Presiden Yaman Minta Pemberontak Houthi “Menyerah”

YAMAN (Junrlislam.com) – Presiden Yaman meminta pemberontak Houthi untuk "menyerah" pada pertemuan Liga Arab di kota resor Mesir, Sharm el-Sheikh, saat serangan udara yang dipimpin Saudi terus menerus menyerang posisi kelompok tersebut untuk hari ketiga.

Abd-Rabbu Mansour Hadi, yang telah melarikan diri dari negaranya, juga menyerukan kelanjutan serangan udara terhadap sasaran Houthi pada hari Sabtu (28/03/2015), pada pembukaan pertemuan puncak para pemimpin yang mewakili 21 negara.

"Saya menyerukan kelanjutan Operasi Badai Tegas sampai Houthi mengumumkan penyerahan diri mereka, keluar dari semua wilayah yang mereka duduki di berbagai provinsi, serta meninggalkan lembaga negara dan kamp-kamp militer," kata Hadi.

"Operasi Badai Tegas akan berlanjut sampai semua tujuan tercapai dan rakyat Yaman mulai menikmati keamanan dan stabilitas."

Hadi mengatakan bahwa Houthi harus menyerahkan senjata mereka dan juga agar para pemimpin mereka menyerahkan diri.

Raja Saudi, Salman, bersumpah bahwa intervensi militer yang dipimpin pemerintahnya akan berlanjut sampai membawa "keamanan" bagi rakyat Yaman.

Kerajaan telah bersumpah untuk melakukan "apa pun" untuk mencegah penggulingan Hadi, juga menuduh Iran mendukung pengambilalihan oleh Houthi, yang telah menguasai sejumlah bagian negara. Teheran membantah tuduhan itu.

Pemimpin lain, termasuk para pemimpin Mesir, Arab Saudi dan Kuwait, cenderung menunjuk Iran di pertemuan tersebut.

"Bangsa Yaman saat ini berada di masa yang paling suram, menghadapi tantangan yang mengancam keberadaan dan identitas yang tidak pernah mereka alami sebelumnya,'' presiden Mesir Abdel Fattah-el-Sisi mengatakan.

"Tantangan ini juga mengancam keamanan nasional kita dan kami tidak bisa mengabaikan konsekuensi tersebut untuk keutuhan identitas Arab.''

Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon mendesak para pemimpin Arab untuk "menetapkan panduan yang jelas untuk menyelesaikan krisis di Yaman dengan damai."

Hadi kemudian terbang ke Arab Saudi bersama dengan Raja Salman dan tidak berencana untuk kembali ke Yaman sampai "situasi Kondusif," kata Menteri Luar Negeri-nya, Riyadh Yasin.

Presiden AS Barack Obama mengatakan Washington memiliki "Tujuan Bersama" dengan sekutu regionalnya untuk menciptakan stabilitas di Yaman.

Obama menawarkan dukungan kepada Raja Salman dalam percakapan telepon setelah militer AS menyelamatkan dua pilot Saudi yang terpaksa mengeluarkan diri dari jet tempur mereka di atas laut lepas Yaman akibat masalah teknis.

Sementara itu, mantan Presiden Yaman, yang dituduh mendukung Houthi ,menyerukan gencatan senjata segera dan mengakhiri pertempuran.

"Saya menyerukan kepada semua orang untuk mengakhiri operasi militer dan menghentikan pembunuhan," kata Ali Abdullah Saleh.

"Saya meminta semua orang untuk menggunakan akal dan memulai gencatan senjata."

"Saya meminta kepada anak-anak kita untuk tidak bersemangat dan menghentikan semua kekerasan di seluruh provinsi," tambahnya.

Komentar Saleh muncul setelah serangan udara terus menerus selama tiga hari berturut-turut, menghantam target di kota Hodeidah di Pantai Laut Merah, kubu Saada milik Houthi di utara, dan instalasi militer di ibukota Sanaa dan sekitarnya.

Sementara itu, sedikitnya 200 staf PBB dan ekspatriat lainnya dievakuasi dari ibukota Yaman, pada hari Sabtu, dengan hanya menyisakan "personil yang diperlukan untuk misi kemanusiaan darurat" di negara itu, kata seorang pekerja bantuan.

 

Deddy | Aljazeera | Jurniscom

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses