hanya memperbolehkan Al-Qur'an yang diterjamahkan oleh Negara serta teks-teks keagamaan lainnya.

Perubahan tersebut juga mengatur siapa saja yang bekerja sebagai Dai Islam di negara ini.

Menurut RUU tersebut, mempekerjakan Dai dari luar negeri akan dilarang. Imam akan dilatih di universitas Austria.

Saat ini, sekitar 300 imam bekerja di Austria, termasuk 65 pengkhotbah dari Turki. Sedangkan jumlah warga Muslim ada sekitar 500.000 Muslim yang tinggal di negara Austria.

 

Deddy | Anadolu Agency | Jurniscom

3 Komandan Utama Musuh termasuk 13 Anak Buahnya Tewas Dalam Pertempuran di Saripul

SARIPUL (Jurnalislam.com) –   24 Februari, laporan dari provinsi Saripul Utara mengatakan bahwa pertempuran yang telah berlangsung selama dua hari terakhir antara Mujahidin Imarah Islam Afghanistan dan pasukan bayaran di wilayah Sheram ibukota provinsi dan kabupaten Sozma Qala telah menyebabkan kerugian mematikan bagi musuh dan mengarah pada sebuah kekalahan telak.

Pertempuran dilaporkan telah berangsur angsur mereda  karena di kedua daerah tersebut mulai turun  salju tebal

Para pejabat mengatakan bahwa dua komandan utama musuh bersama dengan 11 anak buahnya tewas dan  puluhan lainnya luka-luka sementara wakil kepala komandan intelijen – Mir Agha – juga tewas  akibat luka yang parah sejak awal pertempuran.

 

Deddy | Shahamat | Jurniscom

Daerah “Lafta”, Warisan Sejarah Palestina Yang Menjadi Target Utama Yahudisasi

AL QUDS (Jurnalislam.com) – Warga Palestina di kawasan Lafta, salah satu desa terisolir di Al-Quds, terus berupaya mempertahankan warisan peninggalan Palestina dari serbuan yahudisasi zionis, terakhir di klaim lalu dimasukan dalam daftar warisan peninggalan budaya yahudi.

Untuk meneliti identitas sejarah Palestina di desa tersebut, Pusat Informasi Palestina bertemu dengan kepala lembaga kebudayaan Palestina di kota Al-Quds, Ya’kub Audah, untuk membahas rencana jahat zionis menjadikan Lafta sebagai kota yahudi.

Audah menjelaskan, “Episode yahudisasi desa Palestina tampak mencolok antara tahun 2004-2005, dimana media zionis mengungkap rencana pembangunan 267 villa dan hotel oleh mantan PM Ariel Sharon.”

Penjajah zionis terus berupaya membangun proyek lainnya di kawasan tersebut, mulai pembangunan rel kereta yang menghubungkan kota Yafa, melewati Bet Shurik, Bet Iksa, dan kota Lafta sampai kota Al-Quds, kemudian melingkari sekolah Lafta, menuju stasiun pusat dan gedung Umat di kawasan syeikh Badar yang menjadi pusat stasiun kereta.

Audah menjelaskan, “Kami terkejut pada tanggal 29/12/2010, otoritas pertanahan Israel mengumumkan penjualan tanah di kawasan Lafta, sehingga kami membentuk komite lokal untuk menghadapi rencana tersebut di hadapan pengadilan, sampai kami berhasil mendapatkan putusan bahwa rencana penjualan tersebut illegal.”

Audah menyatakan, “Kami melakukan pendataan sebanyak 73 rumah bersejarah terletak di dataran tinggi dekat terowongan Begin, dan mencatatnya sebagai peninggalan Palestina lewat penelitian arkeologi, agar diketahui oleh generasi mendatang.”

Pada tahun 2012 desa Lafta didaftarkan kepada Komite Kebudayaan Palestina di Unesco dan telah diusulkan untuk melindungi desa Lafta, saat ini tengah disiapkan pemberkasan dan dokumennya.

Untuk tujuan memperkenalkan peninggalan sejarah kepada generasi mendatang, digelar acara kunjungan lapangan dan 100 agenda lainnya untuk desa Lafta. Pada tahun 2013 telah digelar sekitar 120 acara, termasuk kunjungan jurnalis, pemutaran film documenter, dan kunjungan diplomasi Arab dan internasional, serta beragam seminar tentang indentitas dan peninggalan sejarah.

