Turki Kirim Lebih Banyak Tank ke Suriah, Ancam Milisi YPG Kurdi

A Turkish army tank drives towards to the border in Karkamis on the Turkish-Syrian border in the southeastern Gaziantep province, Turkey, August 25, 2016. REUTERS/Umit Bektas

SURIAH (Jurnalislam.com) – Turki mengirim lebih banyak tank ke Suriah utara pada hari Kamis dan menuntut milisi Kurdi mundur dalam waktu seminggu karena berusaha untuk mengamankan wilayah perbatasan dan mendorong kembali Islamic State (IS) dalam serangan besar pertama ke daerah yang dilanda perang tersebut, Aljazeera melaporkan Kamis (25/08/2016).

Kelompok oposisi Suriah dan pasukan Turki menekan Jarablus terakhir pada Kamis dalam upaya membersihkan daerah perbatasan dari IS. (baca juga: Sedikitnya 20 Tank Turki Memasuki Suriah Lancarkan Serangan Darat Rebut Jarablus dari IS)

“Para pejuang Suriah sekarang total menguasai Jarablus dan daerah sekitarnya, dan mereka mengatakan bahwa mereka sekarang akan mencoba bergerak maju untuk merebut kembali wilayah yang kini di bawah kendali IS … terutama al-Bab,” kata reporter Al Jazeera Hashem Ahelbarra, melaporkan dari Karkamis, tepat di seberang perbatasan Jarablus.

Tapi Presiden Turki Tayyip Erdogan dan para pejabat senior pemerintah telah mempertegas bahwa tujuan dari “Operasi Perisai Efrat” adalah sebisa mungkin menghentikan YPG Kurdi merebut lebih banyak wilayah di sepanjang perbatasan dan mengisi kekosongan yang ditinggalkan oleh IS dan menghilangkan kelompok itu di wilayah perbatasan.

Turki medesak agar YPG mundur ke sisi timur Sungai Efrat dalam seminggu. Milisi Kurdi telah pindah ke barat Sungai awal bulan ini sebagai bagian dari operasi yang didukung AS, yang sekarang telah selesai, untuk merebut kota Manbij dari IS.

Tapi hanya beberapa jam setelah YPG mengatakan telah mundur ke timur Efrat, media pemerintah Turki melaporkan bahwa artileri Turki telah menyerang pasukan YPG di selatan Jarablus, mengklaim bahwa mereka telah maju ke arah barat.

Ankara memandang YPG dukungan AS ini sebagai ancaman karena berhubungan dekat dengan milisi komunis Partai Pekerja Kurdistan (PKK) di Turki, yang telah melakukan pemberontakan selama 30 tahun di negaranya sendiri.

Turki khawatir dengan perkembangan YPG di Suriah utara sejak awal perang global Suriah pada 2011, karena bisa memperpanjang kontrol Kurdi di sepanjang perbatasan Turki dan menjadi bahan bakar ambisi pemberontak Kurdi sendiri.

Sikap Turki itu telah menempatkannya bertentangan dengan Washington, yang melihat YPG sebagai boneka kekuatan darat efektif dalam perang melawan IS. Ini adalah salah satu kelompok pemberontak tulang punggung Angkatan Demokratis Suriah (the Syrian Democratic Forces-SDF), aliansi yang didukung AS yang dibentuk Oktober lalu untuk melawan IS.

Menteri Pertahanan Turki Fikri Isik mengatakan bahwa mencegah pihak PYD Kurdi – lengan politik YPG – menyatukan suku Kurdi di timur Jarablus dengan mereka yang berada di barat adalah prioritas.

Islamic State harus benar-benar dibersihkan, mutlak harus. Tapi itu tidak cukup bagi kita … PYD dan milisi YPG tidak boleh menggantikan IS di sana,” kata Isik kepada penyiar NTV Turki.

“Mimpi terbesar PYD adalah untuk menyatukan suku barat dan timur. Kita tidak bisa membiarkan ini terjadi,” katanya.

Menteri Luar Negeri AS John Kerry mengatakan kepada Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu melalui telepon pada Kamis bahwa pasukan YPG telah mundur ke sisi timur Sungai Efrat, seperti yang dituntut Turki, sumber kementerian luar negeri di Ankara mengatakan.

Seorang juru bicara pasukan koalisi pimpinan AS juga mengatakan “bahwa SDF telah mundur dari Efrat, tapi melakukannya “untuk mempersiapkan pembebasan Raqqa,” kubu IS di Suriah utara.

Isik mengatakan bahwa YPG belum mundur dan Washington telah memberikan jaminan bahwa ini akan terjadi pekan depan.

“Kami mengikuti perkembangan ini dengan ketat … Jika PYD tidak mundur ke timur Efrat, kami memiliki hak untuk melakukan penyerangan,” katanya.

