Universitas Jihad Rahasia Kekuatan Taliban

Oleh:Rulian Haryadi (Founder Boomboxzine).

 

“Rusia dihancurkan oleh para mahasiswa dan lulusan Darul Uloom Haqqania dan Amerika juga dikirim berkemas pulang,” kata Shah, seorang ulama berpengaruh di sekolah agama yang oleh para kritikus dijuluki sebagai “universitas jihad” itu. “Kami bangga,” ujar Shah. Dan jangan heran juga bahwa para santri (Taliban) Darul Uloom Haqqania menempatkan Osama bin Laden adalah tokoh besar Islam.

 

Universitas Darul Uloom Haqqania yang berlokasi di Akhara Khattak sekitar 60 KM dari Pshawar dibawah naungan Provinsi Khyber Pakhtunkhuwa, Pakistan. Bagi yang menekuni dunia jihad nama lokasi ini bukan menjadi barang asing pasalnya sejak kepemimpinan Presiden Muhammad Zia ul-Haq provinsi ini menjadi tempat strategis untuk menempatkan Inter-Services Intelligence (ISI Pakistan) untuk memberdayakan pelatihan mujahidin guna melawan invasi Soviet.

 

Pada 1947 seorang ulama besar Pakistan Maulana Abdul Haq mendirikan madrasah Darul Uloom Haqqania yang memfokuskan kurikulum pada hadits-hadits Nabi. Kesohornya madrasah ini karena pengajarannya yang ketat dan jebolan alumnus Darul Uloom Haqqania terbilang tangguh dalam berdakwah sampai keteguhan berjihad. Maulana Abdul Haq sendiri digelari Sitara-i-Imtiaz (semacam gelar pahlawan atau tokoh bangsa) oleh pemerintahan Zia ul-Haq. Maulana Abdul Haq juga mendukung keras sikap pemerintah pada saat itu untuk membantu mujahiddin Afghan melawan invasi Soviet. Meskipun usianya yang sudah sepuh karena beliau kelahiran 1912 namun semangat untuk berjihadnya sangat tinggi sampai tertitiskan semangat itu pada murid dan anaknya Sami ul-Haq yang nanti dikenal dengan sebutan ‘Bapak Taliban’.

 

Darul Uloom Haqqania menampung sampai 4000 santri (Taliban) dengan fasilitas, makan, minum, pakaian, tempat tinggal semuanya gratis. Kurikulum disini sangat menitik beratkan hadits, aqidah, akhlak, dan jihad. Dalam sebuah wawancara rektor Universitas tersebut Sami ul-Haq menolak anggapan bahwa sekolahnya mengajarkan taktis peperangan. Disini hanya mengajarkan jihad karena jihad adalah ajaran Islam, pungkasnya pada wartawan DW.

 

Murid-murid (Taliban) di Darul Uloom Haqqania sangat teruji aqidah dan himmah Islamnya. Terbukti seperti Mullah Mohammad Omar pemimpin dan pendiri Taliban, Jalaluddin Haqqani panglima jihad dan tokoh besar Afghanistan, Akhtar Mansour Amir Taliban pasca wafatnya Mullah Omar, Yunus Khalis tokoh jihad pada era Soviet, Sirajuddin Haqqani panglima besar Taliban, dan masih banyak lagi. Tokoh tersebut membuktikan kuitas Darul Uloom Haqqania.

 

Pasca wafatnya Abdul Haq Darul Uloom Haqqania diteruskan oleh anaknya Sami ul-Haq. Sami ul-Haq memainkan peran penting bagi keberlangsungan Taliban sampai-sampai Mullah Muhammad Omar menggelari Sami ul-Haq dengan sebutan ‘Bapak Taliban’. Tidak dipungkiri bahwa lulusan dari Universitas ini berhasil mengukuhkan Taliban sampai kemenanganya pada 15 Agustus 2021 kemarin. Pengalaman Ustadz Abu Tholut juga membenarkan bahwa yang disebut Taliban adalah santri yang sedang berlibur di musim panas untuk berjihad di era invasi Soviet.

