Hadiah Nobel Perdamaian Aung San Suu Kyi Terancam Dicopot

Hadiah Nobel Perdamaian Aung San Suu Kyi Terancam Dicopot

MYANMAR (Jurnalislam.com) – Pemenang Hadiah Nobel Perdamaian Myanmar Aung San Suu Kyi menghadapi sorotan mendalam dan terancam dicopot atas responsnya terhadap penderitaan penduduk Rohingya di negaranya, Aljazeera melaporkan, Ahad (10/9/2017).

Hampir 300.000 muslim Rohingya telah melarikan diri ke negara tetangga Bangladesh, menurut PBB, sejak pembantaian Militer Budha Myanmar pada kaum Muslim minoritas itu dimulai lebih dari dua pekan yang lalu.

Kekerasan tersebut dimulai pada 25 Agustus setelah para pejuang Muslim Rohingya melakukan serangan balasan dengan menyerang pos polisi di Rakhine, di pantai barat Myanmar (dahulu Burma), hingga memicu sebuah tindakan keras militer.

Aung San Suu Kyi, konselor negara dan pemimpin de facto, pekan ini mengklaim bahwa situasi tersebut dipelintir oleh “gunung es kesalahan informasi yang sangat besar.”.

“Kami memastikan bahwa semua orang di negara kita berhak mendapatkan perlindungan atas hak-hak mereka dan juga hak untuk, tidak hanya pertahanan politik tapi sosial dan kemanusiaan,” katanya kepada Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan saat melakukan pembicaraan telepon pada bulan September 5.

Rohingya, yang sering digambarkan sebagai “minoritas paling teraniaya di dunia,” adalah kelompok etnis yang sebagian besar beragama Muslim, yang telah tinggal di wilayah mayoritas umat Buddha selama berabad-abad.

Saat ini ada sekitar 1,1 juta penduduk di negara Asia Tenggara itu, yang merupakan rumah bagi lebih dari 100 kelompok etnis dan sekitar 55 juta orang.Sejumlah tokoh tinggi secara terbuka mengkritik Aung San Suu Kyi, yang dianugerahi Hadiah Nobel Perdamaian pada tahun 1991 atas kampanyenya yang mendukung demokrasi di Myanmar, sehubungan dengan krisis tersebut.

Hampir semua pemimpin dunia bersatu mengutuk Aung San Suu Kyi, hanya beberapa saja menolak.

Perdana Menteri India Narendra Modi, misalnya, menolak untuk berbicara dan malah menawarkan dukungannya kepadanya.

“Kami berbagi kekhawatiran dengan Anda mengenai kekerasan ekstremis di negara bagian Rakhine dan terutama kekerasan terhadap pasukan keamanan,” katanya dalam sebuah kunjungan kenegaraan ke Myanmar pada 6 September.

Lebih dari 400.000 orang telah menandatangani sebuah petisi online yang meminta penghargaan Aung San Suu Kyi dicabut, mengatakan “hampir tidak melakukan apa pun yang bisa menghentikan kejahatan terhadap kemanusiaan di negaranya ini “.

“[hadiah] hanya diberikan kepada ‘orang-orang yang telah memberikan yang terbaik untuk persaudaraan internasional.’ Nilai damai ini harus dipupuk oleh para pemenang Hadiah Nobel Perdamaian, termasuk Aung San Suu Kyi, sampai hari-hari terakhir mereka,” isi petisi change.org.

“Ketika seorang pemenang tidak dapat mempertahankan kedamaian, maka demi perdamaian itu sendiri, hadiah itu perlu dikembalikan atau disita oleh Komite Hadiah Nobel Perdamaian.”

Bagikan