Ketua PWNU Suarakan Kegelisahan: “NU Milik Jutaan Nahdliyin, Bukan Segelintir Pengurus”

Ketua PWNU Suarakan Kegelisahan: “NU Milik Jutaan Nahdliyin, Bukan Segelintir Pengurus”

JAKARTA (jurnalislam.com)— Situasi internal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) terus memanas setelah munculnya risalah Rapat Harian Syuriyah PBNU yang memutuskan pemberhentian Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf. Dalam pertemuan daring bersama Ketua Umum PBNU pada Jumat (21/11/2025), para pimpinan Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) dari berbagai daerah menyampaikan kegelisahan mendalam terhadap kondisi tersebut.

Ketua PWNU Sumatera Utara, Marahalim Harahap, menegaskan bahwa NU adalah milik jutaan warga Nahdliyin, bukan hanya milik Rais Aam atau Ketua Umum di tingkat pusat. Ia meminta agar PWNU dan PCNU dilibatkan dalam setiap keputusan besar yang menyangkut nasib organisasi.

“Kalau terjadi pemakzulan terhadap Ketua Umum, ini cacat bagi jam’iyah. Ini bukan milik Rais Aam dan Ketum saja. Ini milik jutaan orang. Libatkan PWNU dan PCNU dalam menentukan nasib jam’iyah,” tegas Marahalim.

Ia juga mengingatkan bahwa pemberhentian Ketua Umum di tengah masa jabatan bisa memicu efek domino dalam struktur kepengurusan di daerah.

“Saya khawatir Rais PW akan memberhentikan Ketua PW, Rais PC memberhentikan Ketua PC. Bagaimana nasib jam’iyah kita yang besar ini?” ujarnya.

Dari Sumatera Barat, Ketua PWNU Ganefri meminta penjelasan utuh mengenai persoalan yang terjadi antara Syuriyah dan Tanfidziyah PBNU. Ia menilai penyelamatan organisasi harus menjadi prioritas.

“Kami ingin informasi utuh dari Ketum dan Rais Aam. PWNU se-Indonesia bertanya-tanya, apa sebenarnya masalahnya? Kami minta penjelasan yang utuh,” kata Ganefri.

Sementara itu, Ketua PWNU Jawa Barat, Kiai Juhadi, mengusulkan agar Mustasyar PBNU dilibatkan secara lebih aktif untuk menyelesaikan krisis. Ia menyebut Mustasyar sebagai sosok-sosok yang memiliki ketenangan dan kejernihan dalam melihat persoalan.

“Mustasyar ini orang-orang hebat dan tidak punya kepentingan. Menurut saya penting mengundang seluruh Mustasyar untuk menyelesaikan persoalan ini,” ujarnya dengan suara bergetar. Ia bahkan terlihat menahan tangis.

“Ini tontonan yang sangat memprihatinkan. Saya sedih sekali melihat persoalan ini. Kok NU bisa jadi begini?” lanjutnya.

Ketua PWNU Yogyakarta, KH Zuhdi Muhdlor, menyampaikan bahwa konflik internal PBNU telah mencoreng upaya konsolidasi dan kolaborasi yang sedang dibangun bersama berbagai pihak, termasuk Keraton Yogyakarta dan Muhammadiyah.

“Dengan kondisi seperti ini, kami menjadi malu. Ini beban berat bagi kami,” ujarnya. Ia juga menyesalkan bahwa penyelesaian konflik antara para kiai justru ditempuh dengan pendekatan politik, bukan nilai agama.

Pernyataan Sekjen PBNU Gus Ipul: “Ini Dinamika Organisasi Biasa”

Di hari yang sama, Sekretaris Jenderal PBNU Saifullah Yusuf (Gus Ipul) memberikan pernyataan resmi melalui siaran pers. Ia menegaskan bahwa apa yang terjadi saat ini merupakan dinamika organisasi yang sedang ditangani secara internal oleh jajaran Syuriyah.

“Saya minta semua pengurus dan warga NU tetap tenang, tidak terbawa arus berita menyesatkan, dan tidak memperbesar kesalahpahaman,” ujar Gus Ipul.

Ia juga mengajak warga Nahdliyin untuk menenangkan hati di tengah memanasnya situasi.

“Mari tetap menjaga suasana teduh. Perbanyak shalawat. Jangan ikut menyebarkan kabar yang tidak pasti,” tutupnya.

Sumber: NU Online

Bagikan