 

Dukungan Darul Uloom Haqqania pada Taliban tergambar jelas dengan terbitnya buku Sami ul-Haq yang bertajuk Afghan Taliban War of Ideology: Struggle for Peace pada 2015 silam.

 

Menurut laporan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB), sekitar 6.500 teroris Pakistan beroperasi di Afghanistan, sebagian besar dari mereka adalah anggota Tehrik-e-Taliban Pakistan (TTP) dan di Pakistan. Laporan ke-26 dari Analytical Support and Sanctions Monitoring Team ISIS, al-Qaida dan individu dan entitas terkait menyatakan bahwa TTP telah “mengklaim bertanggung jawab atas berbagai profil serangan di Pakistan dan telah memfasilitasi yang lain oleh Jamaat-ul-Ahrar dan Lahskhar-e-Islam”. Meski begitu ketokohan Sami ul-Haq menjadi pertimbangan para politisi untuk menggalang pengaruhnya di provinsi tersebut.

 

Darul Uloom Haqqania yang sederhana dan sistem pengajaran yang terbilang klasik membuktikan kekuatan mental dari pada terjangan pendidikan modern yang seperti kita ketahui rata-rata mereka masih bingung pada umur 20-an seraya meng-afirmasi hidup untuk apa? Darul Uloom Haqqania juga bukti sekaligus bantahan atas tudingan Dhyana Paramita (mantan staf PBB di Kabul) yang mengatakan bahwa Taliban buta huruf, tidak bisa membaca al-Quran dan “boro-boro shalat” juga tidak.

 

 

Referensi :

 

– Matthew Green, Father of Taliban’ urges US concessions”, (Financial Times 2011)

 

– Zahid Hussein, Frontline Pakistan: The Struggle with Militant Islam, (Columbia University Press : 2008)

 

  • “Universitas Jihad“ Pakistan Berbangga atas Alumninya, 18-11-2020, https://amp.dw.com/id/universitas-jihad-berbangga-atas-alumninya/a-55646679

 

– Jihad 101, Taliban Basic Training in Pakistan, https://youtu.be/zIGbglprvGo

Menteri Baru IIA Masuk Daftar Buronan AS, Taliban Sebut AS Melanggar Perjanjian Doha

KABUL(Jurnalislam.com)–Taliban menuduh Amerika Serikat melanggar kesepakatan damai yang ditandatangani keduanya pada 2020, karena memasukkan menteri dalam negeri Imarah Islam Afghanistan (IIA) Sirrajudin Haqqani dalam daftar teroris AS.

Menteri baru, yang merupakan bagian dari Jaringan Haqqani, telah dituduh melakukan serangan terhadap pasukan AS di Afghanistan selama 20 tahun perang. AS akan memberi imbalan $ 5 juta untuk penangkapan Haqqani. Dia juga tetap masuk dalam daftar teroris PBB.

Beberapa anggota kelompok lainnya, termasuk penjabat Perdana Menteri Mullah Mohammad Hassan Akhund, masih masuk daftar hitam internasional.

“Pejabat Pentagon telah mengatakan bahwa beberapa anggota kabinet Imarah Islam atau anggota keluarga mendiang Haqqani Sahib berada di dalam daftar hitam AS dan masih menjadi target,” kata kementerian luar negeri Imarah Islam Afghanistan, pada Rabu malam. (8/9/2021)

“Imarah Islam menganggap ini sebagai pelanggaran yang jelas terhadap Perjanjian Doha yang bukan untuk kepentingan Amerika Serikat atau Afghanistan,” katanya, merujuk pada perjanjian yang ditandatangani di ibu kota Qatar.

Kesepakatan itu membuka jalan bagi penarikan pasukan asing pimpinan AS dengan imbalan jaminan dari Taliban untuk tidak mengizinkan kelompok-kelompok seperti al-Qaeda dan ISIL beroperasi di tanah Afghanistan. Pasukan AS mundur tepat sebelum batas waktu 31 Agustus dan mengakhiri perang terpanjang Amerika.

Pernyataan Taliban itu muncul setelah AS sepakat dalam perjanjian Doha untuk menghapus anggota Taliban dari sanksi internasional.

