WASHINGTON (Jurnalislam.com) – Migrasi dan pertumbuhan daerah Muslim, dikombinasikan dengan konflik yang berkelanjutan di sejumlah negara yang berpenduduk mayoritas Islam, telah membawa umat Islam dan agama Islam ke garis depan perdebatan politik di banyak negara.
Seperti yang dilansir World Bulletin, Senin (11/01/2016), Pew Research Center telah melakukan penelitian untuk menjawab beberapa pertanyaan kunci tentang Muslim dan Islam di Amerika Serikat.
Berapakah jumlah Muslim yang ada di AS?
Menurut estimasi terbaik Pew Research Center, Muslim membentuk hanya kurang dari 1% dari populasi orang dewasa AS. The 2014 Religious Landscape Study menemukan bahwa 0,9% dari orang dewasa AS teridentifikasi sebagai Muslim. Sebuah survei Muslim Amerika 2011 memperkirakan ada 1,8 juta orang dewasa Muslim (dan 2,75 juta Muslim dari segala usia) di negara itu. Survei itu juga menemukan bahwa mayoritas Muslim AS (63%) adalah imigran.
Proyeksi demografis Pew Research Center memperkirakan bahwa Muslim akan meningkat menjadi 2,1% dari penduduk AS pada tahun 2050, melebihi orang yang teridentifikasi sebagai Yahudi sebagai kelompok terbesar kedua dalam hal agama. (peringkat ini tidak termasuk orang-orang yang mengatakan bahwa mereka tidak memiliki agama).
Sebuah laporan terbaru memperkirakan bahwa pangsa Muslim imigran yang diberikan status penduduk tetap (kartu hijau) meningkat dari sekitar 5% pada tahun 1992 menjadi sekitar 10% pada tahun 2012, yang mewakili sekitar 100.000 imigran pada tahun itu.
Apa yang dipercaya Muslim Amerika?
Survei Pew Research Center tahun 2011 terhadap Muslim Amerika menemukan bahwa sekitar setengah dari Muslim AS (48%) mengatakan bahwa pemimpin agama mereka sendiri belum cukup untuk berbicara menentang ekstrimis Islam.
Hidup dalam masyarakat beragama pluralistik, Muslim Amerika kemungkinan lebih banyak teman non-Muslim dibandingkan Muslim di negara lain. Hanya sekitar setengah (48%) dari Muslim AS yang mengatakan bahwa semua atau sebagian dari teman-teman dekat mereka adalah Muslim juga, dibandingkan dengan rata-rata global 95% di 39 negara yang disurvei.
Sekitar tujuh-per-sepuluh (69%) Muslim AS mengatakan agama sangat penting dalam hidup mereka. Hampir semua (96%) mengatakan mereka percaya pada Tuhan, hampir dua pertiga (65%) melaporkan mereka berdoa setidaknya setiap hari dan hampir setengah (47%) mengatakan mereka menghadiri acara keagamaan serentak setidaknya Jumatan. Dengan semua langkah-langkah tradisional, Muslim di AS kira-kira sama relijiusnya dengan orang Kristen AS, meskipun mereka kurang religius dibandingkan Muslim di banyak negara lain.
Mengenai pandangan politik dan sosial, Muslim jauh lebih teridentifikasi bersandar terhadap Partai Demokrat (70%) dibandingkan Partai Republik (11%) dan mengatakan mereka lebih memilih pemerintah yang lebih besar yang lebih memberikan layanan (68%) dibandingkan pemerintah lebih kecil yang menyediakan layanan lebih sedikit (21%).
Bagaimana orang Amerika memandang Muslim?
Sebuah survei Pew Research Center yang dilakukan pada tahun 2014 meminta warga Amerika untuk menilai para anggota dari delapan kelompok agama dengan "penilaian termometer" dari 0 sampai 100, dimana 0 mencerminkan perasaan terdingin, yang merupakan Peringkat paling negatif dan 100 mencerminkan perasaan terpanas, yaitu Peringkat paling positif. Secara keseluruhan, Amerika menilai Muslim agak dingin – rata-rata 40, sebanding dengan nilai rata-rata yang mereka beri untuk kelompok ateis (41). Amerika melihat enam kelompok agama lain yang disebutkan dalam survei lebih hangat.
Partai Republik dan mereka yang bersandar ke Partai Republik memberi Muslim nilai rata-rata 33, jauh lebih dingin dari penilaian Demokrat terhadap Muslim (47).
Dibandingkan Demokrat, Partai Republik lebih mengatakan bahwa mereka sangat prihatin dengan munculnya ekstremisme Islam di dunia (83% vs 53%) dan di Amerika Serikat (65% vs 38%), menurut sebuah survei Desember 2015. Survei itu juga menemukan bahwa Partai Republik dibandingkan Demokrat lebih menganggap bahwa Islam dibandingkan agama lain lebih mendorong kekerasan antarumat (68% vs 30% dari Demokrat) dan bahwa umat Islam harus lebih diawasi dibandingkan umat agama lain (49% vs 20%).
Secara keseluruhan, kebanyakan orang Amerika (61%) mengatakan umat Islam tidak seharusnya mendapat pemeriksaan tambahan semata-mata karena agama mereka, sementara orang dewasa AS terbagi pada dua pendapat mengenai pertanyaan apakah Islam lebih mungkin mendorong kekerasan dibandingkan agama lain.
Baca juga: Pew Research Center: Tahun 2050 Jumlah Penganut Kristen Anjlok, Islam Meningkat
Sumber: Pew Research Center
Deddy | World Bulletin | Jurnalislam