JAKARTA(Jurnalislam.com)— Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid mengingatkan bahwa Ditjen Bimas Islam adalah etalase Kementerian Agama.
Pesan ini disampaikan Wamenag saat menutup Rakernas Ditjen Bimas Islam di Cilegon. Rakernas mengangkat tema “Transformasi Layanan Umat dan Perwujudan Good Governance dalam Fungsi Agama”.
Hadir, Dirjen Bimas Islam Kamaruddin Amin beserta jajarannya. Rakernas diikuti para Kabid Urusan Agama Islam (Urais) dan sejumlah utusan Kankemenag Kab/Kota.
“Ditjen Bimas Islam harus menjadi etalase Kemenag,” tegas Wamenag di Cilegon, Kamis (3/3/2022).
Wamenag mengatakan, dari tujuh program prioritas Menteri Agama, setidaknya ada tiga yang terkait dengan fungsi Ditjen Bimas Islam. Yaitu, moderasi beragama, revitalisasi KUA, dan transformasi digital.
Upaya mewujudkan tiga program prioritas ini harus dilakukan secara sinergis. Bimas Islam harus mampu menggalang dukungan semua pihak, antara lain keterlibatan masyarakat, ormas Islam, dan kelompok masyarakat lainnya.
“Bimas Islam harus mampu merangkul banyak pihak agara mampu berkontribusi aktif dalam pencapaian program,” tutur Menag.
“Segala langkah dan strategi pencapaiannya juga harus dilaksanakan dalam bingkai good governance yang berujung pada kemaslahatan,” tandasnya.
Pesan senada sebelumnya disampaikan Menag Yaqut Cholil Qoumas. Menag menekankan bahwa Ditjen Bimas adalah etalase Kementerian Agama. Untuk itu, ASN pada Ditjen Bimas harus mampu memberikan pelayanan keagamaan yang prima kepada masyarakat.
“Jangan sampai saat ada masyarakat yang ingin dilayani, kita tidak berada dalam posisi sempurna untuk melayani,” pesannya.
“Dirjen Bimas Islam harus mampu menjadi ujung tombak Kemenag,” tandasnya.