Dilaporkan dari Kabul, Charlotte Bellis reporter Al Jazeera mengatakan pernyataan itu keluar menyusul adanya komentar pejabat Pentagon kepada media bahwa anggota keluarga Haqqani masih menjadi target yang sah dan tetap masuk daftar hitam AS.

“Taliban mengatakan ini sangat provokatif, mengutuknya, mengatakan bahwa anggota keluarga Haqqani harus segera dikeluarkan dari daftar sanksi AS. Mereka mengatakan akan terus menuntut itu,” kata Bellis.

“Sejumlah keluarga Haqqani adalah bagian dari pemerintah dan mereka sangat kecewa. Mereka mengatakan mereka menginginkan hubungan positif dengan AS. Dan mereka sangat kecewa melihat beberapa pemimpin tertinggi mereka tetap menjadi target yang sah.”

“Akan sangat menarik untuk melihat apa tanggapan AS terhadap pernyataan ini,” tambahnya.

Fahim Sadat, kepala departemen Hubungan Internasional di Universitas Kardan yang berbasis di Kabul, mengatakan AS dan Taliban menggunakan Perjanjian Doha untuk melayani kepentingan mereka masing-masing.

“Kenyataannya adalah bahwa daftar sanksi adalah satu-satunya pengaruh yang layak dari komunitas internasional yang dapat digunakan melawan Taliban untuk konsesi apa pun,” kata Sadat kepada Al Jazeera dari kota Barcelona, ​​Spanyol. (Bahri)

Sumber: Al Jazeera

PP Muhammadiyah Harap Pemerintah Indonesia Bisa Bantu Taliban Bangun Afganistan

JAKARTA(Jurnalislam.com) — Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof Syafiq A Mughni, mengatakan, setuju dengan upaya pemerintah Indonesia ikut serta bersama masyarakat internasional untuk mewujudkan perdamaian dunia yang abadi, termasuk di Afghanistan. Ini adalah amanat Undang-Undang Dasar.

“Usulan pemerintah Indonesia tentang beberapa kebijakan yang perlu diambil oleh pemerintah Afghanistan sesungguhnya memiliki urgensi kepentingan bersama, bukan untuk kepentingan Indonesia saja tetapi juga untuk kepentingan bersama,” kata Prof Syafiq, Jumat (10/9).

Prof Syafiq mengatakan, pemerintah Indonesia ingin agar Afghanistan berkembang menjadi negara yang kuat dan berperan menciptakan tata dunia yang merdeka, adil, sejahtera, dan menjunjung tinggi nilai kemanusiaan universal.

Ia juga menyampaikan, prinsip tidak mencampuri urusan dalam negeri orang lain tetap perlu dipertahankan. Tetapi tidak menafikan usulan dan harapan agar prasyarat pembangunan hubungan internasional yang lebih positif bisa terwujud. Berharap agar Afghanistan bisa terlibat dengan lembaga-lembaga internasional seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI).

Prof Syafiq mengatakan melihat latar belakang pendidikan dan paham keagamaan masyarakat Afghanistan, mereka punya modal besar untuk mengadopsi spirit wasathiyah atau moderasi. Darul Ulum Deoband di India yang menjadi rujukan pendidikan dan keagamaan Taliban adalah lembaga yang menganut nasionalisme komposit, sebuah paham kebangsaan yang memayungi semua warga negara dengan beragam agama dan etnisitas.

“Deoband tidak terlibat dalam hiruk-pikuk kekuasaan di India. Paham Deoband juga mengakui realitas faham keagamaan yang berbeda, sekalipun secara formal bermazhab Hanafi dalam fiqih, dan Maturidi dalam teologi. Ini mazhab yang sangat umum di hampir semua negara di Kawasan Asia Tengah,” jelasnya.

Ia menerangkan, Taliban juga tidak memiliki visi internasionalisme Islam, dan tidak membangun jaringan dengan gerakan-gerakan transnasional. Karena itu kecil kemungkinan menjadi negara yang akan mengekspor terorisme. Karena pengalaman sejarah penjajahan yang panjang, semangat anti-penjajahan menjadi orientasi keagamaan dan politik yang paling kuat.

