Perkuat Ukhuwah, Lembaga  Bina Damai Resolusi Agama Bima Gelar Diskusi

Perkuat Ukhuwah, Lembaga  Bina Damai Resolusi Agama Bima Gelar Diskusi

KOTA BIMA (Jurnalislam.com) – Lembaga Bina Damai Resolusi Agama (LEMBIDARA) Wilayah Kota Bima Provinsi Nusa Tenggara Barat Menggelar Acara Forum Grub Diskusi (FGD). Kegiatan Dilaksanakan di Aula FKUB Kota Bima Jalan Garuda No.9 Raba Kota Bima, Selasa pagi (09/06).

Dalam Kegiatan Forum Grub Diskusi (FGD) dan Deklarasi yang mengangkat tema “Keselarasan Agama, Hukum, dan Negara, Strategis Meningkatkan Ukhuwah Islamiah dalam Menangkal Faham Terorisme di Bima

Dengan mengangkat tema “Islam dan Negara (Upaya Meminimalisir Perkembangan Faham Anti Pancasila di NKRI)”, kegiatan dialog dihadiri oleh Ketua MUI Kota Bima, Pondok Pesantren, Forum Umat Islam (FUI) Kota Bima, Jamaah Ansharu Syariah Kota Bima, tokoh Muhammadiyah Kota Bima, PC NU Kota Bima, Wahdah Islamiah, Ikadi Kota Bima, FKUB Kota Bima, Brigade Masjid, tokoh agama, tokoh pemuda juga akademisi.

Dipandu langsung oleh Ketua LEMBIDARA Bima, H. Eka Iskandar Zulkarnain, menghadirkan 3 (tiga) orang narasumber, yakni: Ketua MUI Kota Bima, TGH. Abidin H. Idris sebagai keynote speaker, Ustadz Ir. Fuad bin Sheff dari Pondok Pesantren Imam Syafi’i, dan Ustadz Asikin bin Mansyur Ketua FUI Kota Bima

Ketua MUI Kota Bima menyampaikan bahwa Pancasila adalah ideologi negara, bagi umat Islam sebagai warganegara Indonesia, maka wajib hukumnya mempertahankan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia.

“Kita bersama pemerintah meminta supaya langkah ini dapat direstui untuk dilakukan deklarasi dalam rangka mempertahankan negara ini, bahwa pancasila sebagai dasar negara. Sehingga masyarakat akan memahami bahwa langkah ini sangat penting dalam membangun negara yang kuat dengan ideologi Pancasila,” ucapnya

Ustadz Asikin bin Mansyur, Ketua FUI (Forum Umat Islam) Kota Bima pada kesempatan itu menyerukan kepada umat Islam agar segera menyadari bahaya yang dapat mengancam kehidupan bernegara dan beragama. Diharapkan jangan cepat terprovokasi dan terpengaruh aliran atau pemikiran yang membahayakan kehidupan bernegara dan beragama. Tindakan nyata dari FUI adalah mendorong lembaga lembaga yang ada untuk segera merealisasikan apa yang disepakati bersama, yakni deklarasi menolak kebangkitan PKI sebagai ancaman nyata dalam kehidupan bernegara dan beragama.

“Kami sangat bersyukur dan berterima kasih atas diadakannya forum seperti ini. Luar biasa untuk kepentingan negara dan agama di dalam menghadapi dan mengantisipasi bahaya-bahaya yang mengancam negara dan agama,” tuturnya.

Harapannya, bangsa Indonesia harus segera muhasabah atau evaluasi bahwasanya sudah ada bahaya yang mengancam atas keberadaan negara. Oleh sebab itu, persatuan mutlak dibutuhkan karena bahaya ini tidak akan bisa dihadapi sendiri, melainkan harus dengan kekuatan bersama.

Sementara itu, Ustadz Ir. Fuad bin Sheff memaparkan, Pancasila bukanlah agama. Jangan jadikan Pancasila sebagai agama. Pancasila adalah rumusan dari Soekarno cs. Dan Soekarno bukanlah seorang nabi. Pancasila merupakan konsensus bersama yang sekedar dikaitkan dengan kehidupan sosial yang penuh dengan toleransi. Ada 4 (empat) pilar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, yaitu: Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. Ke-4 pilar ini bukanlah harga mati

“Dari forum ini dapat mengeluarkan konsensus bersama. Ini adalah nikmat Allah SWT yang harus kita syukuri. Karena agama yang Allah ridhoi hanya Islam. Umat Islam yang menjalankan dengan benar dan lurus, maka sesungguhnya mereka itulah pancasilais sejati. Banyak yang memposisikan umat Islam yang istiqomah sebagai kelompok radikal, dan gerakan mereka adalah nyata membenturkan Islam dengan negara. Kita wajib bela Pancasila karena masih ada ruh Islamnya,” katanya.

Setelah pemaparan dari ke-3 narasumber, para peserta melakukan tanya jawab dan saling bertukar informasi terkait materi. Ketua LEMBIDARA Bima, H. Eka Iskandar Zulkarnain memberikan waktu kepada setiap peserta untuk menyampaikan gagasan maupun pandangannya masing masing

*Pramudia Bagus*

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.