Turki, Rusia dan Iran Bahas Perdamaian di Sochi, Rezim Assad Bombardir Zona de Eskalasi

Turki, Rusia dan Iran Bahas Perdamaian di Sochi, Rezim Assad Bombardir Zona de Eskalasi

SOCHI (Jurnalislam.com) – Kepala Angkatan Darat Turki, Iran dan Rusia membahas masalah regional di kota pesisir Rusia Sochi pada hari Selasa (21/11/2017), menurut Staf Umum Turki.

Kepala Staf Umum Turki Jenderal Hulusi Akar bertemu rekan-rekannya dari Rusia dan Iran untuk membahas masalah keamanan, kerja sama dalam memerangi kelompok bersenjata serta pengurangan kekerasan di wilayah Suriah dan de-eskalasi, yang didirikan setelah perundingan Astana, kata pernyataan itu, Anadolu Agency melaporkan.

Pertemuan tersebut terjadi saat pasukan rezim Suriah mengintensifkan serangan udara mereka di Ghouta timur, sebelah timur Damaskus, meskipun telah ditunjuk sebagai zona de-eskalasi.

Ghouta Timur berada dalam jaringan zona de-eskalasi. Zona de-eskalasi didirikan di Suriah oleh Turki, Rusia dan Iran, dimana tindakan agresi dilarang secara eksplisit. Pasukan rezim telah berulang kali menyerang distrik tersebut pekan ini, menyebabkan puluhan warga sipil tewas atau terluka.

61 Warga Tewas di Zona Eskalasi oleh Serangan Udara Assad, HTS: Tidak Ada Solusi Selain Perang

Pertemuan dengan Kepala Staf Umum Rusia Jenderal Valery Gerasimov dan Mayor Jenderal Iran Mohammad Bagheri hadir menjelang pertemuan puncak trilateral hari Rabu di Suriah dengan partisipasi Recep Tayyip Erdogan dari Turki, Vladimir Putin dari Rusia dan Presiden Iran Hassan Rouhani.

“Para pihak sepakat untuk meningkatkan koordinasi di zona de-eskalasi di Idlib, dan benar-benar menghilangkan anggota organisasi IS dan Al-Nusra yang tersisa di Suriah,” demikian sebuah pernyataan dari Kementerian Luar Negeri Rusia yang dikeluarkan pada hari Selasa.

Pada hari Rabu, presiden tiga negara penjamin diharapkan akan membahas kemajuan dalam mengurangi kekerasan di wilayah Suriah dan de-eskalasi.

Turki dan Rusia, bersama dengan Iran, adalah negara penjamin yang bertindak sebagai perantara gencatan senjata di Suriah pada bulan Desember 2016, yang menghasilkan perundingan Astana. Perundingan Astana berjalan paralel dengan diskusi yang didukung oleh PBB di Jenewa demi menemukan solusi politik untuk perang di Suriah.

Bagikan