“Semua ini adalah harapan dan tentunya semoga terwujud situasi Afghanistan yang aman, damai, adil dan sejahtera. Sekalipun itu tidak mudah, tapi kita bisa membantu doa, harapan, dan kerjasama di berbagai bidang keagamaan, sosial, pendidikan dan budaya,” ujarnya.

sumber: republika.co.id

 

Anggota Parlemen Inggris Soroti Islamofobia di Eropa

LONDON(Jurnalislam.com) — Seorang anggota parlemen Muslim, Zara Sultana menangis selama pidato yang dia buat pada Kamis (9/9). Dalam pidatonya ia berbicara tentang pelecehan yang dia terima sejak dia menjadi politikus selama debat parlemen tentang definisi Islamofobia.

Zara Sultana, anggota parlemen Partai Buruh untuk Coventry South mengatakan dia menerima berbagai pesan kasar. Di antaranya, ada yang berkirim pesan ‘Sultana, kamu dan gerombolan Muslim kamu adalah ancaman nyata bagi kemanusiaan,’ atau ‘di mana pun kamu berada kamu adalah penyakit, pergi’ dan yang lain mengatakan, bahwa dirinya adalah simpatisan teroris dan sampah bumi.

“Sebelum terpilih, saya gugup menjadi wanita Muslim di mata publik,” kata Sultana di Westminster Hall, dilansir dari Anadolu Agency, Jumat (10/9).

Sultana mengaku tumbuh dewasa dan telah terbiasa melihat pelecehan yang dialami oleh Muslim Inggris. Karenanya dia juga mengetahui perjalanannya sebagai muslim tidak akan mudah. “Dan ketika gadis-gadis muda bertanya kepada saya bagaimana rasanya, saya ingin mengatakan bahwa saya salah karena khawatir, bahwa mereka akan menghadapi tantangan yang sama seperti teman dan kolega non-Muslim mereka. Tetapi dalam waktu singkat saya di Parlemen, itu tidak benar,” kata dia.

Sultana melanjutkan menjadi seorang perempuan Muslim, menjadi seorang yang blak-blakan dan berhaluan kiri, akan menjadi sasaran rentetan rasialisme dan kebencian. Karena beberapa kelompok memandang Muslim adalah musuh mereka. “Seolah-olah saya adalah musuh negara tempat saya dilahirkan, seolah-olah saya bukan milik saya,” ujarnya.

Sultana juga mengatakan pelecehan yang dia terima semakin memburuk ketika dia mengkritik mantan perdana menteri Tony Blair karena melancarkan “perang ilegal” di Afghanistan. Sultana menggarisbawahi Islamofobia ini tidak datang dari ruang hampa, melainkan karena doktrin turun temurun.

Sultana mengatakan Sabtu ini akan menandai peringatan 20 tahun serangan teroris 11 September di Amerika Serikat. Sebuah serangan pembunuhan massal yang mengerikan yang selalu membayangi warga AS.

Menurutnya, ini adalah latar belakang perang bencana di Timur Tengah, di mana hubungan palsu ditarik antara Irak dan serangan 9/11, memberikan legitimasi palsu untuk perang yang lebih berkaitan dengan minyak daripada keselamatan warga Inggris. Sultana berharap segalanya bisa menjadi lebih baik di masa depan, saat dia menundukkan kepalanya, tetapi segalanya menjadi lebih buruk.

Mengacu pada sebuah artikel yang ditulis oleh Perdana Menteri Boris Johnson, Sultana mengatakan hari ini perdana menterinya telah mengolok-olok Muslim sebagai ‘kotak surat’ dan ‘perampok bank.’ Islamofobia, tambahnya, sangat nyata di Inggris.

