DOHA (jurnalislam.com)– Kelompok pejuang Palestina, Hamas, dikabarkan bersedia membebaskan antara tujuh hingga sembilan sandera Israel sebagai imbalan atas gencatan senjata selama 60 hari serta pembebasan 300 tahanan Palestina. Hal ini diungkap oleh seorang pejabat yang enggan disebutkan namanya kepada CNN pada Ahad (18/5/2025).
Menurut sumber tersebut, salah satu syarat pembebasan sandera adalah penarikan pasukan Israel ke jalan Salah al-Din, jalur utama yang membentang dari utara ke selatan Jalur Gaza.
Pernyataan ini muncul bersamaan dengan dilanjutkannya kembali perundingan antara Hamas dan Israel di Doha, ibu kota Qatar. Meski begitu, dari pihak Israel, seorang sumber mengindikasikan bahwa mereka hanya akan melanjutkan perundingan jika Hamas bersedia mengakhiri perang dengan menyerah tanpa syarat.
Sumber itu juga menyebut bahwa delegasi Israel akan berada di Doha dalam waktu terbatas, dan bahwa operasi militer akan kembali ditingkatkan jika tidak ada kemajuan berarti dalam waktu dekat.
Di sisi lain, kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa tim perunding Israel tengah meninjau proposal yang lebih luas, termasuk penghentian total permusuhan, pembebasan seluruh sandera, pencopotan Hamas dari kekuasaan, serta pelucutan senjata Jalur Gaza poin-poin yang selama ini ditolak oleh Hamas.
Sementara proses negosiasi berlangsung, militer Israel justru meluncurkan serangan darat besar-besaran pada Ahad (18/5) di bagian utara dan selatan Gaza. Operasi ini diberi nama “Operasi Kereta Perang Gideon”.
Dalam pernyataannya, militer Israel menyebut bahwa serangan ini melibatkan pasukan reguler dan cadangan. Sebagai persiapan, serangan udara telah dilakukan selama sepekan terakhir dengan menargetkan lebih dari 670 lokasi yang disebut sebagai milik Hamas, termasuk jaringan terowongan, gudang senjata, dan titik peluncuran senjata anti-tank.
Seiring meningkatnya intensitas serangan, krisis kemanusiaan di Gaza terus memburuk. Data dari otoritas kesehatan Gaza mencatat setidaknya 3.193 orang tewas dan 8.993 lainnya terluka sejak serangan kembali meningkat pada Maret 2025. Sejak dimulainya perang pada 7 Oktober 2023, jumlah korban jiwa di Gaza telah mencapai 53.339 orang, dengan 121.034 orang mengalami luka-luka. (Bahry)
Sumber: Shafaq