JERMAN (Jurnalislam.com) – Pemimpin NATO Jens Stoltenberg mengkonfirmasi pada hari Kamis bahwa mereka membahas pembicaraan resmi pertama dengan Rusia sejak 2014 saat krisis Ukraina membuat hubungan mereka dalam kebekuan (deep freeze).
Seperti yang dilansir World Bulletin, Kamis (29/01/2016) Stoltenberg mengatakan NATO dan Rusia memerlukan transparansi untuk menghindari kesalahpahaman dan insiden seperti penembakan jet tempur Rusia hingga jatuh oleh anggota aliansi kunci Turki setelah melanggar wilayah udara mereka di sepanjang perbatasan Suriah pada bulan November.
"Kami mencari kemungkinan mengadakan pertemuan Dewan NATO-Rusia," kata Stoltenberg.
"Kami tidak pernah menangguhkan Dewan NATO-Rusia tapi kami pikir … sekarang saatnya untuk melihat kemungkinan untuk mengadakan pertemuan," katanya dalam konferensi pers laporan tahunan NATO untuk tahun 2015.
"Tidak ada keputusan akhir yang telah diambil tetapi kami juga akan membahas dengan delegasi Rusia dan kemudian membuat keputusan akhir tentang kapan pertemuan tersebut harus terjadi."
Pimpinan NATO, AS, menghentikan semua kerja sama praktis dengan Rusia setelah intervensi di Ukraina dan aneksasi Krimea 2014 tetapi yang menyisakan tempat bagi NRC sebagai saluran komunikasi dengan Moskow.
Kelompok NRC beranggotakan seluruh 28 negara anggota NATO, biasanya pada tingkat duta besar bersama mitra mereka dari Rusia, untuk mengelola hubungan. NRC mengadakan pertemuan dingin terakhir pada Juni 2014.
Jerman telah memulai membuka seruan untuk Moskow saat Barat meminta bantuan Rusia dalam isu-isu kunci seperti Suriah.
Stoltenberg tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai agenda atau waktu pertemuan NRC tetapi secara luas diperkirakan akan berlangsung akhir bulan depan, setelah pertemuan para menteri pertahanan NATO, atau pada awal Maret.
Sumber-sumber diplomatik mengatakan kepada AFP pekan lalu satu kemungkinan adalah untuk mengadakan serangkaian pertemuan NRC dalam kerangka pertemuan puncak para pemimpin NATO di Warsawa pada bulan Juli.
Mereka mengatakan tujuannya adalah untuk membantu mengelola hubungan yang sulit dengan Rusia secara lebih tegas dan menyampaikan pesan pencegahan dan transparansi yang jelas.
Stoltenberg dan pejabat NATO menekankan bahwa walaupun NRC belum bertemu sejak 2014, mereka banyak berhubungan dengan Rusia dan telah bertemu dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov.
Deddy | World Bulletin | Jurnalislam