“Islamofobia sangat nyata di Inggris saat ini. Orang-orang yang menyebarkan kebencian ini tidak hanya menargetkan Muslim, mereka menargetkan orang kulit hitam, mereka menargetkan orang-orang Yahudi, mereka menargetkan komunitas Gipsi, Roma dan Wisatawan, mereka menargetkan para migran dan pengungsi. Ada keamanan dalam solidaritas, dan hanya dengan menyatukan perjuangan kita, kita akan mengalahkan rasialisme,” tuturnya.

Sumber: republika.co.id

 

 

Berdalih Perang Melawan Teroris, AS Membunuh 48.308 Warga Sipil

JAKARTA(Jurnalislam.com)-Apa yang disebut Perang Melawan Teror telah menyebabkan 48.308 warga sipil tewas di Timur Tengah dan di tempat lain sebagai akibat dari pemboman AS sejak serangan 11 September 2001, sebagaimana dilaporkan oleh organisasi Airwars.

Dikutip dari The New Arab (8/9/2021), bahwa Airwars melacak tujuh tempat konflik termasuk Irak, Suriah, Yaman, Afghanistan, dan Libya untuk sebuah laporan yang diterbitkan beberapa hari sebelum peringatan 20 tahun serangan Al-Qaeda di AS, yang memicu operasi ‘Perang Melawan Teror’.

Airwars mengatakan bahwa minimal 22.679 warga sipil di Timur Tengah, Afrika, dan Asia Selatan tewas dalam serangan militer pimpinan AS sejak saat itu.

Secara mengejutkan, 97 persen korban sipil meninggal terjadi selama pendudukan AS di Afghanistan dan Irak, serta serangan militer yang dipimpin Washington melawan kelompok ISIS di Suriah dan Irak.

AS baru-baru ini mengakhiri perang 20 tahun di Afghanistan pada bulan Agustus dan Taliban merebut kembali kekuasaan, sementara Presiden Joe Biden telah bersumpah untuk mengakhiri era perang abadi.

Pendudukan pimpinan AS di Irak berlangsung dari 2003 hingga 2009, meskipun beberapa tentara masih berbasis di negara itu untuk membantu operasi melawan ISIS.

Washington mengakui pasukannya telah melakukan 91.340 serangan sejak kampanye anti-terornya di seluruh dunia yang dimulai pada 2001, kata Airwars.

Periode pemboman yang sangat intens terjadi saat invasi Irak tahun 2003, yang menyebabkan 18.695 serangan udara AS.

Itu juga merupakan tahun paling berdarah untuk kematian warga sipil dari 9/11 hingga sekarang, dengan 5.529 kehilangan nyawa mereka akibat serangan AS, sebagian besar terjadi selama invasi, kata Airwars, mengutip kelompok pelacak Irak Body Count.

Dalam operasi anti-ISIS antara 2015 dan 2017, sekitar 9.000 serangan udara terjadi setiap tahun.

Ini menjadikan 2017 sebagai tahun dengan jumlah kematian sipil tertinggi kedua, dengan 4.931 terbunuh, yang sebagian besar diduga akibat serangan koalisi pimpinan AS di Suriah dan Irak.

Angka-angka dari program Brown University Cost of War menunjukkan bahwa mencapai 370.072 warga sipil meninggal dalam perang pasca-9/11.

Margin yang lebar dalam statistik kematian yang dilaporkan Airwars akibat pemboman AS disebabkan oleh “banyak hal yang tidak diketahui mengenai kerugian sipil dalam perang”, kata organisasi itu.

Airwars mengatakan data mereka juga tidak dapat mengecualikan kematian yang disebabkan oleh serangan lain seperti “tembakan artileri dan amunisi berat lainnya” dalam kasus-kasus tertentu.

Juga tidak jelas apakah pasukan AS yang bertanggung jawab atas setiap serangan udara tertentu dalam angka-angka yang dilaporkan Airwars, seperti perang melawan ISIS ketika mitra koalisi lainnya termasuk Prancis dan Inggris juga ambil bagian.

