AQAP Salahkan Obama atas Kematian Luke Somers

YAMAN (Jurnalislam.com) – Dalam video yang baru dirilis Al Malahim, sayap media  Al Qaeda di Semenanjung Arab (AQAP), salah seorang pemimpin senior AQAP memanggil publik Amerika dan berkomentar mengenai operasi penyelamatan AS untuk membebaskan sandera Amerika, Luke Somers dan sandera Afrika Selatan, Pierre Korkie. Al Ansi mengkritik keputusan pemerintah AS untuk melakukan operasi itu dan menyalahkan Presiden Barack Obama atas kematian kedua sandera.

Pekan lalu, al Ansi muncul dalam pesan video di mana ia mengancam akan membunuh Luke Somers jika pemerintah AS tidak memenuhi tuntutan AQAP.
Al Ansi mengingatkan mengenai ultimatum tersebut dalam video terbaru mereka, dan menuduh bahwa Presiden Obama membuat "keputusan yang salah" dalam melaksanakan operasi penyelamatan, "yang dianggap sama dengan menandatangani perintah eksekusi seorang warga negara Amerika [Somers]."

Meskipun video AQAP sebelumnya tidak menyebutkan secara detail tuntutannya untuk ditukar dengan pembebasan Somers, dalam video yang dirilis hari ini al Ansi menegaskan bahwa "Obama dan pemerintahannya mengetahui kewajaran tuntutan kami." Dia menunjukkan bahwa pemerintah Amerika sebenarnya bisa bernegosiasi dengan AQAP tentang klausul atau rincian ultimatum tertentu, namun malah memilih melakukan operasi militer.

Al Ansi menyinggung beberapa anggota AQAP yang masuk dalam tuntutan ultimatum. "Bukankah kami berhak untuk meminta pembebasan Sheikh Omar Abdel Rahman?" al Ansi bertanya. Syeikh Abdel Rahman, yang juga dikenal sebagai "the Blind Sheikh," adalah Tokoh dari dua faksi jihad terkemuka Mesir, Gamaa Islamiyyah (IG) dan Jihad Islam Mesir (Eij). Terakhir dipimpin oleh Syeikh Ayman al Zawahiri, yang menggabungkan organisasinya ke Al Qaeda.

Syeikh Rahman telah lama dihormati oleh al Qaeda, dan Osama bin Laden pun, yang dipengaruhi oleh the Blind Sheikh, berulang kali menuntut pembebasannya. Dia dinyatakan bersalah atas perannya dalam pemboman  World Trade Center  tahun 1993 dan ikut merencanakan serangan terhadap situs-situs terkenal di New York City. Saat ini Syeikh Rahman ditahan di Teluk Guantanamo.

"Bisakah mereka menjelaskan nasib Aafia Siddiqui yang sedang dipenjara?" al Ansi meneruskan tuntutannya, "Dapatkah mereka membebaskannya setelah dua tahun yang panjang mengalami ketidakadilan, penyiksaan, dan penangkapan?" Siddiqui dijatuhi hukuman penjara di Amerika Serikat setelah merebut pistol dan menembak dua warga Amerika pada bulan Juli 2008 di Afghanistan. Amerika sedang berusaha untuk menanyakan Siddiqui tentang kejahatannya yang banyak. Menurut pejabat intelijen dan penegak hukum Amerika, Siddiqui adalah anggota jaringan Al Qaeda, Syeikh Khalid Mohammed dan terlibat dalam perencanaan serangan melawan AS setelah 11 September 2001.

Permintaan untuk membebaskan Syeikh Rahman dan Siddiqui adalah sesuatu yang umum, terutama dari Al Qaeda, meskipun tidak terlihat ada kesempatan akan dipenuhinya tuntutan ini. Pada Januari 2013, Al Qaeda yang berafiliasi bertanggung jawab atas serangan di lapangan gas alam di Aljazair timur menuntut pembebasan dua tokoh AQ tersebut dari tahanan AS. Permintaan yang sama dikeluarkan sebelumnya oleh amir Al-Qaeda, Syeikh Ayman al Zawahiri dalam sebuah video di September 2012.

Al Ansi juga membahas video permohonan dari keluarga Somers yang dirilis minggu lalu tak lama setelah AQAP mengumumkan ultimatum tersebut. Meskipun keluarga Somers telah mengimbau AQAP untuk mengampuni Lukas, dengan alasan bahwa ia tidak bertanggung jawab atas tindakan pemerintah AS di Yaman, al Ansi mengatakan bahwa "seharusnya mereka memohon kepada Obama dan pemerintahannya, bukan kepada kita." Al Ansi menyalahkan Obama, dan mengatakan bahwa AQAP menginginkan hasil yang berbeda, tetapi keputusan Obama memaksa AQAP melakukan tindakan yang berlawanan.

"Tidak mungkin mencapai sebuah kesepakatan dan kesepahaman dengan pemerintah Amerika, kecuali dengan satu cara, yaitu secara langsung membunuh dan menghadapi tirani, yang akan menempatkan kehidupan seluruh orang Amerika dalam bahaya, di dalam dan di luar negara mereka."

Al Ansi menyimpulkan bahwa, "Tidak mungkin mencapai sebuah kesepakatan dan kesepahaman dengan pemerintah Amerika, kecuali dengan satu cara, yaitu secara langsung membunuh dan menghadapi tirani, yang akan menempatkan kehidupan seluruh orang Amerika dalam bahaya, di dalam dan di luar negara mereka." [ded412/the long war journal]

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.