NEW YORK (Jurnalislam.com) – AS pada hari Selasa (23/1/2018) menyalahkan Rusia karena mencegah badan investigasi PBB menyelidiki serangan kimia di Suriah.
“Ketika Rusia membunuh JIM [Joint Investigative Mechanism-Mekanisme Investigasi Bersama], mereka mengirim pesan berbahaya kepada dunia – yang tidak hanya mengatakan penggunaan senjata kimia dapat diterima tetapi juga bahwa mereka yang menggunakan senjata kimia tidak perlu diidentifikasi atau bertanggung jawab,” Utusan Amerika untuk PBB, Nikki Haley, mengatakan dalam sebuah pernyataan, lansir Anadolu Agency.
Rusia setelah Serangan Gas Klorin: Sikap Kami terhadap Assad Tidak Berubah
Rusia telah memveto pembaharuan mandat JIM dan Organisasi untuk Larangan Senjata Kimia. Mandat JIM berakhir 17 November 2017.
Pada hari Senin, pertahanan sipil Suriah yang pro-oposisi, yang juga dikenal sebagai White Helmets (Helm Putih), mengatakan bahwa rezim Syiah Bashar al-Assad menyerang daerah pemukiman Damaskus yang terkepung dengan gas klorin.
Sedikitnya 21 warga sipil, termasuk anak-anak, terluka dalam serangan yang menyerang Duma di wilayah Ghouta Timur, menurut tim pembelaan sipil.
“Jika laporan ini benar, serangan di Suriah ini pasti membebani hati nurani mereka,” kata Haley.
“Amerika Serikat tidak akan pernah berhenti memperjuangkan anak-anak, wanita, dan pria Suriah yang tidak bersalah yang telah menjadi korban pemerintahan mereka sendiri dan mereka yang terus mendukungnya,” tambahnya.
Sementara itu, dalam sebuah surat kepada Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, Moskow menuduh AS melakukan pendekatan “mendistorsi” Rusia dalam menyelidiki penggunaan senjata kimia di Suriah.
JIM diciptakan oleh Dewan Keamanan PBB pada bulan Agustus 2015 setelah laporan serangan kimia di Suriah.
Dua Faksi Revolusi Suriah Amankan Akses Jurnalis Internasional untuk Liput Korban Gas Klorin
Dalam sebuah laporan akhir tahun lalu, JIM menyalahkan rezim Syiah Suriah karena melakukan serangan kimia di Khan Sheikhoun, Suriah utara, yang menewaskan sedikitnya 100 orang.
Laporan serangan kimia rezim Nushairiyah Assad terhadap warga sipil dan pejuang oposisi di Suriah terus bermunculan sejak sebuah serangan keji pada Agustus 2013 yang menewaskan lebih dari 1.400 orang di Ghouta Timur dekat Damaskus.