Sementara itu, Komando Pusat Amerika Serikat (CENTCOM) saat dihubungi untuk menanggapi atas laporan Airwars tentang kematian warga sipil, mengatakan: “Informasi yang Anda minta tidak langsung tersedia di kantor kami karena mencakup beberapa operasi/serangan militer dalam rentang waktu antara 18 dan 20 tahun.” pungkasnya. (Bahri)

Sumber: The New Arab

28 Dosen UIN Bandung Lulus Uji Kompetensi Internasional

BANDUNG(Jurnalislam.com)–– Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati (UIN SGD) Bandung kembali menorehkan prestasi dengan mendapatkan pengakuan internasional. Sebanyak  28 dosennya dinyatakan lulus uji kompetensi internasional.

Uji kompetensi internasional ini digelar International Boards of Standars (IBS), anggota American Academy yang bergabung bersama CHEA International Quality Group. Sertifikat kompetensi diserahterimakan langsung secara virtual oleh Presiden Chapter Asia Pasific, Prof Fauzi Hasan kepada Rektor UIN Bandung, Prof Mahmud di Gedung O Djauharuddin AR, Bandung, Selasa (7/9/2021).

“Pencapaian tingkat internasional pada individu dan institusi itu merupakan keharusan. Kami, American Academy ada di 174 negara. Berusaha memberikan pengakuan kompetensi kepada para profesional, salah satunya di Indonesia. Saat ini merupakan satu-satunya yang diakui oleh Kemendikbudristek,” ujar Fauzi Hasan.

Rektor UIN Bandung, Prof Mahmud bersyukur dengan bertambahnya dosen yang mendapatkan pengakuan internasional. Sebelumnya, ada sembilan orang di tahap awal, yang lulus uji kompetensi.

“Kita tidak bisa hanya memiliki kompetensi di tingkat lokal, tapi harus juga tingkat internasional. Mudah-mudahan ke depannya bisa lebih banyak dari sekarang. Program ini harus dikawal, terus agar ada peningkatan. Lembaga kita tidak hanya bergengsi di tingkat nasional, tapi meraih pengakuan global,” ujarnya.

Prof Mahmud mengingatkan bahwa sertifikat kompetensi tidak hanya merupakan hasil perjuangan pribadi, tapi juga Institusi. “Untuk teman-teman yang hari ini memperoleh pengakuan internasional, harus dibuktikan di lapangan. Jangan hanya bangga mendapatkan sertifikat,” kata Rektor.

“Mari melakukan perubahan menjadi lebih baik, secara individu dan institusi. Kita harus sadar berada di lembaga Islam. Memberi manfaat untuk institusi agar semakin baik lagi. Tim kerja harus terus ditata. Agar sama-sama bekerja dan bekerja bersama. Syukuri anugerah melalui institusi dimana kita bekerja,” lanjutnya.

Wakil Rektor Bidang Akademik Prof Rosihon Anwar menegaskan, diraihnya sertifikat keahlian internasional mendukung perolehan rekognisi di tingkat regional Asia Tenggara tahun 2025 dan selanjutnya di tingkat global.

Laznas BMH Salurkan Bantuan di Pedalaman Lereng Tengger

JATIM(Jurnalislam.com)–Laznas Baitul Maal Hidayatullah (BMH) Perwakilan Jawa Timur telah medistribusikan bantuan Program Muharram Bangkit tahap ke-2 berupa sembako dan gizi untuk masyarakat & anak-anak di Lereng Tengger, Senduro, Lumajang, Jawa Timur. Selasa (7/9/21)

Dalam penyerahan bantuan Muharram Bangkit tahun ini, sebanyak 1.034 Paket telah terdistribusikan kepada penerima manfaat yang tersebar hingga 25 kabupaten & kota di Jawa Timur.

“Setelah melewati medan yang sangat sulit, alhamdulillah Tim BMH bisa sampai hingga Lereng Tengger ini untuk membagikan bantuan untuk anak-anak Mualaf Suku Tengger & masyarakat sekitar.”ujar Imam Muslim, Kepala Divisi Program dan Pemberdayaan BMH Perwakilan Jawa Timur.

Adapun bantuan dari Laznas BMH mencakup kurma, susu, roti dan madu untuk penambah vitamin anak-anak hingga makanan tambahan lainnya.