Berbicara dalam kunjungan pada hari Rabu ke Turki, Wakil Presiden AS Joe Biden juga mencoba untuk menenangkan kekhawatiran Turki tentang keuntungan teritorial Kurdi di Suriah.

Dia mengatakan seharusnya tidak ada entitas Kurdi yang terpisah di Suriah utara dan bahwa mereka harus tetap bersatu.

Milisi Kurdi tidak akan menerima dukungan AS jika mereka gagal untuk mundue ke timur Efrat seperti yang dijanjikan, katanya.

Serangan yang didukung Turki terjadi empat hari setelah seorang pembom bunuh diri terkait dengan kelompok IS yang menewaskan 54 orang di sebuah pesta pernikahan di tenggara kota Gaziantep.

Seorang pejabat senior Turki mengatakan sekarang ada lebih dari 20 tank Turki di dalam wilayah Suriah dan bahwa tank tambahan dan mesin konstruksi akan dikirim jika diperlukan. Seorang saksi kantor berita Reuters melihat sedikitnya sembilan tank masuk pada hari Kamis, dan 10 lagi yang menunggu di luar sebuah pos militer di sisi Turki.

“Kita perlu mesin konstruksi untuk membuka jalan … dan kita mungkin membutuhkan lebih banyak lagi di masa mendatang. Kami juga memiliki pengangkut personel lapis baja yang dapat digunakan di sisi Suriah. Kita mungkin mengirim mereka jika diperlukan,” kata pejabat itu.

Erdogan mengatakan pada Rabu bahwa IS telah diusir dari Jarablus dan bahwa Jarablus sekarang dikuasai oleh para pejuang Suriah yang didukung Turki.

“Mitos bahwa YPG adalah satu-satunya kekuatan yang efektif memerangi Islamic State telah runtuh,” tulis juru bicara Erdogan Ibrahim Kalin di Twitter, yang mencerminkan rasa frustrasi Turki atas seberapa dekat Washington bekerja sama dengan milisi Kurdi YPG.

Saleh Muslim, kepala PYD Kurdi, mengatakan pada hari Rabu bahwa Turki sedang memasuki “rawa” di Suriah dan menghadapi kekalahan di sana seperti Islamic State. Redur Xelil, juru bicara YPG, mengatakan intervensi Turki adalah “agresi terang-terangan dalam urusan internal Suriah.”

Setelah merebut Jarablus, oposisi yang didukung Turki telah maju hingga 10 km ke sebelah selatan dari kota perbatasan, sumber oposisi dan kelompok pemantau perang mengatakan.

 

Deddy | Al Jazeera | Jurnalislam

Ternyata Milisi Demokratik Kurdi Tidak Menarik Pasukannya dari Kota Manbij

SURIAH (Jurnalislam.com) – Pasukan Demokratik Suriah (The Syrian Democratic Forces-SDF) tidak melakukan operasi penarikan pasukan apapun dari kota atau pinggiran kota Manbij pada hari Kamis, bertentangan dengan yang diumumkan oleh Amerika Serikat, sumber militer mengkonfirmasi ke jaringan ElDorar AlShamia, Kamis (25/08/2016).

Sumber tersebut mengatakan bahwa milisi mulai membentuk gundukan tanah dan membentengi posisi militer di pinggiran kota, juga melancarkan serangan pada situs kelompok Islamic State (IS) di selatan kota Jarablus, serta menguasai desa “Umm Sosa dan al-Hadra. ”

Sumber tersebut mengatakan bahwa apa yang dilakukan milisi SDF – yang memiliki Partai Uni Demokratik (PYD) sebagai milisi komponen utama (bagian dari ektremis PKK di Turki) – adalah tantangan yang jelas bagi resolusi Amerika Serikat, yang mengancam akan membatalkan dukungan jika mereka tidak menarik diri ke sebelah timur Sungai Efrat.

Selain itu, IS meluncurkan serangan bom mobil Kamis sore menargetkan posisi milisi PYD di desa “Kasra” distrik “al-Khafsa” di selatan Manbij, yang menyebabkan terbunuhnya hampir 15 milisi.

Dilaporkan sebelumnya bahwa Menteri Luar Negeri Amerika, “John Kerry” berjanji kepada Turki, Jawish Ihsanoglu, bahwa milisi Uni Partai Demokrat (PYD) akan menarik diri ke timur sungai Efrat di Suriah, sebagai implementasi dari yang Amerika Serikat janjikan saat mereka (PYD) menguasai Manbij.

 

 

Setelah Taklukan IS, Faksi Jihad Suriah Jaga Pemukiman Warga Sipil di Jalan-jalan Jarablus

Setelah Taklukan IS, Faksi Jihad Suriah Jaga Pemukiman Warga Sipil di Jalan-jalan Jarabulus

JARABLUS (Jurnalislam.com) – Faksi mujahidin Suriah pada hari Rabu memasuki kota Jarablus untuk menjaga penduduk agar tetap aman dari serangan balik kelompok Islamic State (IS), ElDorar AlShamia melaporkan Kamis (25/08/2016).

