RABAT (jurnalislam.com)– Puluhan ribu warga Maroko turun ke jalan pada Ahad (20/7/2025) di ibu kota Rabat untuk mengecam kondisi kemanusiaan yang memburuk di Jalur Gaza. Mereka juga mendesak pemerintah Maroko membatalkan kesepakatan normalisasi hubungan dengan Israel.
Massa berkumpul di pusat kota Rabat, mengibarkan bendera Palestina dan membawa berbagai plakat bernada solidaritas. Mereka menyerukan pembukaan akses bantuan kemanusiaan ke wilayah yang terkepung tersebut.
“Sungguh memalukan, Gaza sedang diserang”, “Cabut blokade”, “Maroko, Palestina, satu bangsa”, dan “Tolak normalisasi”, demikian seruan yang diteriakkan para demonstran.
Aksi ini diselenggarakan atas inisiatif sejumlah organisasi, termasuk koalisi yang melibatkan gerakan Islam Al-Adl Wal-Ihssane serta partai-partai berhaluan kiri.
Perang yang berlangsung di Gaza telah menyebabkan krisis kemanusiaan parah bagi lebih dari dua juta warga. Sebagian besar penduduk terpaksa mengungsi lebih dari satu kali, sementara lembaga kemanusiaan dan para dokter terus melaporkan dampak fisik dan mental yang mengkhawatirkan akibat konflik yang telah berlangsung selama 21 bulan, termasuk meningkatnya kasus malnutrisi.
“Warga Palestina kelaparan dan dibunuh di depan mata seluruh dunia,” ujar Jamal Behar, salah satu peserta aksi di Rabat. “Adalah tugas kita untuk mengecam situasi dramatis dan tak tertahankan ini.”
Maroko dan Israel menandatangani perjanjian normalisasi hubungan pada tahun 2020 melalui mediasi Amerika Serikat. Namun, kesepakatan tersebut semakin menuai kecaman di tengah meningkatnya kekerasan di Gaza yang kini telah memasuki bulan ke-22. (Bahry)
Sumber: TNA