Dalam mendistribusikan paket bantuan Muharram Bangkit tersebut, Tim BMH melakukan protokol kesehatan dengan mengantarkan langsung dari rumah ke rumah warga yang membutuhkan, agar tidak menimbulkan kerumunan. Lalu anak-anak yang sudah menunggu dirumahnya masing-masing menyambut dengan suka cita

Di daerah Lereng Tengger tersebut terdapat perkampungan Desa Argosari yang diisi oleh warga asli Suku Tengger. Tinggal di daerah terpencil di sekitaran Lereng Tengger memaksa mereka hidup dengan keadaan yang serba terbatas, termasuk ketersediaan gizi serta perekonomian yang masih lemah.

“Bantuan ini sangat bermanfaat bagi anak-anak Tengger sini. Mereka selama ini jarang minum susu & madu juga, Alhamdulillah mereka senang dengan adanya paket Muharram dari BMH.”imbuh Ustadz Bukhori Muslim, Dai BMH di Kampung Mualaf Lereng Tengger.

Taliban Sambut Baik Hubungan dengan Negara Manapun Kecuali Israel

KABUL(Jurnalislam.com)–Imarah Islam Afghanistan mengumumkan bahwa mereka bersedia menjalin hubungan dengan negara mana pun kecuali Israel.

Suhail Shaheen, juru bicara Taliban mengatakan pemerintahan baru tidak akan mengakui Israel, hal tersebut ia sampaikan setelah Taliban mengumumkan telah membentuk pemerintahan sementara,

“Ya, tentu saja, dalam babak baru jika Amerika ingin memiliki hubungan dengan kami, yang dapat menjadi kepentingan kedua negara dan rakyat, dan jika mereka ingin berpartisipasi dalam rekonstruksi Afghanistan, mereka dipersilakan,” kata Shaheen kepada Sputnik News Rusia sebaimana dilansir The New Arab (8/9/2021).

“Tentu saja, kami tidak akan memiliki hubungan dengan Israel. Kami ingin memiliki hubungan dengan negara lain, Israel tidak termasuk di antara negara-negara ini.” imbuhnya.

Tidak ada wanita dalam pemerintahan baru Taliban dan ada beberapa nama yang diumumkan pada hari Selasa kemarin masih masuk dalam daftar hitam AS. Di antara mereka yang disebutkan dalam kabinet adalah Sirajuddin Haqqani sebagai menteri dalam negeri, meskipun masih ditetapkan AS sebagai teroris dengan hadiah hingga $10 juta untuk informasi yang mengarah pada penangkapannya.

AS dengan cepat menyatakan keprihatinan terkait pilihan yang dibuat untuk pemerintah baru Afghanistan.

“Kami mencatat daftar nama yang diumumkan secara eksklusif terdiri dari individu yang menjadi anggota Taliban atau rekan dekat mereka dan tidak ada wanita. Kami juga prihatin dengan afiliasi dan rekam jejak beberapa individu,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS.

Taliban telah dikaitkan dengan organisasi Al-Qaeda sejak 1990-an, yang dikenal terlibat dalam menyuarakan anti-Israel. (Bahri)

Sumber: The New Arab

Sambungkan Asa Warga Garut- Tasikmalaya, Jembatan Lapuk nan Berbahaya itu Kini Bersalin Rupa

GARUT(Jurnalislam.com)–Terhitung 15 tahun usia jembatan kayu di perbatasan Simpang – Kab. Garut & Cempakasari – Kab. Tasikmalaya. Jembatan tersebut sudah lapuk termakan usia.

Terkadang, roda motor yang melalui jembatan tersebut tersangkut di sela-sela kayu. Sungguh kondisi yang membahayakan orang-orang yang melaluinya. Bahkan, jika air sungai di bawahnya meluap naik karena banjir besar 5 tahunan, tentu arusnya akan merobohkan jembatan.

Kondisi ini ditangkap oleh Relawan Nusantara dan Sinergy for Humanity (S4H) dari Sinergi Foundation. Bergotong-royong dari donasi kebaikan para donatur, akhirnya mereka membangun jembatan gantung.

