Alumni PMII Diimbau Perhatikan Nilai Lokal dan Ahlus Sunnah Wal Jamaaah

Alumni PMII Diimbau Perhatikan Nilai Lokal dan Ahlus Sunnah Wal Jamaaah

JAKARTA(Jurnalislam.com)— Ikatan Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (IKA PMII) hari ini menggelar Rapat Kerja Nasional (Rakennas) I sekaligus mengukuhkan pengurus Asosiasi Dosen Pergerakan (ADP).

Rakernas I ADP yang mengusung tema ‘Mewujudkan SDM Dosen Unggul menuju Indonesia Emas’ ini digelar secara luring dan daring dari kampus Universitas Negeri Jakarta (UNJ) dan dibuka oleh Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas.

Dalam arahannya, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengatakan dosen atau tenaga pendidik di perguruan tinggi merupakan komponen penting dan modal utama pembangunan bangsa. Pemerintah berkomitmen untuk meningkatkan kualitas dan daya saing SDM yang sehat, cerdas, adaptif, inovatif, terampil, dan berkarakter.

“Dosen yang tergabung dalam ADP memiliki posisi sangat strategis dalam mewujudkan Indonesia unggul menyongsong Indonesia Emas 2045 yang penuh dengan tantangan di tengah keragaman,” kata Menag, Jumat (27/8/2021).

“Apalagi, para Dosen ADP memiliki paham, nilai-nilai dan tradisi ahlussunnah wal jamaah yang peaceful dan moderat. Tentu sangat dibutuhkan oleh Indonesia di tengah maraknya fenomena berkembangnya paham, sikap, dan perilaku ekstrem,” sambungnya.

Menurut Menag, ADP harus hadir menjadi kekuatan untuk membangun tata dunia global yang humanis, menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan di satu sisi dan ikut membangun Indonesia yang kuat, berkarakter dan moderat.

Kementerian Agama, lanjut Menag, telah berkomitmen untuk senantiasa meningkatkan kualitas pendidikan karakter keagamaan dan mengintegrasikannya melalui nilai-nilai kebangsaan, kemandirian, dan gotong royong.

Salah satu tawaran untuk meningkatkan kualitas pendidikan karakter adalah melalui pendekatan keagamaan bercorak Aswaja, yaitu sebuah paham keagamaan yang terbuka (inklusif) dan ramah terhadap kearifan lokal.

“Keywords Aswaja dan kearifan lokal saya yakin menjadi bagian dari domain kepakaran ADP, sehingga perlu dieksplorasi lebih mendalam dan luas. Aswaja jangan hanya berhenti pada tatanan konsep (diskursus), tapi harus mengejawantah dalam sikap dan perilaku individu, bermasyarakat dan bangsa,” tandas Gus Yaqut.

Ia menambahkan dalam menghadapi revolusi industri 4.0, ADP juga harus hadir di garda terdepan untuk membentuk SDM yang tidak hanya smart, tetapi juga adaptif serta terampil. Sentuhan tangan dingin para dosen ADP, yang umumnya berlatarbelakang pesantren sangatlah penting sebagai pendidik sekaligus para mentor peradaban melalui peningkatan kualitas perguruan tinggi.

Dijelaskan Menag saat ini telah tumbuh ratusan perguruan tinggi di bawah Nahdlatul Ulama. Pada saat yang sama, PTKIN sedang melakukan transformasi kelembagaan dari STAIN ke IAIN dan dari IAIN menuju UIN sehingga dibutuhkan sumber daya manusia yang cerdas, unggul dan berkarakter.

“Saya berharap ADP dapat menjadi mitra penting pemerintah, khususnya Kementerian Agama untuk menyiapkan kader dosen dan tenaga kependidikan yang mumpuni. Pada saat yang sama juga perlu perluasan jejaring ADP di perguruan tinggi umum di Indonesia,” ujarnya.

Asosiasi Dosen Pergerakan (ADP) lahir dan dibentuk oleh Ikatan Alumni PMII (IKA PMII) yang berasal dari kalangan akademisi, tenaga pengajar dari pelbagai perguruan tinggi baik negeri dan swasta di Indonesia.

Hadir dalam Rakernas baik daring dan luring Ketua Umum IKA PMII KH. Ahmad Muqowam, para ketua Majlis Penasehat, Majlis Pertimbangan, dan Majlis Pakar PMII, Ketua Umum Asosiasi Dosen Pergerakan, Prof. H.Abdurrahman Masúd, para pengurus IKA PMII dan pengurus ADP.

 

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.