Menurut Audah, “Desa Lafta disorot secara luas oleh media sejak tahun 2012 sampai 2014, juga digelar work shop, seminar dan konferensi, banyak para mahasiswa dari universitas Amerika yang hadir, dan menjadi bahan diskusi dan dipamerkan di Amerika.

Namun pada 29/1/2014 kami dikejutkan oleh pernyataan Komite Pengawas Unesco di Israel yang memutuskan bahwa Lafta merupakan warisan budaya Talmud Internasional, dan meminta pihak Unesco untuk mencatatkan desa Palestina tersebut sebagai desa Talmud Yahudi.

Di antara penyebab kerakusan zionis untuk memasukan desa tersebut ke dalam peninggalan mereka, karena Lafta merupakan gerbang bagian Barat dan Utara kota Al-Quds. Jika berhasil menjadikan Lafta sebagai kota Yahudi, maka tinggal selangkah lagi menjadikan Al-Quds sebagai kota dan pusat Yahudi. Tindakan ini merupakan episode rasial yang ingin merubah sejarah dan peradaban.

Audah menyebutkan, “Lafta bukan peninggalan, melainkan warisan sejarah dan peradaban kemanusiaan. Masjid Lafta dibangun sejak 800 tahun lalu, ada catatan sejarah di pengadilan syariah bahwa 50 % penghasilan Lafta digunakan untuk kemakmuran Masjid Saifudin bin Isa bin Qasim al Ukari, salah satu panglima militer pasukan Shalahuddin.”

Sementara itu bangunan-bangunan di Lafta dan dekorasi serta tiang-tiangnya dengan model yang unik seperti pahatan alam, bukan seperti layaknya bangunan di atas bukit.

Lafta dengan model alaminya adalah peninggalan budaya Arab, penyitaan Lafta sama dengan menyita warisan sejarah berusia ratusan tahun, dan ini tak selaras dengan sejarah.

Badan PBB Unesco diminta untuk cermat dalam menetapkan kesimpulan. Lafta merupakan bagian dari Al-Quds, dan Al-Quds merupakan kota sejarah sejak 5000 tahun lalu.

Pada tahun 1948, penduduk Lafta berjumlah sekitar 3000 orang, dan saat ini mencapai 38 ribu orang di dalam dan luar negeri, ada yang di Al-Quds, dan sekitarnya, di kawasan Syeikh Jarrah, Ramallah dan hampir separuhnya berada di Yordania, pasca pengusiran oleh pihak zionis, dimana Lafta merupakan salah satu kawasan pembersihan etnis oleh gerombolan zionis.

Menutup penjelasannya, Audah menegaskan bahwa Lafta merupakan bagian dari Palestina, yang dijajah pada tahun 1948, warga Lafta di Al-Quds dan di luar negeri merupakan bagian dari rakyat Palestina. Perjuangan warga Lafta adalah juga perjuangan Palestina, dan saat ini Lafta masih terus menjadi target yahudisasi.

 

Deddy | Infopalestina | Jurniscom

Hujat Habaib, Kyai ‘Gadungan’ Langganan Gereja Diusir Umat Islam Saat Ceramah

JAKARTA (Jurnalislam.com) – Kyai' yang gemar memberikan ceramah di gereja-gereja dan berbagai kelenteng, Nuril Arifin Hussein alias Gus Nuril, dipaksa turun oleh umat Islam pada acara Maulid Nabi Muhammad SAW semalam Jum’at 20 Februari 2015, di Masjid Jami Assu’ada Jatinegara Kaum, Jakarta Timur.

Sebetulnya panitia Maulid tidak pernah mengundang Gus Nuril. Nuril ternyata hanya titipan seorang ketua RW di sekitar masjid yang memang penggemar Nuril. Sudah tidak diundang, datang tidak sopan, isi ceramahnya pun setan pula!

Baru sebentar berceramah Nuril langsung membawa-bawa nama Yesus. Kemudian mulai menghina Habaib di Jakarta yang menolak Ahok. Yang lebih aneh lagi Nuril kemudian berkata “Habib harusnya bersyukur ke orang China, karena sebab China maka ada Maulid”, ini tentu pemikiran sangat ngawur dan sesat.

