ISTANBUL (Jurnalislam.com) – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada hari Sabtu (9/6/2018) mengkritik Perdana Menteri Austria Sebastian Kurz atas keputusan pemerintahnya untuk menutup tujuh masjid dan mengusir 40 imam.
“Saya khawatir langkah-langkah yang diambil oleh perdana menteri Austria tersebut akan membawa dunia lebih dekat ke perang salib-sabit (crusader-crescent war),” kata Erdogan saat jamuan berbuka puasa yang diselenggarakan di Istanbul, lansir Anadolu Agency.
Erdogan mengatakan Turki juga akan menanggapi keputusan Austria mengusir para imam.
Selama konferensi pers dengan Wakil Kanselir Heinz-Christian Strache dan Menteri Urusan Uni Eropa Gernot Blumel, Kurz mengatakan langkah itu dilakukan sebagai bagian dari tindakan keras terhadap dakwah “politik Islam” di masjid.
Dianggap Radikal, Austria Tutup Tujuh Masjid dan Usir 40 Imam
Kurz mengatakan bahwa penyelidikan pada beberapa masjid dan asosiasi yang dilakukan oleh Kementerian Dalam Negeri dan Kantor Urusan Agama telah disimpulkan dan bahwa kegiatan tujuh masjid dilarang – salah satunya dari Asosiasi Budaya Turki-Islam (the Turkish-Islamic Cultural Associations-ATIB).
Kanselir Austria menambahkan bahwa para imam tersebut dideportasi dengan alasan didanai asing.
Pada tahun 2015 ketika Kurz adalah menteri Austria untuk Eropa, integrasi dan urusan luar negeri ia mendukung “hukum Islam” Austria (Islamgesetz) – undang-undang yang, antara lain, melarang pendanaan luar negeri bagi masjid dan imam di Austria. Undang-undang kontroversial, yang akhirnya disahkan melalui parlemen, dimaksudkan untuk mengembangkan Islam “dengan karakter Eropa,” menurut Kurz.
“Kami bertindak tegas dan aktif terhadap perkembangan yang tidak diinginkan dan pembentukan #parallels society – dan akan terus melakukannya jika ada pelanggaran,” tulis Kurz di akun Twitter-nya.