Faksi-faksi jihad Suriah memenuhi jalan-jalan kota dan tidak ada pelanggaran yang dilaporkan terhadap hak atau harta milik warga sipil atau bahkan fasilitas umum, saksi mata mengkonfirmasi.

Di sisi lain para pejuang itu menerapkan rencana pemindahan ranjau-ranjau yang ditanam oleh kelompok IS di beberapa pintu masuk kota agar kota telah aman saat pengungsi kembali ke rumah-rumah mereka.

Ratusan pejuang dari faksi mujahidin Suriah kemarin memasuki kota perbatasan Jarablus didukung oleh Angkatan Darat Turki dalam pertempuran “perisai Efrat” atau “Der ‘al-forat” yang bertujuan untuk mengontrol seluruh kota dan pinggiran kota dan untuk mengamankan perbatasan Suriah – Turki dari kelompok IS dan milisi PYD dukungan AS.

 

Deddy | Al Shamia | Jurnalislam

Korea Utara Lakukan Uji Coba Rudal dekat Wilayah Jepang

Korea Utara Lakukan Uji Coba Rudal dekat Wilayah Jepang

JEPANG (Jurnalislam.com) – Korea Utara pada hari Rabu melakukan uji tembak rudal kapal selam berjarak 500 kilometer (sekitar 300 mil) dari Jepang, dalam sebuah langkah yang jelas ke depan untuk ambisi serangan nuklirnya, menurut gambaran analis senjata, lansir World Bulletin, Rabu (24/08/2016).

Jarak penerbangan, yang dilacak oleh Gabungan Staf militer Korea Selatan, jauh melebihi tes SLBM sebelumnya, menunjukkan kemajuan yang signifikan dalam hal kecakapan teknis.

Kemampuan SLBM terbukti akan mengancam serangan nuklir Korea Utara ke tingkat yang baru, yang memungkinkan penyebaran jauh melampaui Semenanjung Korea dan memiliki potensi untuk membalas serangan nuklir lawan.

“Walaupun masih banyak pertanyaan tentang rincian, tes ini telah berhasil,” kata Jeffrey Lewis, direktur Program Nonproliferasi Asia Timur di Middlebury Institute of International Studies di California.

“Sistem ini masih dalam pengembangan, namun Korea Utara jelas telah membuat kemajuan,” kata Lewis kepada AFP.

Resolusi PBB saat ini melarang Korea Utara menggunakan setiap teknologi rudal balistik, namun Pyongyang terus melaksanakan berbagai peluncuran berikut uji coba nuklir keempat di bulan Januari.

Korea Selatan merespon dengan menyetujui untuk menggelar sebuah sistem canggih anti-rudal AS, yang dikenal sebagai THAAD – sebuah langkah yang secara serius membuat tegang hubungan dengan sekutu diplomatik utama Korea Utara, Cina.

 

Deddy | World Bulletin | Jurnalislam

Serangan Mematikan di Kampus Universitas Amerika di Kabul, 1 Tewas dan 26 Terluka

Serangan Mematikan di Kampus Universitas Amerika di Kabul, 1 Tewas dan 26 Terluka

KABUL (Jurnalislam.com) – Sedikitnya satu orang tewas setelah orang-orang bersenjata menyerbu kampus Universitas Amerika di Kabul, Afghanistan, menurut seorang pejabat dan mahasiswa, dan 26 lainnya juga terluka dalam serangan Rabu malam, menurut pejabat kesehatan, kantor berita Aljazeera melaporkan Rabu (24/08/2016).

“Beberapa pria bersenjata menyerang Universitas Amerika di Kabul dan ada laporan tembakan dan ledakan,” Mohammad Saleem Rasouly, kepala rumah sakit di Kabul, mengatakan kepada kantor berita Reuters.

“Para penyerang berada di dalam kompleks dan ada profesor asing bersama dengan ratusan siswa.”

Puluhan tentara mengepung daerah itu setelah serangan dimulai pada hari Rabu malam, ketika universitas swasta elit tersebut biasanya penuh dengan siswa, banyak dari mereka pekerja profesional yang mengambil program paruh waktu di kampus itu.

Ahmad Shaheer, seorang mahasiswa universitas, mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa ia terperangkap di dalam kampus.

“Kami terjebak di dalam kelas kami dan ada semburan tembakan,” katanya.

Dilansir dari luar kampus di Kabul yang terkunci tersebut, reporter Al Jazeera Jennifer Glasse mengatakan bahwa siswa sudah mulai keluar saat pasukan Afghanistan membersihkan daerah mengejar orang-orang bersenjata, namun beberapa siswa masih terjebak di dalam kampus.

