Orang Muslim Pertama di Washington DC

WASHINGTON (Jurnalislam.com) – Bagi sebagian besar Muslim, apa yang terjadi pada tubuh orang yang sudah meninggal tidak sama pentingnya dengan apa yang terjadi pada jiwa orang itu.

Namun, sejarawan dari semua latar belakang berebut untuk mencari jenazah dan barang-barang seorang Muslim yang dimakamkan di Washington, DC hampir 200 tahun yang lalu, karena menyentuh jiwa sejarah Amerika awal.

Almarhum Yarrow Mamout, di antara puluhan ribu – bahkan mungkin jutaan – Muslim dibawa ke Amerika selama masa perdagangan budak, tapi hanya sedikit sejarawan yang memiliki banyak informasi tentangnya.

Dokumen bersejarah menyatakan bahwa Yarrow mungkin terkubur di properti yang ia beli setelah mendapatkan kemerdekaannya pada tahun 1797. Tanah itu terletak di kawasan bersejarah Georgetown Washington di mana rumah-rumah yang berada di lingkungan itu sekarang dijual dengan harga beberapa juta dolar. Pemiliknya adalah pengembang real estate Deyi Awadallah, yang berencana untuk membangun dan menjual rumah baru di tanah itu. Dia tidak mengetahui apapun tentang Yarrow ketika ia membeli tanah tersebut, tapi dia bersedia untuk memberikan arkeolog kesempatan – beberapa minggu atau bulan – untuk menyelidiki sebelum ia melaksanakan rencana pembangunan rumah di propertinya itu.

"Saya mencoba untuk menghormati situasi, "katanya dalam sebuah wawancara pada tahun 2013.

Menurut James H. Johnston, Yarrow dijual sebagai budak saat masih remaja di Senegal tahun 1752. Pengacara yang berbasis di Washington dan juga seorang penulis lepas itu menghabiskan delapan tahun menyelidiki cerita Yarrow untuk bukunya di tahun 2012, "Dari Kapal Budak ke Harvard: Yarrow Mamout dan Sejarah Keluarga Afrika-Amerika (From Slave Ship to Harvard: Yarrow Mamout and the History of an African American Family)."

"Dia cukup terkenal di zamannya, tapi (di masa itu), tidak ada yang pernah memperhatikan siapakah dia," kata Johnston. Inspirasi untuk penelitian Johnston datang setelah ia melihat dua potret Yarrow, yaitu penggambaran aristokrat seorang pria Amerika-Afrika yang berasal dari masa perbudakan.

Sebuah lukisan yang lebih populer dari dua lukisan tentang Yarrow dilukis oleh seniman Amerika awal terkenal, Charles William Peale, dan lukisan itu kini berada di Philadelphia Museum of Art. Bagi Johnston, lukisan itu mewakili martabat, ketekunan, dan ketangguhan selama masa-masa gelap sejarah Amerika.

"Orang-orang terkesan dengan lukisan itu karena Anda sedang melihat potret indah seorang pria yang tampak kaya, namun ia sebenarnya telah mengalami kondisi perbudakan yang mengerikan," kata Johnston.

Yarrow terkenal di komunitas Georgetown. Dia adalah asisten Samuel Beall dan anaknya Brooke, dua profesional berpengaruh yang dekat dengan tokoh penting seperti Presiden pendiri AS George Washington. Ia dikenang sebagai sosok yang ceria, rajin dan sangat taat dalam imannya, berhenti untuk sholat lima kali sehari di mana pun ia berada.

Yarrow juga seorang pengusaha yang bisa membaca dan menulis. Di Georgetown, budak diizinkan untuk memiliki bisnis sampingan milik mereka sendiri, sehingga Yarrow menjadi pembuat batu bata. Bahkan, ia mendapatkan kebebasannya dengan membangun sebuah rumah untuk majikannya dan menyimpan uang untuk membangun rumahnya sendiri.

Kisah ini membuat Yarrow menjadi sebuah "catatan kaki besar" dalam sejarah, kata Amir Muhammad, direktur Museum Warisan Islam (Islamic Heritage Museum) Washington.

"Ini menunjukkan bahwa Muslim Amerika adalah bagian dari sejarah yang membentuk Amerika. Dia adalah pribadi yang nyata, bukan hanya dalam lukisan tetapi dalam karya-karya dan perbuatannya," katanya.

Bagi arkeolog resmi Washington DC, Ruth Trocolli, setiap jejak arkeologi Yarrow membantu masyarakat untuk lebih memahami bagaimana hidup para budak, terutama budak Muslim.

Tapi upaya pemulihan sejarah ini cukup menantang. Beberapa tahun yang lalu, arkeolog menemukan sebuah pemakaman kecil dengan makam lima orang Afrika-Amerika dari era perbudakan di tanah yang berbatasan dengan bagian belakang tanah Yarrow, tapi tak satu pun dari kelima jasad tersebut yang cocok dengan deskripsi Yarrow.

Rumah Yarrow dihancurkan lebih dari satu abad yang lalu dan yang sekarang berada di properti yang dijadwalkan akan dibongkar karena secara struktural tidak sehat. Sebuah kolam renang di halaman belakang menghambat upaya penggalian. Tapi Trocolli berharap bahwa bagian terbuka dari properti Yarrow mungkin berisi fitur asli seperti sumur, jamban, gudang, atau bahkan kuburan Yarrow.

"Cerita Yarrow sangat signifikan," kata Trocolli. "Ini adalah cerita tentang seseorang yang bertahan. Dia adalah seorang budak yang berhasil membeli kebebasannya sendiri."

Awadallah mengakui bahwa ia memiliki minat yang lebih besar dalam bisnis real estate daripada di properti bersejarah, tapi sebagai Muslim Amerika keturunan Palestina, ia mengakui proses penyelidikan ini adalah suatu kebetulan.

"Saya tahu ada Budak Afrika yang Muslim, saya hanya tidak tahu mereka berada sedekat ini dengan rumah – hanya lima mil dari rumah saya di Falls Church, Virginia," katanya.

Deddy | OnIslam | Jurniscom

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses