GHAZNI (Jurnalislam.com) – Sebanyak 450 narapidana, sebagian besar Mujahidin dengan beberapa komandan utama dibebaskan setelah penjara Ghazni diserang, membunuh lebih dari 40 personel keamanan, El Emarah News melaporkan, Senin (14/09/2015).
Larut malam kemarin Mujahidin Imarah Islam menyerbu penjara dengan keamanan maksimum yang berisi 450 narapidana di kota Ghazni, ibukota provinsi Ghazni dan membebaskan seluruh tahanan yang sedang menjalani hukuman.
Operasi dimulai tengah malam saat Mujahidin meluncurkan serangan pada pasukan keamanan, markas polisi dan badan intelijen.
Unit Jihad kota Ghazni bersama dengan ratusan Mujahidin dari seluruh kabupaten di provinsi Ghazni dan tim syahid yang dilengkapi dengan senjata berat dan ringan menyerbu penjara di tengah malam dan memaksa masuk dalam penjara dengan membersihkan semua pasukan keamanan dan pos-pos pemeriksaan.
Diawali ledakan oleh tim syahid di pintu masuk utama dan serangan penembakan langsung Mujahidin ke arah batalion musuh, Mujahidin membersihkan jalan mereka menuju penjara dan menguasai penuh penjara, serta membebaskan semua tahanan.
Seperti yang direncanakan, sekelompok Mujahidin memimpin untuk memastikan pemindahan narapidana berlangsung aman lalu mencoba memotong jalan mencapai sarana transportasi yang telah disiapkan untuk narapidana.
Secara bersamaan, kelompok kedua Mujahidin, sesuai rencana, berjaga-jaga di tempat sampai narapidana dipastikan keluar dari penjara dalam perjalanan yang aman.
Mujahidin juga beriap melakukan penyergapan di sepanjang jalan menuju penjara untuk mencegah datangnya kekuatan tambahan dan bala bantuan serta menggagalkan upaya mereka.
Sebanyak 40 pasukan keamanan termasuk ANA dan ANP tewas dan puluhan lainnya menderita luka yang mengancam nyawa dalam operasi itu. Sejumlah kendaraan militer juga hancur.
Menurut informasi, dari 450 narapidana, sebagian besar adalah komandan Jihad, Mujahidin atau kerabat dan simpatisan Mujahidin dengan pengecualian beberapa tahanan lain.
Karena musuh selalu menjaga Mujahidin terpisah dari tahanan lain, penjara Ghazni sebagian besar terdiri dari Mujahidin, keluarga mereka dan para pendukung ideologi Mujahidin.
Seluruh tahanan keluar penjara dengan aman selama operasi dan kemudian bergabung bersama keluarga terdekat dan kerabat mereka.
Musuh kehilangan semangat karena operasi Mujahidin dan diyakini dalam keadaan shock serta panik. Insiden ini menyebabkan hilangnya semangat dalam diri para tentara bayaran dan polisi boneka.
Akibat terkejut dan panik, musuh belum mampu mengunci pintu masuk penjara apalagi mengejar untuk Mujahidin.
Indikasi lain bahwa musuh patah semangat adalah penaklukan markas kunci oleh Mujahidin di distrik Dayak provinsi Ghazni tadi malam.
Bukannya melakukan perlawanan terhadap serangan Mujahidin atau mengirim bala bantuan untuk mereka yang diserang Mujahidin, musuh mengevakuasi seluruh personel militernya dari markas, meninggalkan sejumlah besar senjata dan amunisi yang akhirnya dikuasai Mujahidin.
Deddy | Shahamat | Jurniscom