“Sumber rumah sakit di sini mengatakan sedikitnya 16 orang terluka, tiga dari mereka kritis … pasukan Nasional Afghanistan berada di sana mencoba untuk menemukan siswa yang tersisa dan mengeluarkan mereka dengan selamat,” kata Glasse.

5ba69f31aaa448fa85a54fb8ec42b2a8_18

Sejauh ini belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu, pada saat Imarah Islam Afghanistan (Taliban) meningkatkan “Operasi Omari” pertempuran musim panas Taliban terhadap pemerintah Kabul yang didukung Barat (AS dan NATO).

Serangan itu terjadi setelah dua profesor di universitas – warga Amerika dan Australia – diculik di jantung ibukota awal bulan ini, dalam serangkaian penculikan warga asing terbaru di negara yang dilanda perang tersebut.

Manajemen American University of Afghanistan, kampus elit yang dibuka pada tahun 2006 dan melayani lebih dari 1.700 siswa, tidak segera bisa dihubungi untuk memberikan komentar.

 

 

Deddy | Al Jazeera | Jurnalislam

Erdogan: Operasi Turki di Suriah Bertujuan untuk Lawan Ancaman ISIS dan PYD

ANKARA (Jurnalislam.com) – Operasi Turki melawan kelompok Islamic State (IS) di sekitar kota Jarabulus Suriah utara adalah tanggapan terhadap ancaman yang ditimbulkan oleh kelompok teror seperti IS dan PYD dukungan AS, Presiden Recep Tayyip Erdogan mengatakan Rabu (24/08/2016), lansir Anadolu Agency.

Operasi Perisai Efrat (Operation Euphrates Shield) diluncurkan Rabu pagi, ketika artileri dan serangan udara yang diikuti oleh tank Turki melintasi perbatasan untuk menargetkan IS dan PYD. (baca juga: Sedikitnya 20 Tank Turki Memasuki Suriah Lancarkan Serangan Darat Rebut Jarablus dari IS)

“Saat ini, sayangnya, semua serangan yang terjadi di Gaziantep dan Kilis … membawa masalah tersebut ke titik ini,” kata Erdogan di Istana Presiden di Ankara.

“Inilah akhirnya. Kami katakan ini harus selesai dan proses telah dimulai pagi ini pada pukul 4:00. Kita harus memecahkan masalah.”

Sejak Januari, serangan roket di provinsi Kilis Turki dari wilayah kekuasaan IS di Suriah telah menewaskan sedikitnya 21 orang, sementara serangan teroris di Gaziantep dituduh dilakukan oleh IS termasuk bom bunuh diri hari Sabtu dalam acara pernikahan yang menewaskan 54 orang undangan dan serangan bom mobil bulan Mei yang membuat tewasnya dua petugas polisi.

Sementara itu, PYD – yang mengontrol wilayah Suriah utara di sepanjang perbatasan Turki – dituduh melakukan pembersihan etnis di daerah kekuasaannya, sewenang-wenang menahan lawan-lawan politik mereka dan memaksa warga sipil untuk berperang. Kelompok ini adalah cabang Suriah dari kelompok teror PKK yang telah mengobarkan perang di Turki sejak tahun 1984.

Presiden menekankan bahwa IS dan PYD dukungan AS mengancam Turki dari Suriah utara dan mengatakan kelompok teror atau pendukung mereka tersebut mencari kesempatan melawan persatuan dan solidaritas Turki.

“Anda tidak bisa memecah bangsa kami, Anda tidak dapat menurunkan bendera kami, Anda tidak dapat menghancurkan tanah air kami, negara kami, Anda tidak dapat membungkam seruan kami untuk berdoa, Anda tidak dapat membawa negara ini bertekuk lutut untuk Anda, Anda tidak dapat membawa orang-orang ini ke tumit,” Erdogan mengatakan.

Dia menambahkan: “Bangsa ini ada dan akan selalu ada dengan orang-orang, militer, polisi dan penjaga, menghadapi ancaman apa pun yang melawan Turki.”

 

Dewan Aleppo Tolak Usulan WFP Buat Rute Castello sebagai Koridor Kemanusiaan ke Aleppo

Dewan Aleppo Tolak Usulan WFP Buat Rute Castello sebagai Koridor Kemanusiaan ke Aleppo

ALEPPO (Jurnalislam.com) – Dewan lokal Kota Aleppo menolak usulan World Food Organization (WFP) untuk menjadikan rute “Castello” sebagai koridor konvoi bantuan kemanusiaan memasuki kota Aleppo, menyerukan membuat Ramouseh sebagai koridor kemanusiaan menuju daerah yang dibebaskan, ElDorar AlShamia melaporkan Rabu (24/08/2016).