Akibat isi ceramahnya yang sesat-menyesatkan ini maka memicu kemarahan umat Islam yang hadir. Ceramah di masjid kok isinya malah membangga-banggakan Yesus dan China serta menghujat para Habaib dan umat Islam. Saking seringnya ceramah di Gereja Nuril nampaknya lupa sekarang dia berada di dalam masjid.

Para jama’ah masjid dengan kompak meneriaki Nuril supaya turun. Tanpa perlawanan Nuril dan banyak antek-antek yang dia bawa pun langsung turun dan kabur ketakutan lari kocar-kacir. Sehingga pengakuan Gus Nuril dulu yang menamakan dirinya sendiri sebagai “Panglima Pasukan Berani Mati” selayaknya diganti menjadi Panglima Pasukan Berani Kabur!

Habib Ali bin Hussein Assegaf yang diundang oleh panitia bersama majlisnya MT Nurul Habib dengan keras kemudian berceramah dan menyatakan Nuril adalah “kyai comberan! Penghina Habib dan Rasul”. Dan kemudian Habib Ali berpesan kepada para panitia Maulid agar jangan sembarang mengundang Penceramah yang akhirnya membuat umat saling bermusuhan.

Apalagi Habib Syech bin Abdul Qodir Assegaf pernah mengatakan kyai yang ceramah di gereja, kyai ora waras. Dan Habib Syech juga mengatakan orang semacam itu bukanlah Ahli Sunnah, tapi Ahli Dholalah (kelompok sesat). Habib Syech juga mengatakan:

“Mereka (Nuril Liberal cs) adalah penyakit-penyakit yang ada di negeri ini, mereka yang akan merusak bangsa kita dengan dalih toleransi. Mereka sebenarnya hanya menjual agama Islam di depan pemeluk agama lain demi duit!” Demikian ucapan Habib Syech dengan berapi-api.

Nuril pun bagai tersengat dengan sindiran Habib Syech karena Nuril memang sering berceramah di gereja-gereja dan kelenteng dan akrab bergaul dengan para pendeta, pastur dan biksu, karena mata pencahariannya memang disitu.

Dalam ceramahnya, dengan sok tahu bak ahli sejarah, Nuril yang kurang ilmu namun sok pintar ini menyatakan “Keturunan Rasulullah SAW sudah tidak ada, semua sudah mati dibunuh. Arab-Arab di Indonesia adalah Arab Badui semua, bukan keturunan Sayidina Ali dan Nabi Muhammad SAW.”

Selain itu Gus Nuril dalam ceramahnya sering mengucapkan kata kotor, pornografi. Seperti: “Para Habib ke Indonesia itu cuma mau mateni orang dan mau cari … (Sebutan alat kelamin wanita secara vulgar).” Astaghfirullahaladzim… Ini kyai apa germo?

Yang terbaru si Nuril menghina Habib Abdul Qodir Assegaf sebagai “Supir Taksi dari Arab yang tidak berilmu”. Padahal Habib Syech baru saja diundang bersholawat di Korea Selatan dan acaranya berlangsung sukses.

Habib Syech dengan lantunan-lantunan suara sholawatnya yang indah mengagungkan nama Allah dan Rasulullah SAW di Korea sementara si Nuril mau ceramah di Jatinegara saja gagal!

 

Kontributor : Ratono Efendi | Panjimas | Jurniscom

Diprotes Umat Islam, Acara Berbau Komunis di Solo Bubar

SOLO (Jurnalislam.com) – Senin pagi (23/2/2015) beberapa pimpinan elemen Muslim disibukkan dengan rencana kegiatan yang diduga berbau komunis atau PKI yang akan digelar Selasa 24 Februari 2015 di Taman Budaya Surakarta (TBS) Kentingan. Acara dengan tema ”Pelayanan Kesehatan Bagi Korban Trgedi 1965/1966 untuk Mewujudkan Rekonsiliasi” itu akan dihadiri oleh Nur Kholis Hasto Atmojo dari Komnas HAM, Handoyo Laksono dari Fakultas Hukum UNS dan Winarso (Mantan Pengurus PRD).