“Ini dibangun sepenuhnya oleh masyarakat dari dua desa, yang tanpa lelah bekerja siang-malam. Mereka bekerjasama sehingga jembatan ini bisa terwujud sekarang,” kata Asep Irawan, CEO Sinergi Foundation.

Keberadaan jembatan ini pun sangat disyukuri oleh dua siswa SMP, Dikeu dan Winda. Mereka menuturkan, dulu kondisi jembatan tersebut sungguh menghambat mereka menuntut ilmu di sekolah yang terletak di Simpang – Garut (SMP keduanya sudah tidak menerapkan daring). Padahal mau tak mau, mereka harus melalui jembatan ini karena tidak ada jalan lain.

“Alhamdulillah, semoga jembatan dari Relawan Nusantara & Sinergy for Humanity bisa awet, bermanfaat bagi masyarakat sekitar,” kata Winda.

Jembatan bernama Merah Putih ini membentang sepanjang 80 meter. Lain dengan sebelumnya, jembatan ini tidak terbuat dari kayu dan berisi material yang lebih kuat. Asep berharap, masyarakat dari kedua desa bisa memelihara jembatan ini dengan baik hingga bertahun-tahun kedepan. []

MUI Dorong UMKM Ikuti Program Sertifikasi Halal

JAKARTA(Jurnalislam.com) – Majelis Ulama Indonesia (MUI) DKI Jakarta melalui Bidang Ekonomi, menyelenggarakan webinar Jakarta Halal Centre dengan tema “Antara Kewajiban dan Manfaat Sertifikat Halal dalam Membangun Bisnis UMKM” pada Rabu (8/9).

Hadir dalam webinar tersebut, ketua umum MUI DKI Jakarta KH Munahar Muchtar, Penggagas Jakarta Halal Centre drg Deden Edi, kontributor UMKM Mochamad Sutarsono dan pendamping UMKM DKI Jakarta Bambang Pranoto.

Dalam sambutannya Kiai Munahar Muchtar mengatakan di masa pandemi ini, terasa sekali perhatian seluruh energi bangsa tercurah dalam penanggulangan pandemi di sektor kesehatan, sehingga faktor ekonomi seolah terpinggirkan. Hal ini berdampak kepada daya beli dan perputaran uang di kalangan masyarakat yang menurun.

Terlebih para UMKM yang sekarang sedang terserak diterpa badai pandemi, sehingga perlu adanya percepatan pertumbuhan UMKM agar lebih maju lagi.”Webinar ini diharapkan akan mempersiapkan UMKM dalam menghadapi pandemi dan pasca pandemi, karena jika tidak dibantu maka percepatan pertumbuhan UMKM akan terhambat.” ujar Kiai Munahar Muchtar.

Kiai Munahar Muchtar menambahkan kewajiban untuk bersertifikasi halal, sejalan dengan manfaat yang diperoleh, yaitu membangun kepercayaan masyarakat bahwa produk yang dihasilkan halal dan dapat dipasarkan dengan baik ke masyarakat luas. “Perlu diingat bukan hanya halal saja, akan tetapi thoyib dan suci,” ujarnya.

Sementara itu, drg Deden Edi menyampaikan dalam pemaparannya, bahwa saat ini adalah saat yang tepat dalam mempersiapkan UMKM untuk naik kelas, yaitu melengkapi usahanya dengan legalitas juga sertifikat halalnya, sehingga ketika pasar sudah pulih dan sertifikat halal sudah siap, menjadikan UMKM siap bersaing dan lebih berani berekspansi di pasar.

“Jakarta Halal Center yang akan menjadi wadah berkumpulnya UMKM di bawah MUI DKI ini, diharapkan  dapat memberikan kontribusi dalam menghimpun dan membangkitkan semangat UMKM dalam menjalankan usahanya,” kata drg Deden, yang juga sebagai sekretaris bidang Ekonomi MUI DKI Jakarta.

Kegiatan webinar ini diikuti oleh 350 peserta yang terdiri dari pengurus MUI DKI Jakarta, UMKM se-Indonesia, Komunitas Bisnis Jakarta Halal Centre, komunitas bisnis binaan.