Dewan menganggap bahwa koordinasi WFP dengan rezim Nushairiyah Assad yang bertanggung jawab atas pembunuhan Suriah, memberi indikasi sikap non-netralitas WFP, dan ini dianggap sebagai dukungan untuk terorisme bashar Assad.

brnmjDewan mendesak masyarakat internasional dan PBB untuk menanggung tanggung jawab hukum, moral dan kemanusiaan terhadap warga sipil di kawasan Aleppo yang dikendalikan oleh faksi mujahidin Suriah.

Dewan menunjukkan untuk mencari jalan lain kecuali Ramouseh yang akan memberikan legitimasi dan dukungan internasional yang menjadikan daerah tersebut tidak aman dengan masuknya konvoi bantuan, karena akan menjadi target yang jelas untuk kembali memberlakukan operasi militer terhadap sekitar 400 ribu warga sipil.

Organisasi kemanusiaan telah bertemu pada hari Selasa dengan organisasi mitra untuk menjadikan Castello sebagai koridor kemanusiaan untuk mengirim bantuan PBB tiba di Aleppo.

 

Deddy | Al Shamia | Jurnalislam

Sedikitnya 20 Tank Turki Memasuki Suriah Lancarkan Serangan Darat Rebut Jarablus dari IS

 

SURIAH (Jurnalislam.com) – Dalam sebuah operasi militer yang didukung oleh Angkatan Darat Turki, kelompok pejuang Suriah mengatakan pada hari Rabu bahwa Jarablus di Suriah utara di perbatasan Turki telah “dibebaskan” dari kelompok Islamic State (IS), Anadolu Agency melaporkan Rabu (24/08/2016).

“Jarablus benar-benar dibebaskan,” Ahmad Othman, komandan kelompok oposisi Sultan Mourad, mengatakan kepada AFP dari tempat kejadian, sementara juru bicara oposisi lainnya mengatakan pasukan IS telah melarikan diri ke arah Al-Bab, ke barat daya.

Sebelumnya, seorang komandan faksi Failaq al-Syam, yang meminta anonimitas, mengatakan kepada Reuters bahwa sebagian besar pasukan IS di Jarablus telah ditarik keluar, beberapa dari mereka menyerah. Komandan lain memperkirakan hingga 50 persen dari kota itu sekarang di bawah kendali oposisi yang didukung Turki.

“Pasukan ISIS (IS) telah ditarik dari beberapa desa di pinggiran Jarablus ke selatan menuju kota al Bab,” kata komandan Failaq al Syam.

Setelah rentetan artileri berat dan serangan udara sebelum fajar, Turki mengirim tank dan pasukan khusus ke Suriah pada hari Rabu untuk membantu membersihkan kota perbatasan tersebut dari pasukan IS dan mencegah pemberontak Kurdi membuat keuntungan apapun.

Operasi – yang bernama Euphrat Shield (benteng Efrat) – dimulai sekitar pukul 4:00 (0100 GMT) dengan artileri Turki menghantam puluhan target IS di sekitar Jarablus, kata kantor perdana menteri Turki itu.

Tank dan pasukan khusus Turki bersama kelompok oposisi pro-Ankara Suriah kemudian menyerbu ke seberang perbatasan dalam operasi yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk mendorong IS keluar dari kota tempat mereka menembakkan roket ke Turki.

jarabulusmap

Beberapa jam setelah dimulainya operasi, kantor berita yang dikelola pemerintah Turki dan seorang aktivis media oposisi Suriah mengatakan oposisi menguasai Kaklijeh – desa yang dikuasai IS di dekat Jarablus – dengan dukungan dari unit lapis baja Turki. Desa ini terletak sekitar 3 kilometer (1,8 mil) dari perbatasan Turki, kata Anadolu Agency.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan operasi militer mereka bertujuan untuk mencegah ancaman dari “serangan” kelompok, termasuk IS dan milisi Kurdi Suriah yang didukung AS yang berafiliasi dengan pemberontak Kurdi yang terlarang di Turki.

Erdogan mengatakan operasi itu juga untuk menanggapi serangkaian serangan di Turki, termasuk pemboman bunuh diri di sebuah pesta pernikahan di dekat perbatasan yang menewaskan 54 orang undangan.

Operasi dengan dua tujuan pada hari Rabu tersebut menempatkan Turki di jalur konfrontasi dengan para milisi ektremis Kurdi yang didukung AS di Suriah, yang dijadikan boneka AS sebagai kekuatan tempur paling efektif melawan IS di daerah tersebut.

Turki prihatin dengan pengaruh kelompok yang tumbuh, yang dikatakan terkait dengan kelompok ektremis Kurdi yang melancarkan pemberontakan di Turki tenggara.

Seorang pejabat senior kelompok Kurdi terbesar Suriah mengatakan bahwa Turki harus membayar harga itu. Saleh Muslim, co-presiden milisi Partai Uni Demokratik atau PYD dukungan AS, men-tweeted bahwa “Turki berada di Quagmire (rawa) Suria, yang akan kami kalahkan seperti IS.”

