JAKARTA(Jurnalislam.com)– Berbagai babak krisis ekonomi maupun kemelut sosial politik telah mewarnai pembangunan negeri ini, termasuk krisis akibat pandemi Covid-19 dan dampak situasi politik dunia. Namun, di tengah berbagai tantangan tersebut, Indonesia membuktikan mampu melewati seluruhnya dengan baik. Ke depan, tetap diperlukan kewaspadaan yang tinggi agar Indonesia tetap mampu mempertahankan kemandirian dan kedaulatannya.
“Bangsa kita patut bersyukur atas aneka pencapaian di tengah berbagai ragam persoalan, termasuk pertumbuhan ekonomi yang menunjukkan tren positif, inflasi yang relatif terkendali, dan surplus neraca perdagangan. Sungguh pun begitu, kita wajib waspada karena aneka rintangan telah menghadang di depan mata,” tegas Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin ketika menghadiri Sidang Pleno Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) XXII dan Seminar Nasional ISEI Tahun 2022 di Jakarta, Rabu (24/08/2022).
Dalam acara yang bertema “Peran ISEI Memperkuat Sinergi untuk Menjaga Stabilitas dan Mendorong Momentum Pemulihan Ekonomi yang Inklusif di Era Digital” ini, lebih lanjut Wapres menyampaikan, beberapa tantangan yang ada di depan, di antaranya pada tingkat global inflasi di negara-negara Eropa dan Amerika Serikat tembus di atas 8 persen. Sementara pada tingkat domestik, sejak awal dekade 2000-an kontribusi sektor industri terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) terus mengalami penurunan. Untuk itu ke depan, Wapres menilai, harus ada pendalaman ekonomi yang memberikan nilai tambah.
“Artinya, pendalaman ekonomi yang bernilai tambah menjadi pekerjaan rumah di masa mendatang. Reindustrialisasi menjadi pilihan yang tidak bisa dihindari,” ungkapnya.
Sementara dari sisi kemandirian pangan dan energi, Wapres menekankan, diperlukan penguatan dan pemerataan agar dapat turut mendukung pemerataan kesejahteraan di Indonesia.
“Kemandirian pangan dan energi masih belum sepenuhnya menjelma di negeri ini. Kedua sektor ini merupakan sektor basis (di samping sektor industri) yang menjadi tulang punggung perekonomian. Demikian pula dukungan sektor keuangan juga harus nyata terhadap sektor riil ini. Triple F (food, fuel, and finance) menjadi pusat pertempuran ekonomi yang mesti dimenangkan,” imbau Wapres.
Sedangkan dari aspek ekonomi, Wapres mengingatkan, mengejar pertumbuhan ekonomi juga harus dibarengi dengan ikhtiar mewujudkan pemerataan pembangunan.
“Infrastruktur ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan teknologi mesti hadir sampai ke pelosok negeri. Pertumbuhan ekonomi harus menyentuh semua lapisan, bukan hanya dinikmati oleh segelintir orang,” imbaunya.
Menutup sambutannya, kembali Wapres mengingatkan bahwa di tengah berbagai tantangan yang ada, Indonesia mampu menghadapi dan melaluinya dengan baik. Sehingga ke depan, pengalaman-pengalaman berharga tersebut dapat menjadi bekal dalam menghadapi tantangan berikutnya di masa depan.
“Sejarah memberikan pelajaran bahwa Indonesia bisa keluar dari krisis 2008 tersebut dengan baik dan perekonomian kembali berada di jalur pemulihan tahap demi tahap. Saya juga yakin perkara sosial-ekonomi yang dihadapi kali ini bisa dilalui dengan baik, _Insya Allah_, berbekal pengalaman dan pengetahuan tersebut,” pungkas Wapres.
Sebelumnya, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyampaikan, bahwa tantangan-tantangan yang dihadapi bangsa baik di bidang energi, pangan, maupun ekonomi, keseluruhannya perlu diimbangi dengan kebijakan yang sesuai dengan perkembangan keadaan yang terjadi.
“Kebijakan harus menyesuaikan, adaptasi,” tuturnya.
Ia juga mengungkapkan harapannya agar ISEI sebagai wadah berkumpulnya para ekonom, dapat memberikan masukan-masukan terbaiknya untuk Indonesia yang lebih baik lagi.
“Mudah-mudahan ISEI akan memberikan feeding (masukan) yang baik agar kita jauh lebih bisa berdikari dalam bidang ekonomi,” pungkasnya.