NEW YORK (Jurnalislam.com) – Korea Utara “meminta perang” dengan menentang tekanan internasional terhadap ambisi militer nuklirnya, utusan AS untuk PBB mengatakan Senin (4/9/2017), lansir Anadolu Agency.
“Meskipun kami telah berupaya selama 24 tahun terakhir, program nuklir Korea Utara lebih maju dan lebih berbahaya daripada sebelumnya,” kata Nikki Haley kepada Dewan Keamanan dalam sebuah pertemuan darurat mengenai uji coba nuklir keenam Korea Utara yang berlangsung pada hari Ahad, yang memicu kegemparan besar, dan mengkhawatirkan negara tetangga juga kekuatan Barat.
Telah tiba waktu untuk menghabiskan semua sarana diplomatik “sebelum terlambat”, kata Haley. “Kita sekarang harus mengadopsi langkah-langkah terkuat yang kita bisa.”
Korea Utara baru-baru ini menggelar retorika perang melawan AS dan sekutu-sekutunya, mengancam serangan nuklir yang telah dikembangkannya selama lebih dari dua dekade.
“Negara-negara yang memiliki kekuatan nuklir memahami tanggung jawab mereka. Kim Jong Un tidak menunjukkan pemahaman seperti itu,” kata Haley mengenai pemimpin Korea Utara tersebut.
“Perang tidak pernah diinginkan Amerika Serikat. Kami tidak menginginkannya sekarang, tapi kesabaran negara kita tidak terbatas.”

Washington dan sekutu berada di batas kesabaran setelah tes nuklir hari Ahad (3/9/2017) terjadi sehari setelah Presiden Donald Trump pada prinsipnya setuju untuk mengizinkan Korea Selatan mempersenjatai diri dengan rudal balistik yang lebih kuat.
Sebagai tanggapan atas pengujian tersebut, rudal-rudal Korea Selatan melakukan latihan pada hari Senin mencoba menyerang lokasi uji coba nuklir Korea Utara.
Setelah bertemu dengan Trump dan pejabat senior di Gedung Putih pada hari Ahad, Menteri Pertahanan James Mattis menekankan komitmen AS kepada sekutu-sekutunya.
“Setiap ancaman terhadap Amerika Serikat atau wilayahnya, termasuk Guam, atau sekutu kita akan disambut dengan respon militer yang besar, sebuah balasan yang efektif dan luar biasa,” Mattis mengatakan kepada wartawan.