Perkembangan terbaru telah mendorong Jarablus menjadi sorotan. Kota yang terletak di tepi barat Sungai Efrat yang melintas dari Turki ke Suriah, adalah salah satu kota terpenting terakhir yang dikuasai IS antara daerah yang dikendalikan Kurdi di Suriah utara. Kota ini terletak 20 mil (33 kilometer) dari kota Manbij, yang dibebaskan dari IS oleh pasukan pimpinan Kurdi awal bulan ini.

Merebut Jarablus dan kota al-Bab yang dikuasai IS ke selatan akan menjadi langkah signifikan menuju terhubungnya daerah perbatasan di bawah kontrol Kurdi di kedua sisi sungai Efrat.

Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengatakan pasukan Kurdi Suriah “harus sesegera mungkin menyeberang ke sebelah timur sungai Efrat.”

“Itulah yang dijanjikan Amerika Serikat. Itu kesepakatan kami,” tambahnya. “Jika tidak, dan saya mengatakan ini dengan jelas, kita akan melakukan apa yang diperlukan.”

Kementerian luar negeri Rusia juga menyatakan keprihatinan yang mendalam pada hari Rabu di operasi militer Turki di Suriah.

“Kami sangat prihatin dengan apa yang terjadi di wilayah perbatasan Suriah-Turki,” kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan, peringatan ini dapat menyebabkan “degenerasi lebih lanjut dari situasi di zona konflik” dan “meningkatkan ketegangan antar-etnis antara Kurdi dan Arab.”

Pemerintah Suriah mengecam serangan militer Turki dan menyerukan segera mengakhiri apa yang digambarkan Suriah sebagai “pelanggaran terang-terangan” kedaulatan Suriah. Tank Turki dan kendaraan lapis baja menyeberang ke Suriah dengan kedok serangan udara pimpinan AS.

Televisi swasta Turki NTV, mengatakan bahwa sedikitnya 20 tank Turki menyeberangi perbatasan, Rabu pagi melaporkan bahwa sejumlah kecil pasukan khusus Turki telah menyeberang ke Suriah sebagai bagian dari operasi. NTV menyebutnya “misi penyusup” yang dimaksudkan untuk “operasi pinpoint” terhadap IS di Jarablus.

Kantor Perdana Menteri Turki Binali Yildirim mengatakan seluruh operasi dimulai pada pukul 04:00 (0100 GMT), dengan tembakan intens artileri Turki melintasi perbatasan ke arah Jarablus, diikuti pesawat-pesawat tempur Turki membom target IS di kota, kata Anadolu.

Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (The Syrian Observatory for Human Rights), sebuah kelompok aktivis oposisi yang memonitor perang sipil, mengatakan kelompok oposisi Suriah yang berkumpul di perbatasan Turki menyeberang ke Suriah, didahului dengan tank Turki dan penyapu ranjau.

Ahmad al-Khatib, seorang aktivis oposisi Suriah mengatakan sekitar 1.500 pejuang oposisi terlibat. Dia mengatakan para pejuang datang dari Hamza brigade yang didukung AS, serta faksi-faksi jihad yang memerangi pasukan rezim Syiah Assad di Aleppo, seperti brigade Nour el-Din el Zinki, Front Levant, dan Failaq al-Sham.

Mujahidin brigade Ahrar al Syam yang kuat juga hadir, katanya dan menegaskan laporan Anadolu bahwa para pejuang merebut desa Kaklijeh yang dikuasai IS di dekat Jarablus.

Kemudian di hari Rabu, tiga pejuang oposisi Suriah yang terluka dibawa kembali ke Turki, ke kota Gaziantep untuk pengobatan, menurut kantor berita Dogan.

Tidak ada laporan langsung mengenai korban jiwa dalam operasi Rabu. Hanya beberapa jam setelah dimulai, Wakil Presiden Joe Biden mendarat di Ankara untuk pembicaraan yang mencakup perkembangan di Suriah.

Kunjungan Biden terjadi di waktu yang sulit bagi hubungan antara kedua sekutu NATO tersebut. Turki menuntut bahwa Washington cepat mengekstradisi seorang tokoh yang berbasis di AS yang dituduh mendalangi kudeta yang gagal bulan lalu, sementara Amerika Serikat meminta bukti keterlibatan tokoh tersebut sehingga Turki menginginkan proses ekstradisi.

Dalam konferensi pers bersama dengan Perdana Menteri Turki Binali Yildirim di Ankara pada Rabu, Biden berusaha untuk berdamai, mengatakan ia memahami “perasaan intens” di Turki terhadap tokoh itu, dan menyatakan kesalahannya karena tidak datang ke Turki secepatnya setelah kudeta.