Pagi harinya, Selasa (24/02/2015) sekitar pukul 08.00 WIB, elemen Islam Solo Raya dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) Solo, Laskar Umat Islam Surakarta (LUIS), Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) Solo Raya, Jamaah Anshar Syariah Solo, Forum Komunikasi Aktivis masjid (FKAM) Solo, Hisbullah Divisi Sunan Bonang mulai berkumpul.

Menurut Muhammad Syafik dari Divisi Data dan Informasi LUIS, acara semacam ini pernah lolos 3 kali di Solo. ”Walau tahunya mendadak, kali ini elemen Muslim kompak dan bergerak bersama-sama memprotes kegiatan yang berbau komunis. Kita tidak ingin kecolongan lagi,” katanya.

Sementara itu Ketua NU Solo Helmy Akhmad Sakdilah juga mempersoalkan pencantumkan nama dirinya dalam undangan tanpa ada konfirmasi sebelumnya. ”Saya kecewa, Saya juga sudah ingatkan kepada panitia, tidak ada rekonsiliasi dengan Komunis di Indonesia,” tambah pak Helmy.

Setelah dipastikan bubar sekitar pukul 10.30 WIB, laskar membubarkan diri dengan pengamanan dari TNI dan Polri.

Kontributor : Endro Sudarsono | Editor : Ally | Jurniscom

CIIA : “Bom Mainan” di ITC Bukan Kerjaan ‘Teroris’

JAKARTA (Jurnalislam.com) – Direktur The Community of Ideological Islamic Analyst (CIIA) Harits Abu Ulya mengatakan bom berdaya ledak kecil di lantai 2 Mal ITC Depok kemarin, Senin (23/2/2015) bukan dari kelompok teroris. Bom yang meledak di area toilet itu disebutnya hanya “bom mainan”.

“Kalau lihat barang bukti yg diduga bom memang terkesan itu adalah rakitan bom,kalau vonisnya bom mk meniscayakan terorisasi terhadap orang2 tertentu dan itu tdk akan keluar dri jejaring yg dikaitkan dengan Poso (Santoso Cs) atau kel IS-ISIS di Indonesia,” kata Harits dalam rilisnya kepada Jurniscom, Selasa (24/2/2015).

Menurut Harits, pelaku bisa siapa saja. “Bisa saja produk oknum aparat, orang Syi'ah, "teroris", atau bahkan orang iseng. Mengingat munculnya kasus ini di momentum Indonesia dalam sikon labil politik dan keamanan,” lanjutnya.

Soal calon kapolri yang belum selesai menimbulkan kisruh politik yang belum berujung. Soal kelompok Syi'ah terpojok paska penyerangan ke Az Zikra. Namun, soal ancaman Australia, “Tidak terlalu signifikan,” ujarnya.

Letupan kecil ini, menurutnya, bisa melahirkan efek opini dan persepsi publik bahwa teroris jaringan Poso atau lainnya masih eksis.

“Karenanya, butuh Kapolri yang handal urus terorisme. Tapi dibalik itu adalah untuk mengkonstruksi persepsi publik bahwa calon tunggal Kapolri BH (Badrodin Haiti-red) adalah layak sekaligus menganulir tentang dugaan pelanggaran HAM berat seorang BH saat menjadi Kapolda Sulteng di tahun 2007,” papar pengasuh Majelis Al Bayan itu.

Asumsinya, yang ditangani BH adalah terorisme. Karena dalam kasus terorisme seolah-olah aparat mempunyai legitimasi yang kuat untuk melakukan tindakan extra-ordinary meski dengan melakukan extra-judicial killing.

Selain isu rekening gendut seperti halnya BG, BH juga punya sandungan serius soal pelanggaran HAM 2007 di Poso. “Bukan tidak mungkin ada permainan kotor untuk mengawal BH agar bisa jadi Kapolri,” sambung Harits.

Selanjutnya Harits mengatakan bisa jadi pelakunya adalah orang Syi'ah. Hal ini tidak lain untuk mengalihkan isu tentang mereka agar tidak makin terpojok dan bisa menghindar dari eskalasi kemarahan publik (sunni) yang tidak terduga.

“Dari barang yang menimbulkan letupan kecil layaknya balon meletus tapi efek opininya bisa besar bagi kepentingan kelompok dan politik tertentu mengindikasikan ini "bom mainan", saya tdk yakin ini kerjaan kelompok "teroris" sungguhan," tutupnya.

Ally | Jurniscom