A Turkish army tank and an armoured vehicle are stationed near the Turkish-Syrian border in Karkamis in the southeastern Gaziantep province, Turkey, August 23, 2016. Picture taken August 23, 2016. Ihlas News Agency via REUTERS ATTENTION EDITORS - THIS PICTURE WAS PROVIDED BY A THIRD PARTY. FOR EDITORIAL USE ONLY. NO RESALES. NO ARCHIVE. TURKEY OUT. NO COMMERCIAL OR EDITORIAL SALES IN TURKEY. TPX IMAGES OF THE DAY

Wapres AS juga secara tidak menyatakan dukungan untuk operasi yang diluncurkan Turki pada hari Rabu untuk membersihkan pasukan IS dari kota Jarablus dan mencegah Kurdi lebih berkembang di Suriah utara.

Dia meminta pasukan Kurdi Suriah untuk “kembali menyeberang Sungai Efrat,” memperingatkan bahwa mereka bisa kehilangan dukungan AS jika mereka tidak melakukannya.

Dalam beberapa hari terakhir, Turki meningkatkan langkah-langkah keamanan di perbatasan dengan Suriah, mengerahkan tank dan kendaraan lapis baja. Pada hari Selasa, penduduk kota Karkamis Turki, di seberang perbatasan Jarablus, diberitahu untuk mengungsi setelah tiga mortir yang diyakini ditembakkan oleh militan IS mendarat di sana, Dogan melaporkan.

Turki telah bersumpah untuk memerangi kelompok IS di Negara mereka dan akan “membersihkan” kelompok IS dari perbatasannya setelah pemboman bunuh diri di sebuah pernikahan Kurdi di Turki selatan menewaskan sedikitnya 54 orang, kebanyakan dari mereka anak-anak. Para pejabat Turki menyalahkan IS atas serangan tersebut.

Kelompok pimpinan Kurdi yang dikenal sebagai Pasukan Demokratik Suriah, atau SDF, merebut kembali kota Manbij dari IS awal bulan ini, memicu kekhawatiran di Turki bahwa pasukan Kurdi akan merebut seluruh jalur perbatasan dengan Turki. AS mengatakan telah mengirim sekitar 300 pasukan khusus dengan SDF, dan pasukan khusus Inggris juga telah terlihat melatih kelompok.

Peran Kurdi dalam perang Suriah adalah sumber keprihatinan bagi rezim Assad. Bentrokan sengit meletus antara kedua belah pihak atas kontrol provinsi timur laut Hasakeh pekan lalu, dan pesawat-pesawat tempur Suriah membom posisi Kurdi untuk pertama kalinya, mendorong AS mengirim jet tempurnya untuk melindungi pasukan sekutunya di daerah.

Rezim Suriah dan Kurdi menyepakati gencatan senjata Selasa, enam hari setelah bentrokan meletus. Kurdi Hawar News Agency mengatakan pasukan rezim sepakat untuk menarik diri dari Hasakeh sebagai bagian dari gencatan senjata.

Media rezim Suriah tidak menyebutkan penarikan, hanya mengatakan bahwa kedua belah pihak telah sepakat untuk mengevakuasi tahanan yang terluka dan melakukan pertukaran. Rezim Assad dan pasukan Kurdi telah berbagi kendali Hasakeh sejak tahun-tahun awal perang Suriah.

 

 

Jabhat Fath al Syam Bunuh Tokoh Penculik Warga Sipil di kota Hama

SURIAH (Jurnalislam.com)Jabhat Fath al Syam, yang dulunya bernama Jabhah Nusrah pada hari Rabu mengumumkan telah membunuh aparat rezim Assad yang bertanggung jawab untuk penangkapan warga sipil di kota Hama di pinggiran al-Amin, ElDorar AlShamia melaporkan Rabu (24/08/2016).

Biro Media Jabhat Fath al Syam, mengatakan alat peledak ditanam di wilayah itu menyebabkan terbunuhnya “Osama Abu Ali” bersama sejumlah pasukan rezim lainnya.

Serangkaian penangkapan sering terjadi di kota Hama oleh Osama Abu Ali yang berada di bawah kontrol penuh rezim Nushairiyah Assad. Pemuda yang ditangkap banyak yang dipaksa untuk menjalankan keinginan rezim.

Suriah telah terkunci dalam perang global sejak awal 2011, ketika rezim Syiah Assad menumpas para pengunjuk rasa, dengan keganasan militer tak terduga, lalu pecah sebagai bagian dari perlawanan Arab Spring.

 

 

Buka Aplikasi Al Quran di Pesawat, 3 Muslim Inggris Dipaksa Turun di Landasan

INGGRIS (Jurnalislam.com) – Tiga Muslim Inggris bersaudara mengalami trauma setelah dikawal turun dari pesawat di London dan diinterogasi di landasan dijaga polisi bersenjata, setelah sesama penumpang menuduh mereka sebagai anggota kelompok Islamic State (IS).

Sakina Dharas, 24, kakaknya Maryam, 19, dan saudara mereka Ali, 21, berada di pesawat EasyJet EZY3249 dari Stansted Airport London menuju kota Naples Italia pada 17 Agustus.

Sakina mengatakan kepada Al Jazeera pada hari Selasa (23/08/2016) bahwa saat pesawat hendak lepas landas, anggota kru memerintahkan mereka bersaudara turun pesawat dan dikawal menuruni tangga hingga ke landasan, di mana mereka bertemu dengan polisi bersenjata dan agen MI5 yang menginterogasi mereka selama satu jam.

Sebelumnya, dua penumpang lain – yang juga hendak bepergian ke Naples – mengatakan kepada pihak berwenang bahwa ketiga bersaudara tersebut melihat layar ponsel yang menunjukkan teks Arab atau kata-kata “pujian bagi Allah,” kata Sakina.

“Seorang penumpang pada penerbangan Anda mengklaim bahwa Anda bertiga adalah anggota IS,” kata agen MI5 kepada mereka, menurut Sakina, seorang apoteker klinis.

“Begitu saya melihat polisi berdiri di sana, saya sangat emosional,” katanya.

“Tidak ada apa pun sama sekali (dalam telepon kami). Kami bahkan tidak berbicara bahasa Arab, kami (berasal dari India).”

Sakina menambahkan bahwa kakaknya tidak melihat telepon selama mereka di Stansted.

Satu-satunya fitur berbahasa Arab di smartphone-nya adalah sebuah aplikasi yang menampilkan ayat-ayat Al-Qur’an, katanya, yang “tidak dibuka” sepanjang waktu mereka di bandara.

Buka Aplikasi Al Quran di Pesawat, 3 Muslim Inggris Dipaksa Turun di Landasan2Selama satu jam interogasi di landasan, Sakina mengatakan ia diminta untuk menjelaskan – halaman demi halaman – rincian berbagai stempel yang ada pada paspornya. Dia juga menunjukkan agen MI5 pesan WhatsApp baru-baru ini. Saudaranya memberikan jawaban yang berkaitan dengan kehidupan pribadi mereka dan ditanyai tentang alamat rumah, tempat kerja, sejarah media sosial dan profesi orang tua mereka.

Sakina mengatakan agen tersebut mengatakan kepada mereka bahwa ia sudah melakukan pemeriksaan pada keluarga dan hanya memverifikasi informasi, sebelum memberi peringatan bahwa ia akan “melakukan penelitian lebih lanjut tentang Anda, dan jika ada sesuatu, saya akan berada di sini menunggu pada Anda kembali.”

Tiga bersaudara, yang berasal dari barat laut London tersebut kemudian diizinkan kembali di pesawat, yang tertunda.

“Aku sangat gugup dan malu,” kata Sakina, yang juga menulis peristiwa tersebut di halaman Facebook-nya.

“Saya pikir, seharusnya mereka (agen dan petugas polisi) ikut naik (pesawat) dengan kami, untuk menunjukkan penumpang lain bahwa kita tidak melakukan sesuatu yang salah, untuk mengatakan, ‘Jangan khawatir, itu adalah kesalahpahaman.’

“Liburan kami di Italia hancur. Peristiwa itu berputar dalam pikiran kita sepanjang waktu.”

EasyJet mengkonfirmasikan insiden itu kepada Al Jazeera.

“Setelah keprihatinan yang diajukan oleh penumpang selama boarding … anggota staf di darat meminta bantuan polisi yang mengambil keputusan untuk berbicara dengan tiga penumpang di bawah tangga pesawat, sebelum keberangkatan,” kata perusahaan itu.

“Keselamatan dan keamanan … penumpang dan awak adalah prioritas utama kami yang berarti bahwa jika masalah keamanan diutamakan kita akan selalu menyelidiki sebagai langkah pencegahan.

“Kami ingin meminta maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi pada penumpang.”

Sakina mengatakan ia dan kedua adiknya adalah korban dari “profil rasial.”

“Aku masih sangat kesal bahwa seseorang (penumpang yang menuduh) bisa lolos setelah mengeluarkan kebohongan terang-terangan,” katanya, menambahkan bahwa ia akan mengambil tindakan hukum “jika aku tahu cara untuk melakukannya.”

Insiden itu terjadi saat meningkatnya Islamophobia di Inggris.

Sakina mengatakan sebelum pengalaman di pesawat itu, ia telah menerima “pernyataan rasis aneh tentang jilbab saya.”

“Dengan cara hal-hal yang berputar di media dan iklim kita berada di, kita tumbuh terbiasa untuk itu, dan tidak sensitif … Lebih pendidikan adalah cara terbaik untuk melawan kebodohan,” tambahnya.

Muslim di seluruh dunia semakin mengalami diskriminasi, Islam dan simbol-simbolnya selalu dikaitkan dengan “terorisme”.

 

Deddy | Aljazeera | Jurnalislam